Home / Pendekar / JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI: Chapter 91 - Chapter 100

127 Chapters

KETEGUHAN SASODARA

Wiku Sasodara memeluk Kalwang saat akhirnya ia sampai di tempat, dimana Sang Wiku bermukim sementara. Wiku Magha-pun berpelukan dengan Amasu seakan ia sendiri merasa lega setelah menempuh perjalanan dengan berbagai kesulitan."Amasu, senang sekali melihatmu kembali. Begitu sulit menemukan kalian dengan menembus hutan yang luar biasa mengerikan. Untung ada Gagak milik Rukma yang menuntun kami sampai di tempat ini." Kata Wiku Magha bahagia."Ah, jangan merendahkan diri begitu Kakang Magha. Kesaktian dan kemampuan spiritualmu jauh melebihi aku. Jadi sudah pasti, kau akan mampu mengatasi semua kesulitan. Ayo duduklah dan hangatkan dirimu. Puaskan dahagamu dan makanan yang memang seadanya." Kata Amasu."Terima kasih Amasu. Aku hanya memiliki waktu sedikit, tapi baiklah ini akan menyemangatiku saat kembali ke Sadara. Oh ya Wiku Candavira menitipkan beberapa barang yang bisa menambah persediaan logistik kalian. Para Bikku yang menemaniku membawa beras, biji-bijian, gula aren dan garam." Kata
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

PUTRA PERTAMA

Pangeran Balaputeradewa sangat bahagia saat akhirnya Ganika melahirkan seorang putra untuknya. Namun banyak rumor yang meneror kehidupan Ganika saat upacara nama diberikan. Banyak orang menyebarkan isu-isu bahwa yang dilahirkan Ganika bukanlah putra Pangeran Balaputeradewa."Kau lihat, wajahnya sepertinya tidak mirip dengan Mahamenteri I Halu. Kalau soal tampan, bayi ini memang sangat rupawan, tapi hidung dan bibirnya sama sekali tidak mirip ayahnya."Pangeran Aswangga berbisik pada Rakai Racakana. Rakai Racakana hanya tersenyum. Namun Mpu Ghek Sang Pati menimpali dengan fitnah yang lebih keji lagi."Yang kudengar sebelumnya, putri Ganika ini telah menyerahkan kegadisannya kepada Pawana. Orang yang saat malam boyongan ke Walaing menyatroni kamar tidur Mahamentri I Halu, kemudian terbunuh."bisiknya disambut tawa terkikik beberapa bangsawan."Ya-ya, benar. Wajahnya begitu mirip dengan wajah orang yang terpenggal itu. Kurasa Pangeran Balaputeradewa telah ditipu." Rakai Gajameya menanggapi
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

PENGEJARAN

"Karmika, karmika!" Teriak Pangeran Balaputeradewa. Ada kemarahan dalam suaranya."Hamba menghadap tuanku." Kata Karmika"Prajurit sandi macam apa kau ini? Menemukan Mpu Panukuh dan Mpu Kumbhayoni saja tidak becus. Malah Mpu Kumbhayoni dan anak buahnya datang dan menyusup untuk menyakiti putri Ganika, kau malah tidak tahu. Sungguh memalukan. Pada saat Jentra Kenanga memimpin tidak seperti ini kerja kalian. Mengapa sekarang tidak ada disiplin dan koordinasi yang jelas diantara pasukan sandi. Meskipun secara kedinasan aku memegang Walaing. Tetapi tidak berarti aku kehilangan kewenanganku di pasukan Sanditaraparan."Pangeran Balaputeradewa memarahi Karmika sebagai devisi sandi pengamanan Kerakyanan Walaing.Devisi Pengamanan Walaing tidak hanya bertugas mengamankan wilayah tersebut dari kemungkinan di serang musuh tetapi sekaligus juga sebagai pasukan kawal rahasia keluarga Rakai yang memimpin. Karmika sendiri sungguh merasa malu karena ia bisa kebobolan."Apa saja kerjamu dengan teman-tem
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

