Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 531 - Bab 540

577 Bab

Bab 0531

"Yudha, kenapa kamu datang cepat sekali hari ini?"Tepat pada saat itu, kebetulan Melanie kembali dari luar. Dia menatap Amel dengan tenang. "Kenapa teriak-teriak? Pantatmu sakit lagi?""Ada apa?" Yudha mengerutkan kening. "Kamu mukul dia?""Mana mungkin?" Melanie tersenyum tak berdaya. "Demamnya parah tadi pagi, jadi harus disuntik obat. Sejak tadi dia ngeluh terus pantatnya sakit."Tatapannya kepada Amel berubah penuh peringatan. "Jangan bikin susah Paman Yudha.""Iya." Amel menundukkan sedih dan berbaring lagi di tempat tidur dengan patuh, mengundang rasa iba.Yudha menyentuh kepala si kecil dengan lembut. "Nggak apa-apa. Yang sabar, besok nggak sakit lagi.""Ya, terima kasih Paman Yudha." Amel tidak berani bicara macam-macam.Melanie mulai menyuapi si kecil makan malam. Gerakannya lembut. "Ayo, makan yang banyak biar cepat sembuh."Amel menurut dan makan dengan lahap, sepertinya sudah mulai membaik.Setelah Melanie selesai menyuapi, Yudha memanggilnya keluar."Amel 'kan sudah mendi
Baca selengkapnya

Bab 0532

Melanie menggeleng, matanya memerah. "Entahlah. Waktu pergi tidur kemarin malam sudah baik-baik saja, tapi demamnya naik lagi waktu pagi.""Apa kata dokter? Sudah diperiksa?" Yudha tampak khawatir dengan keadaan Amel juga.Melanie mengangguk. "Sudah. Sementara ini nggak ada masalah serius. Kata dokter, mungkin karena tubuh anak itu terlalu lemah. Daya tahan tubuhnya kurang bagus."Yudha mengerutkan kening. "Ikuti aku keluar."Melanie melepas tangan Amel dan mengikuti Yudha menuju koridor."Dokter spesialis di Meria nggak bisa tunggu lebih lama lagi." Yudha berpikir sejenak. "Bagaimana kalau begini. Kita bawa Amel, naik jet pribadi keluarga Lastana. Di dalam pesawat tetap bisa infus."Melanie tertegun dalam hati. Dia tidak menyangka Yudha begitu terburu-buru, bahkan sampai ingin memakai jet pribadi.Dia tetap tidak setuju. "Yudha, kenapa kamu buru-buru sekali? Kalau dokter spesialisnya nggak bisa sekarang, bisa cari hari lain. Kita nggak sedang buru-buru."Wajahnya berubah sedih. "Amel
Baca selengkapnya

Bab 0533

Amel seketika lebih energi saat melihat Yara datang."Kamu kenapa? Masuk angin?" Tangan cemas Yara menyentuh kepala si kecil yang masih sedikit hangat."Nggak tahu." Si kecil menggeleng. "Tapi nggak apa-apa. Ibu bilang, aku pasti sembuh sebentar lagi, 'kan sudah disuntik dan minum obat.""Ya, sebentar lagi pasti sembuh." Yara menyelimutinya dengan hati-hati sambil berpikir.Perasaannya sedikit tidak tenang. Mungkinkah Melanie menggunakan Amel sebagai alasan untuk tidak pergi ke Meria?Sulit baginya untuk menghilangkan kecurigaan bahwa ini adalah ulah Melanie!Dia menemani Amel selama beberapa menit, lalu bangkit hendak pergi. "Melanie, keluar sebentar."Yara memanggil wanita itu ke koridor. "Ini pasti ulahmu, 'kan?""Apa?" Melanie tampak tidak senang. "Coba tanya Amel sendiri, pernahkah aku berbuat kasar padanya?"Yara mengerutkan keningnya. "Awas saja kalau kamu benar menyakiti Amel!"Yara pun pergi setelah memberi peringatan. Namun, ketika keluar dari rumah sakit, dia tetap sangat cu
Baca selengkapnya

