Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 391 - Bab 400

590 Bab

Bab 0391

Felix baru saja akan menyalakan mobilnya ketika dia melihat Yudha menyusul."Buka pintunya!" Yudha mengetuk jendela mobil dari luar.Felix mengerutkan kening, tapi tetap cepat-cepat membuka pintu. Sambil menyalakan mobilnya, dia bertanya pada Yudha memasuki mobil, "Kamu yakin mau pergi?""Cepat jalan!" Yang Yudha tahu, Yara dalam bahaya dan dia harus pergi.Setelah sirene mobil dinyalakan, mereka dapat melaju tanpa hambatan dan tiba di rumah sakit hanya dalam waktu sepuluh menit.Saat itu, satu lantai di sekitar kamar Yara berada dalam keadaan kacau-balau. Sebagian besar pasien telah dievakuasi dan pihak rumah sakit telah memanggil polisi.Ketika seseorang melihat Felix dan Yudha datang, mereka segera menghampiri dan bertanya, "Kalian polisi? Orang di atas sana membawa senjata. Sangat berbahaya."Felix menunjukkan kartu identitasnya dan segera menuju ke lantai atas, dengan Yudha mengikuti dari belakang.Ekspresi keduanya sangat serius. Keringat merembes dari dahi mereka, dan tatapan ma
Baca selengkapnya

Bab 0392

Felix segera dibawa ke ruang gawat darurat.Tatapan Yudha menyapu wajah Yara sebelum akhirnya dia mendekat dan berbisik, "Jangan khawatir. Kak Felix ... pasti baik-baik saja."Wajah Yara pucat dan berlumuran darah. Dia bersandar lemah di kursi.Setelah polisi membawa tubuh pria berbaju hitam itu, mereka membangunkan Siska yang sudah lama pingsan.Saat perkelahian baru dimulai, kepala Siska membentur meja dan pingsan.Begitu siuman, dia langsung menghampiri Yara."Siska." Yara membuka matanya dan langsung memeluk Siska. "Kamu nggak apa-apa?"Siska menggeleng. Saat dia melihat polisi membawa Gio pergi, dia segera berkata, "Aku ikut juga untuk membantu penyelidikan.""Siska." Yara menggenggam tangan Siska. "Orang itu ... mengincar aku 'kan?"Dia ingat dengan sangat jelas. Begitu dia memasuki kamar bersama Gio, dialah orang yang ingin dibunuh oleh pria itu.Siska ragu-ragu sejenak, lalu menenangkannya. "Rara, jangan dipikirkan. Polisi pasti akan mencari tahu."Seolah-olah, secara tidak lan
Baca selengkapnya

Bab 0393

Felix melewati masa kritis sore itu dan terbangun di malam hari.Selama itu, Yara menunggui di samping ranjang rumah sakit. Ketika dia melihat Felix akhirnya terbangun, dia cepat-cepat bertanya penuh perhatian, "Kak? Ada yang sakit?""Nggak apa-apa." Felix tersenyum dan menggeleng. Dia lalu menatap Gio dan Siska di belakang Yara dan berkata, "Maaf membuat kalian khawatir.""Baguslah kalau kamu tahu diri." Lengan Gio telah diperban."Kak Felix, kamu sangat hebat!" Siska mengacungkan jempol. "Paling kuat."Semua orang menghela napas lega.Saat makan malam, Felix menyuruh Yara dan Siska kembali ke kamar. Dia hanya perlu ditemani Gio.Yara memastikan berulang kali apakah Felix baik-baik saja sebelum akhirnya pergi bersama Siska.Setelah mereka berdua pergi, ekspresi Felix dan Gio menjadi lebih serius."Dia kakaknya Danang Susatyo." Gio mulai berkata dengan gigi terkatup. "Dasar gila. Entah dari mana dia tahu. Karena sadar nggak akan mampu membunuhmu ... jadi dia memutuskan untuk mengincar
Baca selengkapnya

