Share

Bab 0381

Yara berbaring dan menangis saat itu juga.

Perkataan Melanie barusan terus terngiang-ngiang di benaknya, seolah-olah semua orang di sekitarnya menderita karena dirinya.

Ternyata orang yang selama ini paling pantas mati adalah dirinya sendiri.

Dia tidak tahu kesalahan apa yang telah dia lakukan, atau apa lagi yang bisa dia lakukan.

Efek obat tidur menghantamnya dengan cepat. Dia jatuh tertidur di tengah kekacauan hatinya. Pikirannya serasa tetap terjaga sepanjang waktu.

Dia seperti tertidur, tapi sepertinya tidak.

Keesokan harinya, Yara terlihat lebih pucat lagi. Wajahnya kelabu dan matanya kusam.

"Apa yang terjadi?" Siska dilanda cemas. "Kapan Gio mau ke sini lagi?"

"Agak siang," jawab Felix tak kalah cemas. "Nanti aku ingatkan dia biar mendorong Rara lebih keras lagi."

Mereka berdua berdiri di depan pintu. Merasa bahwa Yara di dalam kamar tampak seperti seseorang yang sudah sangat tua. Padahal dia jelas baru berusia 20-an.

"Melanie pasti bicara sesuatu lagi kemarin. Dasar anjing. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status