Semua Bab JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI: Bab 111 - Bab 120

128 Bab

PERJALANAN MENUJU GORA

Jentra memacu kudanya menuju wilayah Rakai Gajahlewa di Gunung Gora. Ia meninggalkan Medang dengan diam-diam untuk mencari Rukma, Gaurika dan Ganika. Berita terakhir yang dia tahu adalah bahwa Rukma menyampaikan pesannya kepada Dyah Ayu Meitala yang sedang berada di Sapada, menuju Gora tetapi mereka berpisah jalan setelah Dyah Ayu Meitala memutuskan, mengikuti nasehat Wiku Sasodara untuk pergi ke negara Pali.Namun sayang setelah itu tidak ada kabar lagi tentang Rukma selain isu yang mengatakan bahwa Rukma telah bersatu dengan Mpu Kumbhayoni dan bergabung dengan kekuatan Gajahlewa. Rakai Gajahlewa sendiri meruapakan Rakai di bawah kerajaan Medang namun setelah surutnya Sanjaya, ia menolak untuk tunduk kepada Medang. Hal ini tentu saja membuat Jentra sangat khawatir."Siapa kau ki sanak? Berani sekali melintasi wilayah kami tanpa ijin. Batas barat Sungai Sarayu adalah wilayah Rakai Gajahlewa, dan untuk memasukinya kau memerlukan ijin." Kata dua orang ksatria dengan pakaian yang cukup m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-26
Baca selengkapnya

PERSETERUAN SERU

Candrakanti yang menerima tanda mata dari Sriti berupa hiasan pinggang milik Jentra menahan kesedihan dan kemarahannya."Kakang Jentra kau tega sekali. Mengapa kau mengkhianatiku lagi, apa semua yang kulakukan untukmu tidaklah cukup?"Tangis Candrakanti. "Ada apa, Bu?"Tanya Gyandra pada ibunya. Candrakanti cepat-cepat menghapus air matanya supaya Gyandra tidak tahu kesedihannya."Tidak ada apa-apa ndhuk. Ibu hanya menunggu ayahmu, mengapa belum kembali juga?" Candrakanti berpura-pura tidak terjadi apapun. Gyandra tertawa melihat ibunya."Ibu ini lucu. Bukankah beberapa tahun selalu bersama ayah di Udarati, masak baru ditinggalkan sebentar saja sudah rindu lagi." Katanya."Kemarilah." Candrakanti memeluk putrinya yang telah beranjak dewasa itu."Nanti jika kau sudah menikah, kau akan merasakan bagaimana merindu pada suamimu dan kau juga akan merasakan apa yang ibu rasakan jika ayahmu belum kembali. Apalagi ini sudah hampir lebih enam minggu ayahmu belum kembali." lanjut Candrakanti."B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

UJIAN KESABARAN

"Kanti, maafkan aku." Kata Jentra sambil mendekap erat istrinya. Candrakanti tidak menjawab. Jentra tahu, hal ini pasti akan berbuntut panjang. Kesabarannya akan benar-benar diuji meskipun ia juga menyadari jika ini adalah kesalahannya."Marah, kesal, sedih tentu aku paham yang kau rasakan. Tetapi masalahnya tidak sesederhana itu." Jentra melanjutkan."Lalu apa yang bagimu sederhana kakang? Perempuan itu hamil dan dia bilang anak dalam kandungannya adalah anakmu. Sementara kau juga tidak berbuat apa-apa untuk anak perempuanmu saat Wiku Sasodara memotong rencana perjodohannya? Lalu apa yang bisa kuharapkan darimu Panglima Jentra? Apa kau begitu gagah di luar sana membela negara dan bangsamu tapi kau begitu lemah untuk melindungi keluargamu?" Tanya Candrakanti. Jentra terdiam. Apa yang dikatakan Candrakanti bukanlah hal yang keliru, tapi entah mengapa ia sendiri seperti terkunci dalam kotak yang tidak bisa dibuka dan membuatnya hanya bisa menerima sebuah kenyataan seperti kebenaran."Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

