All Chapters of Cinta yang Tertukar: Chapter 381 - Chapter 390

579 Chapters

Bab 0381

Yara berbaring dan menangis saat itu juga.Perkataan Melanie barusan terus terngiang-ngiang di benaknya, seolah-olah semua orang di sekitarnya menderita karena dirinya.Ternyata orang yang selama ini paling pantas mati adalah dirinya sendiri.Dia tidak tahu kesalahan apa yang telah dia lakukan, atau apa lagi yang bisa dia lakukan.Efek obat tidur menghantamnya dengan cepat. Dia jatuh tertidur di tengah kekacauan hatinya. Pikirannya serasa tetap terjaga sepanjang waktu.Dia seperti tertidur, tapi sepertinya tidak.Keesokan harinya, Yara terlihat lebih pucat lagi. Wajahnya kelabu dan matanya kusam."Apa yang terjadi?" Siska dilanda cemas. "Kapan Gio mau ke sini lagi?""Agak siang," jawab Felix tak kalah cemas. "Nanti aku ingatkan dia biar mendorong Rara lebih keras lagi."Mereka berdua berdiri di depan pintu. Merasa bahwa Yara di dalam kamar tampak seperti seseorang yang sudah sangat tua. Padahal dia jelas baru berusia 20-an."Melanie pasti bicara sesuatu lagi kemarin. Dasar anjing. Aku
Read more

Bab 0382

Silvia mengerutkan kening. Pikirannya sudah curiga.Melanie terus membujuknya, "Bu, kalau kemungkinan terburuk itu benar-benar terjadi, kita berdua nggak boleh sama-sama masuk penjara. Nanti siapa yang bisa menjaga hubungan dengan dunia luar?""Bu, kalau kamu ditangkap, aku pasti akan mencari cara untuk mengeluarkanmu. Tapi kalau aku juga ikut ditangkap, habislah harapan kita.""Melly, pasti terjadi sesuatu, ya?" Silvia sangat waspada. Pembicaraannya melibatkan "ditangkap" dan "masuk penjara". Dia tidak sebodoh itu.Melanie tahu dia tidak bisa menyembunyikannya lagi. Polisi juga mungkin akan segera mencarinya."Bu, katanya ada ahli psikologi datang dari kantor polisi, membuka paksa mulut orang itu. Dia membeberkan semuanya.""Apa?" Silvia berdiri kaget. "Membeberkan semuanya? Bagaimana ini bisa terjadi?"Melanie mengangguk. "Geng yang kamu bayar itu mungkin akan segera tertangkap. Nanti ...""Habis sudah, habis sudah." Silvia ketakutan setengah mati. Jiwanya serasa melayang. "Aku akan
Read more

Bab 0383

Melanie mengangkat gelas ke bibirnya, tetapi tidak meneguk.Matanya yang gelap diam-diam memperhatikan Silvia meminum anggurnya.Silvia jelas sangat senang. Mendapatkan uang, lalu melarikan diri ke luar negeri dan bersenang-senang di sana. Memikirkan hal ini membuat hatinya bersemangat, "Melly, tenang saja. Setelah Ibu bisa tinggal aman di luar negeri, kamu harus datang menemui Ibu.""Iya." Melanie meletakkan gelas anggurnya dan tersenyum."Kenapa kamu nggak minum?" Silvia melihat gelas Melanie masih penuh."Nggak apa-apa." Melanie menggelengkan kepalanya. "Bu, aku sebenarnya sangat berterima kasih padamu. Kalau semuanya berjalan lancar, aku benar-benar berniat ingin membahagiakan kamu sampai hari tua, agar kamu bisa menikmati hidupmu."Silvia mengerutkan kening. Kenapa Melanie tiba-tiba mengatakan hal ini? Dia merasa ada yang tidak beres.Wajah Melanie berubah. Kebencian muncul dalam sinar matanya. "Tapi manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Yara dan yang lainnya sangat menyebalka
Read more