Bab 0394

Namun, dia sangat mengantuk. Dia hanya ingin memejamkan mata sejenak saja, tapi tanpa sadar terlelap entah berapa lama. Saat tersentak bangun lagi, dia terkejut mendapati Yara belum kembali.Siska langsung terduduk, berkeringat dingin."Rara?" Dia keluar ke koridor dan memanggil pelan, tidak mendengar jawaban.Dia tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur. Dia hanya merasa jantungnya seperti mau copot dari dadanya.Dia berjalan cepat ke arah toilet, semakin cepat, dan akhirnya berlari.Sesampainya di depan pintu toilet, dia merasakan embusan angin dingin yang kuat, langsung menghempas kakinya. Untungnya, dia berpegangan pada dinding.Dia pun segera paham bahwa jendela toiletnya pasti terbuka.Siska tidak berani berpikir lebih jauh. Dia masuk ke dalam toilet secepat mungkin sambil berpegangan pada dinding. Benar saja, dia melihat jendela sudah terbuka dan Yara berdiri di dekatnya.Dia panik dan segera bergegas memeluk Yara."Rara, jangan gegabah!" teriak Siska. "Berpikirlah dulu, jangan
Baca selengkapnya

Bab 0395

"Ada apa? Kamu merasa sesuatu?" Gio menyadari bahwa mata Yara basah. Dia panik dan cepat-cepat memanggil dokter."Nggak apa-apa." Yara meraih pergelangan tangan Gio dan berkata sambil menangis kegirangan, "Mereka menendangku."Gio terdiam sejenak dan akhirnya tersadar bahwa Yara sedang berbicara tentang bayi-bayi di dalam perutnya.Dia dapat merasakan vitalitas yang terpancar dari diri Yara. Pada saat ini, dia pun yakin bahwa Yara telah berhasil."Baru pertama kali?" tanya Gio dengan suara hangat.Yara mengangguk. Ini memang pertama kalinya dia merasakan gerakan dari janinnya dan pertama kali dia benar-benar merasakan keberadaan mereka.Oleh karena itu, apa pun yang terjadi di masa lalu, dia tidak akan sendirian lagi di masa depan. Dia akan hidup dengan baik demi anak-anaknya."Masih menendang?" Gio ikut penasaran. Ini juga pertama kalinya dia berinteraksi dengan wanita hamil.Yara mengangguk dan tersenyum. "Kamu mau merasakannya?""Bolehkah?" Gio tampak sedikit antusias.Yara mengangg
Baca selengkapnya

Bab 0396

Yudha berpikir keras dan akhirnya menelepon.Yara mengangkatnya sesaat kemudian. "Yudha?""Kamu ada waktu besok pagi?" Yudha berkata perlahan. "Ayo kita pergi ke kantor catatan sipil.""Oke." Yara langsung setuju.Hati Yudha terasa seperti tergelincir ke dalam jurang yang dalam. Dia menutup telepon dan menatap Melanie. "Begini?""Yudha, bolehkah aku pergi denganmu besok?" Melanie mulai menangis lagi. "Yudha, aku tahu kamu nggak suka dipaksa seperti ini. Tapi coba mengerti perasaanku. Aku ditinggal lari calon suamiku di upacara pernikahan. Kamu juga sampai sekarang belum menceraikan istrimu .... Wanita mana pun pasti akan merasa dunianya hancur.""Oke." Yudha teringat lagi betapa Yara sangat mengkhawatirkan Felix. Karena memang sudah pasti, apa lagi yang membuatnya ragu?Sementara itu, Yara sedang berada di kamar Felix saat menerima telepon itu."Aku akan menemanimu besok." Felix juga mendengar isi pembicaraan mereka."Nggak perlu." Yara buru-buru menggeleng. "Kamu istirahat saja dulu.
Baca selengkapnya

Bab 0397

Yudha tanpa sadar menoleh kepada Yara."Saya minta maaf untuk yang waktu itu. Saya memang ada halangan dan nggak bisa datang." Yara meminta maaf dengan tulus. "Maaf sudah merepotkan."Pegawai itu kemudian menatap Yudha.Sekelebat rasa sakit hati muncul di mata Yudha. Dia cepat-cepat menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa.Pegawai itu agak terkejut. Dia dapat merasakan dengan jelas, emosi mereka sangat berbeda dari sebelumnya.Dia melakukan konfirmasi satu kali lagi. Barulah dia mengizinkan mereka untuk tanda tangan, lalu membubuhkan stempel pada surat-surat tersebut. Dia menjelaskan lagi agar mereka datang mengambil surat-surat cerainya 30 hari lagi.Keduanya bangkit dan pergi bersama, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Setelah keluar dari kantor catatan sipil, Yara berlari menghampiri Felix. "Sudah selesai, ayo pulang. Kak Felix kedinginan?"Dia mengangkat wajahnya dan menatap Felix sambil tersenyum.Yudha terpatung di ambang pintu, seolah darah di sekujur tubuhnya membeku.
Baca selengkapnya

