BAB 20POV PURNAMA."Setelah semua yang kamu lakukan? Baru malam ini kamu mendatangiku? Setelah puluhan purnama aku lalui dengan kepiluan. Setelah hanya kesakitan yang menemani hari-hariku. Baru hari ini kamu menampakkan wajahmu di depanku?" Aku bertanya datar pada lelaki yang bahkan belum kuketahui namanya."Maaf, mohon maafkan aku ...," ujarnya dengan lirih.Wajah itu penuh dengan pengharapan. Wajah itu begitu memelas. Sama seperti saat aku memelas kepercayaan Ibu dan Bapak yang tidak kudapati sebelum benar-benar terusir."Maafmu tidak dapat mengubah apa-apa," ucapku kemudian."Aku tahu. Tapi setidaknya, aku sudah mencoba meminta maaf pada kamu. Mungkin maaf ini hanya sia-sia, tapi aku sendiri tidak tahu apa yang bisa kulakukan selain meminta maaf terhadap kamu," ucapnya lagi."Sudahlah, Bang. Aku minta sekali lagi pada abang, lebih baik Abang pergi dari sini sekarang dan jangan pernah lagi menampakkan wajah Abang di sini. Aku tidak bisa kembali pada Fanisa, aku memang mencintainya
Last Updated : 2024-03-16 Read more