SIASAT PANGERAN BALAPUTERADEWA

Malam itu Jentra dipanggil menghadap Pangeran Balaputeradewa di perdikannya di Walaing. Sementara Rukma diminta Jentra untuk menjaga Candrakanti dan Gyandra supaya mereka tidak benar-benar meninggalkan Jentra, sekaligus membuat Rukma tidak harus menjawab pertanyaan Mahamentri I Halu terkait dengan kepergian Ganika. Jentra-pun duduk bersila menunggu kehadiran Pangeran Balaputeradewa. Saat Sang Pangeran datang, Jentra menerima perlakuan seperti saudara laki-laki jauh yang baru saja kembali. Pangeran Balaputeradewa memeluknya."Jentra, akhirnya setelah sekian lama kita bertemu lagi. Kenapa kau tidak pernah nampak menua?" Sambut Pangeran Balaputeradewa."Udara gunung sangat baik untuk kulit Gusti. Airnya-pun jernih dan murni sehingga kami benar-benar merasakan keberkahan dari semesta melalui semua anugerah alam yang seringkali kita abaikan." Jawab Jentra."Aku percaya Jentra. Kau semakin tampan saja, tidak berniat menambah istri? Jika kau berminat, aku bisa mengatur perjodohanmu dengan S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

RENCANA JENTRA

Jentra diam-diam mengumpulkan orang-orang yang bisa dipercayanya untuk menghadang pasokan batu dan kayu yang digunakan untuk membangun Bhumi Sambhara Budura. Mereka sengaja membuat dam-dam besar dengan menarik air dari seluruh penjuru wilayah, kemudian mereka membuka dam-dam itu saat pasokan batu datang dari Gunung Candramuka atau Candrageni. Strategi ini di sebut sebagai serangan dengan air. Serangan ini akan membuat kapal-kapal pengangkut batu pecah berantakan sementara batu-batu itu akan tenggelam di sungai yang dalam dan berbuaya. Hal ini sudah pasti menyulitkan anak buah Pikatan untuk mendapatkan batu-batu terbaik ketika membangun Bhumi Sambhara Budura. Mereka harus mengumpulkan batu-batu itu lagi satu per satu dengan bantuan gajah-gajah besar yang tidak takut pada buaya.Serangan-serangan air ini dilakukan dengan sangat baik dan tepat sasaran. Sehingga para silpin menjadi kesulitan jika tiba-tiba wilayah mereka dibanjiri air. Bagi orang-orang Syailendra hal ini bukanlah hal su
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

PERTEMPURAN CINTA

Kelwang mengendap-endap diantara pepohonan bersama Laturana menuju salah satu titik api yang di maksud Pikatan di hulu anak-anak sungai yang nantinya bermuara di Progo atau Elo. Ia melihat sekelompok pria muda yang dipimpin seorang wanita muda."Apakah ini yang dimaksud Kakang Rukma sebagai Gyandrawati Wulan, putri dari Paman Jentra Kencana? Ternyata gadis ini sangatlah cantik Ratna Widuri bukanlah lawan yang sepadan dengan kecantikannya. Pantas saja, Gusti Ayu Dyah Meitala tadinya akan menikahkan gadis ini dengan Gusti Pikatan. Sungguh pasangan yang sangat serasi. Tampan dan cantik." Kata Kelwang lirih."Ah, tapi kau juga tidak kalah tampan dibandingkan Gusti Pikatan, Kelwang. Hanya berbeda warna kulit saja, kau hitam manis dan Gusti Pikatan putih susu. Namun semua memiliki daya tariknya sendiri." Laturana yang diam-diam mendengar perkataan Kelwang menanggapi. Kelwang menjadi malu. "Biarkan Ratna Widuri menjadi kekasih Megarana saja. kasihan dia, sudah mulai tua tapi belum ada jodo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

PERSETERUAN API, UDARA DAN AIR

"Kakang Jentra Kenanga, mengapa kau lakukan ini kepada kami?" Tanya Mpu Kubhayoni saat akhirnya ia berhasil mencapai puncak perbukitan dimana Jentra dan anak buahnya mencoba menarik seluruh air ke dalam semacam embung untuk nantinya digunakan membanjiri sungai utama yang mengangkut material batuan ke Bhumi Sambhara Budura."Maaf Gusti Kumbhayoni, saya hanya menjalankan tugas dari junjungan saya?" Jawab Jentra meskipun dengan hati yang sangat berat, andaikata ia tak membuat kesalahan pada Candrakanti, semua pasti akan menjadi berbeda kisahnya."Siapa junjunganmu itu Kakang? Bukankah Maharaja menginginkan Bhumi sambhara diselesaikan?" Tanya Mpu Kumbhayoni."Dan siapakah anda Gusti? Mengapa anda tiba-tiba membantu musuh bebuyutan anda yang telah membunuh kakek dan ayah tuanku? Tuluskah atau hanya kepentingan politik semata? Terkadang dunia memang lucu Gusti. Jadi apapun pilihan kita yang sebenarnya, bisa saja terganjal kepentingan dan ambisi serta kenyataan yang ada." Jawab Jentra. Mpu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