Bab 0398

Keduanya sepakat untuk pergi ke rumah keluarga besar Lastana bersama-sama untuk menemui Kakek.Sesampainya di sana, Yara menyapa Agnes, tetapi dia melihat wanita itu memberinya tatapan tidak suka lagi.Dia merasa sedikit aneh dan segera naik ke lantai atas.Felix pergi ke kamar Agnes."Kamu terluka?" tanya Agnes cemas. "Apa yang terjadi? Lukanya serius?""Nggak apa-apa." Felix tampak sedikit melamun."Nggak apa-apa apanya?" Agnes berubah kesal. "Menerima serangan yang harusnya diarahkan ke Yara?""Ibu!" Felix mendesah berat. "Kamu tahu semua ini dari siapa? Yudha?""Jangan pikirkan aku tahu dari siapa." Agnes menggertakkan giginya. "Aku bukannya sengaja nggak suka dengan Rara ini. Bukannya dia baru saja berpisah dari Yudha? Sekarang dia lagi ingin menyusahkan ...""Bu!" Felix menyela Agnes. "Penjahat itu mengincar aku. Siapa yang menyusahkan siapa? Aku yang menyusahkan Rara.""Benarkah?" Agnes merasa skeptis."Buat apa aku bohong?" Felix menggeleng lagi. "Ngomong-ngomong, Rara sudah mu
Baca selengkapnya

Bab 0399

Yara mengobrol sebentar dengan Kakek Susilo sebelum turun ke lantai bawah dan siap-siap pergi."Rara, kemari sebentar." Tak disangka, Agnes memanggilnya masuk ke kamar.Agnes memandangi perut Yara yang sudah sedikit terlihat dan bertanya lembut, "Bagaimana pemeriksaan kandunganmu akhir-akhir ini? Semuanya baik-baik saja?"Yara mengangguk pelan. "Nggak ada masalah.""Empat bulan, 'kan?" Agnes menampakkan wajah khawatir. "Rara, kamu masih terlalu kurus. Kamu harus makan lebih banyak. Felix nggak terlalu ceroboh menjagamu 'kan?""Nggak." Yara buru-buru menggelengkan kepalanya. "Bibi, sebenarnya anak-anak ini ...""Aku tahu semuanya." Agnes menggenggam tangan Yara. "Entah itu Felix atau Yudha, mereka tetap hati dan jiwaku. Nggak ada bedanya."Yara tidak begitu mengerti apa yang Agnes maksudkan. "Bibi Agnes ..."Tak disangka, Agnes menyela lagi, "Rara, jangan panggil aku Bibi mulai sekarang, panggil saja Ibu, biar lebih akrab.""Bibi Agnes, sepertinya ada yang salah paham." Yara segera menj
Baca selengkapnya

Bab 0400

"Rara ..." Felix tiba-tiba takut. "Tenang saja, aku nggak bermaksud apa-apa, aku ... aku akan bicara dengan ibuku. "Yara mengangguk, bertekad dalam benaknya bahwa dia akan menjaga jarak dengan Felix mulai sekarang.Felix tidak menyangka Yara akan bereaksi sekeras itu, sampai hampir berkata ingin memutus hubungan. Padahal sangat jelas mereka sebelum ini ... Felix sungguh tidak mengerti.Setelah Yara naik ke lantai atas, dia duduk di mobilnya dan mengirim pesan kepada Siska."Kalau aku menikah dengan Rara, apa kamu setuju?"Siska menjawab dengan cepat: "Seratus persen setuju. Kapan pernikahannya? Amplopku sudah siap."Felix tertawa, tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Dia menjawab: "Tapi Rara sepertinya sangat menolak, aku nggak mengerti."Siska menyetujuinya tanpa tunggu lama: "Mengejar cinta seorang wanita itu memang sulit, Kak. Tenang saja, pasti akan kubantu."Felix mengirimkan: "Terima kasih." Dia berpikir sejenak dan menambahkan: "Setelah beres nanti, aku akan mengabulkan ap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
59
DMCA.com Protection Status