Bab 0534

Dia menyadari betul perubahan suasana hati Melanie. "Kamu kelihatannya nggak suka. Kenapa?""Yudha, aku tahu aku harusnya bahagia." Melanie menunduk. "Tapi, melihat kamu sangat terburu-buru, hatiku terasa berat. Kamu sebenarnya menganggap aku nggak bisa hamil sebagai masalah besar, ya 'kan?""Jangan berpikir yang nggak-nggak." Yudha menepuk lengannya. "Istirahat yang cukup malam ini. Mungkin kamu akan ada kabar baik besok."Setelah Yudha pergi, Melanie benar-benar panik.Dia tidak bisa menemui dokter spesialis kesuburan. Dia pernah melahirkan. Tidak ada masalah sama sekali. Hal seperti ini tentu tidak bisa disembunyikan.Ragu-ragu, dia menelepon Revan. "Pak Revan, kamu tahu dokter spesial kesuburan itu menginap di mana?""Oh, di Hotel Royal." Karena kebingungan, Revan bertanya, "Ada perlu apa?""Nggak apa-apa, aku cuma ingin berkunjung." Melanie berkata malu-malu, "Tapi aku takut mengganggu istirahatnya.""Sebaiknya nggak usah ke sana. Dokternya perlu istirahat setelah hampir sepuluh p
Baca selengkapnya

Bab 0535

"Yang tenang dulu." Yara membantu Siska duduk di sofa. "Bagaimana perasaanmu sekarang?"Siska menggeleng. "Entahlah, rasanya pikiranku terbang ke mana-mana ...."Dia meraih tangan Yara. "Aku harus apa? Kalau aku beneran hamil ... Rara, aku takut.""Jangan takut. Tenangkan pikiranmu." Yara paham perasaan Siska.Siska sudah bertekad untuk mengakhiri hubungannya dengan Tanto. Jika Siska kemudian benar-benar hamil, pasti akan sangat sulit untuk berpegang dengan keputusan ini.Dia mengeluarkan telepon genggamnya. "Aku belikan test pack dulu. Kita lihat nanti.""Oke." Siska menghela napas panjang dan duduk diam dengan pikiran linglung.Yara selesai memesan dan bertanya lagi, "Kamu mau makan sesuatu? Kamu belum makan sejak pagi, 'kan?""Nggak mau!" Mendengar kata makan, Siska langsung merasa mual dan segera bangkit berlari ke kamar mandi.Dia mengunci pintu dan muntah lagi. Seluruh tubuhnya lunglai."Siska?" panggil Yara yang cemas di luar. "Kamu nggak apa-apa?""Nggak apa-apa. Rara, kamu mak
Baca selengkapnya

Bab 0536

Namun, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu Siska.Dia berdiri tanpa suara di depan pintu, menyeka air matanya yang mengalir deras, takut Siska tiba-tiba membuka pintu dan melihatnya menangis.Setelah sekitar 15 menit, Siska akhirnya membuka pintu kamar mandi."Siska?" Yara menatapnya dengan penuh perhatian. "Kamu nggak apa-apa?"Siska menggeleng. "Nggak apa-apa. Masalah kecil. Kalaupun aku hamil, aku bisa aborsi.""Siska!"Menggugurkan anak dari pria yang sangat dicintai! Mana mungkin sekecil dan sesederhana yang dikatakan Siska?Kalau sampai terjadi, tubuh dan pikirannya akan mengalami kerusakan permanen."Beneran, aku nggak apa-apa." Siska kembali tampil tegar.Yara mengerti bahwa mencoba menghibur tidak akan ada gunanya. "Aku temani kamu ke rumah sakit besok siang, oke?"Dia harus pergi ke persidangan perceraiannya di pagi hari."Oke." Siska tahu tentang sidang besok. Dia mencoba tersenyum berkata, "Aku ikut ke sidang besok.""Ya." Dalam keadaan seperti ini, Ya
Baca selengkapnya

Bab 0537

Yara tidak tahu kapan dia tertidur. Saat dia terbangun keesokan harinya, Siska sudah bangun.Dia terhuyung-huyung pergi ke ruang tamu dan mendengar Siska memanggilnya untuk sarapan."Aku beli susu kedelai, donat dan roti. Sana cuci muka dulu.""Oke." Yara tidak bicara banyak. Meski Siska tidak terlihat berbeda dari biasanya, kantung hitam di bawah matanya menggantung jelas. Pasti semalam tidak tidur nyenyak.Yara menduga kalau Siska bahkan tidak tidur semalaman.Mereka berdua sarapan bersama dan tiba di pengadilan tepat waktu. Masih ada waktu setengah jam lagi sebelum sidang dimulai."Aku kirim pesan ke Yudha biar dia nggak lupa." Yara masih sedikit khawatir. Jika Yudha main menghilang lagi, dia akan benar-benar marah besar.Pesannya kepada Yudha: "Aku sudah di pengadilan. Masih ada setengah jam lagi, jangan ingkar janji!"Yara tidak kaget ketika tidak mendapat respons apa-apa. Yudha memang selalu seperti ini.Namun, seiring berjalannya waktu, tinggal lima menit sebelum sidang dimulai.
Baca selengkapnya