KEKECEWAAN SANG PANGERAN

Setelah Wiku Sasodara menghentikan serangan Jentra Kenanga terhadap iring-iringan kapal pengangkut bahan material pembangunan Bhumi Sambhara, maka Pikatan berhasil menyelesaikan bagian-bagian penting candi besar dalam waktu yang luar biasa singkat. Ia mengerahkan silpin-silpin terbaik yang didatangkan dari Pengging. Kecepatan pembuatan ornamen dan ukiran-pun luar biasa singkat. Keahlian mereka dalam pengendalian tanah, menjadikan ukiran-ukiran batu terasa mudah bagi jemari mereka."Aku belum pernah melihat orang mengukir batu dengan jari-jemarinya. Sungguh luar biasa. Jika orang-orang yang tidak tahu pasti akan mengira Gusti Pikatan menggunakan bantuan jin dan siluman untuk menyelesaikan candi ini." Kata Rukma pada Laturana."Ya, kemampuan para pengendali tanah memang luar biasa. Kalau aku mengukir dengan kekuatan apiku, yang ada batunya gosong, ukirannya nggak terbentuk." Laturana tertawa pahit."Apalagi aku, yang ada batunya lumutan, ukirannya nggak muncul." Rukma menimpali."Coba k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

PERNIKAHAN AGUNG

Bangunan suci di Bhumi Sambhara telah diresmikan. Semua orang berbahagia terutama para Wiku karena Bhumi Sambhara akan menarik banyak orang untuk datang dan bersembahyang di tempat suci itu. Sehingga persembahyangan itu tidak hanya mendatangkan berkat dari doa-doa mereka yang berziarah namun sekaligus akan menjadi pemicu peningkatan ekonomi Medang dari perdagangan dan wisatanya."Wiku Sasodara sekarang sampailah kita pada pemberian hadiah pada Silpin Agung yang telah menyelesaikan pembangunan Bhumi Sambhara Budura. Aku akan menganugerahkan gelar Rakai dan akan kuberikan wilayah Kailasa kepadanya." Maharaja Samarattungga bertitah. Mendengar berita itu Sang putri Dyah Meitala dan putranya Pikatan langsung berlutut. Warisan ayah mereka akhirnya kembali lagi kepadanya. "Mulai hari ini silpin Agung Medang akan bergelar Rakai, dan akan disebut sebagai Rakai Pikatan Dyah Saladu yang akan menguasai Keilasa dan sekitarnya di wilayah Kewu. Kami semua warga Medang berterima kasih kepadanya atas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya

PEMILIK MUSTIKA UDARATI

Perkawinan Agung antara Rakai Pikatan dengan Mahamentri I Hino benar-benar diselenggarakan dengan meriah. Banyak tamu yang hadir dalam perhelatan yang diselenggarakan selama hampir satu bulan. Rakyat-pun ikut menikmati kemeriahan pesta yang diselenggarakan istana dan mereka bisa menikmati aneka makanan serta jajanan gratis."Aku senang seluruh rakyat dapat menikmati pesta yang menyenangkan ini. Hanya semua pasti ada akhirnya bukan? Tidak selamanya kita akan berpesta. " Kata Andaka pada Kelwang, Munding dan Rukma."Benar. Tapi puncak acara yang sangat ditunggu adalah pemberian berkat bagi pengantin dari para Wiku. Aku jadi penasaran saja apa yang akan menjadi hadiah Wiku Wirathu dan Sasodara nanti bagi kedua mempelai." Rukma memang sedang bertanya-tanya apakah Wiku Sasodara benar-benar akan memberikan mustika Udarati pada kerajaan Medang atau justru menyimpannya untuk Pangeran Balaputeradewa."Kau benar Kakang Rukma. Aku juga sangat penasaran dan jika tidak salah. Puncaknya adalah mala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status