Bab 0384

"Ibuku tiba-tiba telepon tadi, dia minta aku datang dan tidur di sini," kata Melanie sambil menangis. "Jadi aku datang."Dia masih memegangi tubuh Silvia. "Saat aku tiba, aku lihat nggak ada pelayan lagi di sini, cuma ada dia. Dia sepertinya sudah minum cukup banyak saat itu.""Jadi aku tanya, apa yang terjadi? Dia nggak bicara apa-apa, dan cuma memintaku untuk menemaninya.""Lalu dia terus bicara yang aneh-aneh tanpa berhenti. Aku mulai curiga. Setelah didengarkan, ternyata dia seperti sedang membicarakan soal upacara pemakamannya."Melanie menangis semakin sedih. "Setelah itu, dia tiba-tiba jatuh dari sofa dan memuntahkan darah. Mengatakan padaku dan dia akan pergi, memintaku untuk menjaga diriku baik-baik.""Kenapa bisa sampai seperti ini?" Yudha sangat bingung. "Kenapa dia bunuh diri?""Entahlah, aku nggak tahu, dia nggak bilang apa-apa." Melanie menggeleng-gelengkan kepalanya."Kamu sudah telepon polisi?" Yudha bertanya.Melanie menggeleng lagi.Yudha bertanya lagi, "Apa aku perlu
Read more

Bab 0385

Pemakaman Silvia sepenuhnya diatur oleh Yudha. Yang membuatnya cukup terkejut adalah Melanie bersikeras untuk hadir sebagai putrinya.Agnes juga hadir di sana.Dia tahu tentang Silvia membayar orang untuk membunuh Santo. Jadi, dia mencari kesempatan untuk mengajak Melanie membicarakannya secara pribadi."Masalah Santo nggak ada hubungannya denganmu?" Sebelah alisnya langsung terangkat saat bertanya. Tatapan matanya yang tajam merasuk ke dalam lubuk hati.Melanie belakangan ini terlalu sering berakting. Matanya bengkak dan seluruh wajahnya sembap, sehingga hampir tidak terlihat ekspresi apa pun. Tidak ada yang bisa mengungkap petunjuk sedikit pun.Dia menggelengkan kepalanya. "Aku nggak nyangka dia bisa segila itu."Agnes tidak bertanya lagi. Sejujurnya, dirinya mampu melakukan hal-hal yang lebih kejam daripada Melanie di masa mudanya. Tidak masalah selama dia berhasil."Nggak masalah." Suaranya dingin. "Bersikap baiklah setelah kamu menikah dengan Yudha."Melanie membungkuk dan melihat
Read more

Bab 0386

Felix masih menunda-nunda pulang ke rumah keluarga besar sampai makan malam lewat. Tak disangka, Yudha, Tanto dan yang lainnya berkumpul di sana. Pasti ada pengumuman penting."Pernikahanku dengan Melly," kata Yudha sambil berdiri. "Akan dilangsungkan tiga hari lagi."Tanto mengerutkan keningnya. "Bagaimana dengan ayahnya yang hampir mati? Atau ibunya yang baru mati?""Diam saja kalau nggak bisa bicara baik-baik." Agnes memelototi Tanto.Tanto mengangkat bahu tak berdaya dan menatap Liana. "Aku nggak salah.""Mungkin ini yang diinginkan orang tuanya." Tak disangka, Liana justru membela Melanie dan membantu mencairkan suasana untuk Yudha.Tanto mengerutkan kening dan memandangnya, tetapi tidak berkata apa-apa.Yudha duduk kembali. "Aku hanya memberi tahu semua orang. Aku persilakan kalau ada yang nggak ingin datang."Saat dia mengatakan ini, dia terang-terangan melihat ke arah Felix."Aku akan datang." Felix bangkit berdiri hendak pergi. "Bu, kalau nggak ada yang lain lagi, aku pergi du
Read more

Bab 0387

Ini pertama kalinya dia ditodong pistol. Siska agak merasa seperti sedang dalam mimpi.Dia tanpa sadar mundur selangkah, terperangah menatap pistol itu, bertanya-tanya apakah pistol itu pistol asli.Pria itu berpakaian serba hitam. Topi dan maskernya juga hitam, memperlihatkan sepasang mata sipit. Dia pertama-tama melirik ke ranjang rumah sakit, lalu bertanya dengan kejam, "Di mana pasien kamar ini?"Siska kaget. Orang ini datang mencari Yara?Dia berkata gemetaran, "P-pasien apa?""Jangan pura-pura bodoh. Yara Lubis, Rara, di mana dia?" Pria itu marah meledak-ledak."K-kamu siapa?" Siska menelan ludah, telapak tangannya basah ketakutan."Jangan buang-buang waktu! Di mana Yara?" Pria itu maju beberapa langkah dan menodongkan pistolnya ke kepala Siska. "Kalau kamu nggak mau jawab, aku tembak sekarang."Ketakutan yang luar biasa membuat pikiran Siska kosong, tetapi dia yakin pria itu ingin membunuh Rara. Dia tidak boleh membiarkan pria itu mendapatkan Rara."Katakan! Atau kamu lebih mili
Read more