Bab 0538

Dokter spesialis itu menatap Yudha dengan tatapan meminta maaf. "Pak Yudha, saya nggak bisa berbuat apa-apa."Melanie terisak dan segera menangis di bahu Yudha. "Maafkan aku Yudha, aku sudah tahu akan seperti ini. Maaf sudah mengecewakanmu."Yudha mematung. Seolah harapan yang baru saja muncul di hatinya hancur begitu saja seperti gelembung sabun.Dia bahkan lupa menghibur Melanie."Nona Lubis, jangan sedih." Dokter itu berinisiatif untuk menghibur. "Kalau memang ingin anak, kalian bisa adopsi. Sebenarnya nggak ada bedanya."Melanie mengangkat kepalanya dan menatap wajah Yudha dengan seksama.Yudha membantunya berdiri dan mengucapkan terima kasih. "Anda ingin tinggal lebih lama lagi di Selayu? Atau langsung pulang malam nanti?""Langsung pulang malam nanti." Dokter itu jelas tidak ingin berlama-lama."Oke, saya sudah mengatur penerbangan khusus. Tunggu saja, nanti ada yang akan menjemput." Yudha pergi bersama Melanie."Yudha, tunggu aku." Melanie berlari mengejar Yudha yang berjalan ce
Baca selengkapnya

Bab 0539

Yudha sangat marah. Dadanya naik turun hebat. Dia merasa dirinya sangat bodoh dan semua yang dia lakukan sangat konyol.Menatap punggung Yara dari kejauhan, dia berkata dengan kasar, "Dalam khayalannya saja."Kemudian, dia berbalik dan berjalan pergi.Melanie buru-buru mengikuti. Dia cukup bijaksana dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Dia tahu Yudha jatuh cinta pada Yara. Namun, karena terlalu mementingkan harga diri, atau memang karena tidak terlalu cinta, Yudha tidak akan mengakuinya dalam waktu dekat.Ini bisa jadi kesempatan terakhirnya.Yara menemani Siska masuk ke ruang pemeriksaan kandungan dan langsung menemui Dokter Teresa."Ayo masuk. Aku tunggu di luar." Yara menjabat tangan Siska dengan kuat. "Jangan gugup."Siska mengangguk dan segera masuk.Teresa tersenyum melihat wajah Yara yang terlihat sehat. "Perjuangan sekali. Dua bulan lagi melahirkan, kamu sudah berhasil melewatinya."Sebagai dokter yang menangani Yara dan kedua janin itu, dia mengerti betapa sulitnya perjalanan Ya
Baca selengkapnya

Bab 0540

"Katanya, Nona Lubis sudah melahirkan satu anak dan nggak kuat menahan rasa sakit saat melahirkan, jadi dia nggak berencana punya anak lagi. Tapi ..." Raut muka dokter itu berubah serius selama beberapa saat. "Keluarga calon suaminya pasti akan memaksa dia punya anak lagi. Jadi saya perlu berbohong."Dokter itu tampak sangat ekspresif. "Sebagai ahli kandungan dan kesuburan, saya sangat menghormati keinginan wanita dalam hal ini. Saya juga tahu, mengandung dan melahirkan adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Jadi, saya selalu berusaha sebaik mungkin untuk membantu. Jangan khawatir, saya nggak akan membocorkan apa-apa ke Pak Yudha."Dia tersenyum lagi di akhir. "Walaupun dia sendiri yang memanggil saya ke sini."Jadi begitu.Saat ini, Yara benar-benar merasa sedikit bersimpati kepada Yudha.Dia bertanya lagi kepada dokter di depannya, "Yang bilang itu Melanie sendiri?""Bukan. Perempuan lain. Sepupu Nona Lubis yang menemui saya tadi malam." Dokter itu merendahkan suaranya. "Dia juga meng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5253545556
...
58
DMCA.com Protection Status