UPAYA WIKU MAGHA

Wiku Magha mencari jalan memutar untuk menghindari para anggota pasukan sandi yang disebar oleh Pangeran Balaputeradewa. Ia mencium niat yang lain dari Mahamentri I Halu untuk meraih kekuasaan dan menekan kedudukan Maharaja. Wiku Magha juga mengerti bahwa satu-satunya senjata yang dapat dipakai untuk menekan Maharaja adalah Mpu Panukuh. Jika Mahamentri I Halu mampu menangkap Mpu Panukuh hidup-hidup maka ia bisa menggunakan calon Rakai muda wangsa Sanjaya itu sebagai bonekanya. Atau sebagai sandera untuk meraih dukungan."Gusti ayu!" Wiku Magha mengetuk pintu pelan.Lintang Sotya abdi dari Dyah Meitala-pun membuka pintu."Ah Lintang, apakah Gusti Ayu Meitala belum tidur?" Tanya Wiku Magha."Belum Wiku, namun sedang melakukan puja." Kata Lintang Sotya."Bisakah kau minta beliau untuk menemuiku sekarang. Ini sangat penting dan mendesak Lintang."kata Sang Wiku."Siapa yang datang, Lintang?" Terdengar suara yang sangat lembut dari dalam bilik."Hamba Gusti ayu. Wiku Magha." Jawab MaghaDyah
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

PENCARIAN KELWANG DAN RUKMA

"Apa? Mereka membakar Tuk Mas."Teriak Wiku Sasodara tidak percaya."Gusti Panukuh...." Kelwang seketika jatuh terduduk."Apakah berita itu bisa dipercaya kakang Jentra?" Tanya Candrakanti"Gananendra mengirimkan pesan kepadaku. Perintah langsung turun dari Maharaja Samarattungga karena Maharaja mencurigai ada gerakan dari Walaing yang menyokong Tuk Mas berupa uang emas yang katanya untuk membeli senjata. Keberadaan Tuk Mas sendiri telah diberitahukan oleh seorang sandi yang langsung memberikan laporan kepada Maharaja." Jawab Jentra.Sasodara menahan amarah yang teramat sangat. Wajahnya memerah dan mata yang menyala. Jentra Kenanga sangat khawatir jika nanti Sang wiku mencapai puncak amarahnya, ia akan mengeluarkan seluruh kesaktiannya untuk meluluh lantakan Medang. "Sabarlah guru. Semua belumlah pasti benar. Para sandi yang bertugas di lapangan pasti hanya akan melaporkan keberhasilan mereka, karena mereka pasti berharap tidak dihukum. Namun saya tidak yakin Wiku Magha gagal menyelam
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

SEBUAH KESALAHPAHAMAN

Rukma dan Gaurika mengelap keringat mereka yang becucuran saat membolak-balikan mayat yang terbakar baik hanya sebagian maupun seluruhnya. Namun tidak ada tanda-tanda itu Mpu Panukuh ataupun Dyah Meitala. Sementara Kelwang mencoba mengenali juga orang-orang dari Kelasa yang dikenalinya, namun tidak satu-pun ditemuinya. Begitu juga tanda-tanda Mpu Kumbhayoni dan guru-gurunya yang dari Walaing."Di sebelah sana tidak ada."Kata Rukma"Di sisi sebelah sini-pun aku tidak menemukan siapapun. Aku akan mencoba melihat yang ada di sebelah sana. Mungkin aku bisa menemukan tanda-tanda kehidupan."Jawab Gaurika. Rukma mengangguk."Kau menemukan teman-temanmu Kelwang?" Tanya Rukma"Belum Kakang. Tapi aku menemukan kelat bahu Munding. Apa mungkin mereka ditawan?"Tanya Kelwang."DI mana kau menemukannya?" Rukma memeriksa kelat bahu atau gelang lengan yang ditemukan Kelwang."Aku menemukan di sana kakang." Kata Kelwang sambil menunjuk hutan yang cukup lebat."Kalau ditawan, pasti akan mengarah ke Poh
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

TINDAKAN PENGAMANAN

"Mengapa ke Gunung Gora?" Tanya Rukma saat mereka berjalan beriringan menuju tempat persembunyian Mpu Panukuh. "Karena Gora adalah benteng pertahanan terkuat wangsa Sanjaya. Di tempat itu masih ada Rakai Gejahlewa yang merupakan abdi setia wangsa Sanjaya. Hhmm....seharusnya saya tidak mengatakan ini kepada Sanditaraparan Medang." Kata Bahuwirya sambil tersenyum."Meskipun aku perwira Sanditaraparan, namun aku tidak mengabdi pada kekuasaan. Aku mengabdi pada kebenaran yang didasarkan pada undang-undang negara. Benar kami dilantik oleh seorang Raja, tetapi bahkan Raja-pun harus tunduk pada ketentuan negara berupa undang-undang yang disepakati Dewan kerajaan." Jawab Rukma."Jadi menurut Anda, apakah Maharaja Samarattungga tidak sedang menyimpang dari undang-undang itu?" Tanya Diraya"Jika menurut pengamatanku, Maharaja Samarattungga tidak melakukan kesalahan ini sendirian namun seluruh anggota Dewan kerajaan turut andil di dalam kekacauan ini, terutama wangsa Sanjaya yang tidak murni, a
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