Bab 0388

"Melly, ini hadiah kecil dari kami. Selamat menempuh hidup baru!"Melanie tersenyum. Setelah hari ini, dia akan menjadi istri dari kepala keluarga Lastana. Semua orang di luar yang meragukan dan meremehkannya cuma bisa jadi anjing yang menggonggong untuknya!Sedangkan Yudha saat ini sendirian di ruang tunggu mempelai pria.Dia menyuruh semua orang keluar dan melihat ponsel di atas meja dari waktu ke waktu, seolah sedang memikirkan sesuatu.Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu di luar."Yudha, ini Kakak!" Ternyata Felix yang datang.Yudha terdiam sebentar sebelum bangkit dan membukakan pintu."Sudah siap?" Felix bertanya dengan penuh perhatian begitu dia masuk."Ya." Yudha duduk kembali di sofa. Kakinya yang panjang terentang dengan santai.Felix mengangguk dan ragu-ragu sejenak sebelum duduk di sebelah Yudha. "Selamat."Yudha tidak mengatakan apa-apa."Soal aku dan Rara, aku benar-benar bersalah." Felix menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf. Tapi hubungan kalian memang sudah berak
Read more

Bab 0389

Di kamar rumah sakit, saat Siska terbangun, dia mendengar suara percakapan dari ambang pintu.Yara dan Gio kembali.Siska melihat pria dengan pistol yang bersembunyi di balik pintu. Dia tidak bisa bicara sama sekali, karena seluruh tubuhnya diikat dan mulutnya disumpal.Dia sangat panik, tetapi dia tidak bisa membebaskan diri.Pria dengan pistol itu memelototinya dengan tajam. Dia mungkin akan langsung menembak kalau Siska membebaskan diri.Tak lama kemudian, pintu terbuka dan Gio mendorong kursi roda Yara. Mereka berdua langsung melihat Siska dalam keadaan diikat.Siska menatap Yara dan menggelengkan kepalanya sekuat tenaga.Gio refleks mengambil langkah ke depan kursi roda untuk menghalangi Yara. Dia cepat-cepat berkata dengan suara rendah, "Felix!"Detik berikutnya, sepucuk pistol diarahkan ke kepalanya.Yara gemetar ketakutan, tapi dia mendengar kata-kata Gio.Dengan tangan menggigil, dia mengeluarkan ponselnya dan baru saja akan menelepon ketika dia melihat panggilan masuk dari Yu
Read more

Bab 0390

"Nggak bisa!" Yudha menolak hampir seperti refleks. Dia melepaskan tangan Agnes. "Bu, sampaikan maafku pada Melly. Aku benar-benar harus pergi."Agnes jatuh terduduk di kursinya tanpa daya.Tanto dan Liana sejak tadi menyaksikan di samping."Haha." Tanto merentangkan tangannya sambil tertawa hambar. "Lihat itu? Terkadang, justru anak paling penurut itulah yang sedang menyiapkan kejutan terbesar di kemudian hari."Dia berbalik dan melambaikan tangannya lagi ke arah semua orang. "Bubar. Semuanya, bubar! Kalian nggak akan menikmati jamuan pernikahan hari ini."Para tamu saling memandang dengan raut tidak percaya. Beberapa ingin menghampiri untuk menghibur Agnes, tetapi mereka akhirnya pergi melihat wajah Agnes yang sangat kelam."Biar aku yang bilang ke Melly." Liana menawarkan diri.Tanto menatapnya dengan tidak senang. "Kamu jangan terlalu dekat-dekat sama dia.""Iya." Liana menoleh ke arah Agnes yang matanya terpejam. Kelihatannya dia tidak ingin pergi meminta maaf kepada Melanie.Tant
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
58
DMCA.com Protection Status