PERANG DALAM BAYANGAN

"Sial. Mengapa bisa lolos?" Teriak Sriti lirih, namun meskipun lirih tetap terdengar oleh Candrakanti yang sedang meninggikan radarnya sejak Rukma, Gaurika dan Kelwang turun.Candrakanti terus memperhatikan dan mengawasi pergerakan Sriti, bukan hanya supaya Sriti tidak membahayakan anggota kelompoknya namun sekaligus supaya Sriti tidak mendekati Jentra Kenanga. Hanya saja ia juga terikat oleh tugas yang diberikan Maharaja Samarattungga. Kegelisahan Candrakanti-pun sempat terbaca oleh Jentra Kenanga, yang bukan tidak tahu berkaitan dengan tugas yang diterima istrinya dari Maharaja Samarattungga sendiri. Namun Jentra tetap berpura-pura seperti tidak tahu apa-apa. Termasuk saat ini, ketika perburuan Mustika telah masuk ke tahap-tahap paling rumit karena yang mereka hadapi bukan hanya manusia saja, namun juga penunggu-penunggu Gunung yang memiliki kesaktian diluar nalar yang hanya bisa dikalahkan dengan olah spiritual."Malam ini kita akan memasuki demensi yang berbeda dari perjalanan ki
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

KEMARAHAN NAGARJUNA

Jentra dan Amasu menggiring Sriti menuju ke perkemahan Nagarjuna di perut Gunung, agak jauh dari tempat dimana Jentra dan Amasu mendirikan perlindungan mereka dari dingin dan kabut. Sriti menangis sepanjang jalan dan menghiba untuk dikasihani."Ayolah Kakang Jentra. Jangan lakukan ini padaku. Aku sungguh menyesalinya. Aku....aku melakukan ini karena aku ingin bisa mendapatkan perhatianmu. Kakang....tolonglah, bagaimana aku menjalani hariku tanpamu." Tangis Sriti sambil merayu Jentra yang terus menarik tangan Sriti tanpa bicara apa-apa.Amasu sebenarnya ingin sekali menggoda Jentra. Namun ia tidak sampai hati melihat sahabatnya yang begitu serius menangani kasus ini. Pada perburuan mustika yang pertama dan memasuki demensi berbeda, Jentra sempat hampir mendapatkan mustika Kalimaya jika saja Sriti tidak membuyarkan meditasinya. Sehingga akhirnya ia hanya mendapatkan tiga buah permata Biduri yang dikirimkan kepada calon menantunya Mpu Panukuh.Kali ini Jentra sepertinya tidak ingin kebob
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

CINTA DAN KEBENCIAN

"Mengapa kau bawa ia kembali?" Tanya Candrakanti dengan marah."Kau tidak melihat? Tombak Nagarjuna menembus punggungnya Kanti. Ia terluka parah." Kata Jentra sambil mengambil obat-obatan yang diperlukan untuk menghentikan pendarahan pada luka Sriti."Nagarjuna ternyata sangatlah kejam. Tidak ada belas kasihan sedikit-pun pada wanita yang selama ini membantunya. Lepas Sriti telah mengkhianati kita, namun kita wajib menolongnya Kanti." Kata Wiku Sasodara yang masih berusaha menghentikan pendarahan Sriti dengan menggunakan ilmu pengendalian airnya. "Benar. Senjata Nagarjuna itu sangat berbahaya, ia tidak hanya menusuk tetapi juga bisa mengembang seperti payung sehingga akan mengupas jaringan atau organ jika benar sampai masuk ke perut Jentra. Sriti menyelamatkannya Kanti. Jadi kumohon, berbelas kasihanlah. Hilangkanlah kebencianmu dan rasa cemburu itu." Kata Amasu.Jentra dan Sasodara mengunci beberapa titik pembuluh darah Sriti dengan ilmu kanuragan mereka. Lalu Sasodara menjahit luka
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status