Home / Rumah Tangga / Cinta yang Tertukar / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Cinta yang Tertukar: Chapter 361 - Chapter 370

627 Chapters

Bab 0361

Yara tidak bisa menahan diri sama sekali, dan dia memelototi Yudha dengan marah.Yudha sudah terlalu panas dan memejamkan matanya untuk meminta lebih banyak, tetapi samar-samar dia merasakan sebuah tatapan.Dia perlahan membuka matanya dan melihat Yara menahan air mata, menatapnya dengan mata penuh rasa muak dan benci.Dalam sekejap, dia tersadar dan melepaskan wanita itu, mundur selangkah.Sejak kapan? Yara ... begitu muak dan benci pada dirinya?Pada saat itu, Felix tiba-tiba mendorong pintu. Melihat Yara di sana, dia langsung menghampiri dan meninju Yudha dengan keras. "Dasar binatang!"Yudha terhuyung dan hampir terjatuh. Dia menyeka sudut mulutnya dengan ibu jari melihat setitik darah."Kamu nggak apa-apa?" Felix memegang bahu Yara.Yara menggeleng dan menatap Yudha dengan marah. "Camkan baik-baik. Ini yang terakhir. Lain kali, meskipun kita belum bercerai, aku bisa menuntutmu atas pemerkosaan dalam pernikahan!""Yudha, kamu sudah keterlaluan kali ini!" ucap Felix dengan wajah din
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 0362

Kakek Susilo mengerutkan kening. "Aneh rasanya. Agnes kelihatan sayang padamu akhir-akhir ini. Perubahannya terlalu mencolok.""Mungkin karena dia yakin aku akan menceraikan Yudha, jadi nggak ada gunanya lagi memusuhiku." Yara tertawa getir."Menurutku bukan itu saja." Namun, Kakek Susilo tidak bisa memikirkan alasan lain.Dia menatap Yara dengan wajah penuh kasih, mengetahui bahwa hari-harinya tidak akan lama lagi, dan bahwa saat ini, mungkin, adalah saat terakhir mereka bertemu dalam hidup ini.Orang-orang yang paling dia khawatirkan dan membuatnya sedih di dunia ini adalah Yudha dan Yara.Terutama Yara.Yudha setidaknya memiliki banyak uang. Agnes, Felix, dan bahkan begitu banyak penjilat yang peduli padanya.Sedangkan Rara harus bekerja sangat keras untuk mencari uang banyak. Dan di atas semua itu, orang-orang yang peduli padanya tidaklah banyak."Rara, kamu tambah kurus ya, apa terlalu capek bekerja? Ada yang melukaimu?"Yara menggelengkan kepalanya dan sengaja berbohong sedikit.
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 0363

Setelah Yudha keluar kamar, dia turun menuju dapur.Agnes segera menyadari ada yang tidak beres dengan wajahnya dan memelankan suaranya bertanya, "Ada apa?""Nggak ada apa-apa." Yudha menghindari tatapan tajam Agnes dan bersandar di lemari dengan tangan di dalam saku.Dia sekarang tidak ingin kembali ke kamarnya atau ke ruang tamu, jadi dia harus sembunyi di sini.Agnes mengerutkan kening. "Felix memukulmu?"Di keluarga ini, tidak ada yang berani melawan Yudha kecuali Felix.Yudha terdiam. "Ibu nggak usah khawatir.""Apa yang kamu lakukan?" Agnes semakin merasa aneh. Yudha tidak pernah bersikap seperti ini kepada kakaknya, bersikap seakan sadar diri akan kekalahannya.Yudha mulai tidak sabar. "Bisakah kamu berhenti bertanya?""Apa karena Yara?" tanya Agnes, masih tidak mau melepaskannya.Yudha hanya berbalik dan berjalan keluar.Agnes tahu tebakannya benar. Dia mendesah dan menggelengkan kepala tak berdaya.Felix sudah di ruang tamu. Saat Liana dan yang lainnya sedang mengobrol, dia du
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 0364

Dia menarik sudut mulutnya. "Kondisi Kakek semakin memburuk. Dia selalu merindukanmu. Kamu datanglah lebih sering kalau sedang senggang.""Bibi tenang saja, aku pasti datang berkunjung." Yara juga mendesah. "Masa lalu sudah berlalu. Aku sudah melupakannya."Agnes bangkit berdiri, tertawa pelan dan pergi."Rara?"Yara menoleh dan melihat bahwa yang memanggilnya adalah Santo.Dia maju beberapa langkah. "Kenapa, Paman?""Temui aku besok." Santo memelankan suaranya dan terlihat waspada.Hati Yara melonjak gembira. Mungkinkah Santo sudah menemukan sesuatu?"Oke." Yara mengangguk setuju.Seolah-olah sedang bertukar informasi, keduanya segera berpisah setelah selesai.Saat Yara pergi, dia melihat Liana di dekat mereka dan yakin bahwa hal ini akan segera sampai ke telinga Melanie.Benar saja, Liana berbalik dan menghampiri Melanie."Ayahmu lucu sekali, kenapa dia ngumpet-ngumpet untuk bicara dengan Yara? Apa mereka menyembunyikan sesuatu?"Melanie mengerutkan kening. "Kamu lihat mereka ngobrol
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 0365

Di dalam kedai teh, Santo dan Yara memesan sebuah ruang pribadi."Paman, kamu dapat petunjuk?" Tanpa basa-basi, Yara langsung ke intinya.Santo mengerutkan kening. "Yara, apa sebenarnya yang kamu ketahui?"Yara tidak menjawab, hanya menatap Santo, menunggunya menjawab."Aku mungkin akan mengecewakanmu." Santo menarik sudut mulutnya. "Aku nggak menemukan apa-apa."Benar saja.Yara mengatupkan rahangnya. Melanie tidak meninggalkan jejak apa pun. Di saat dia merasa sangat kecewa, Santo tiba-tiba melanjutkan, "Tapi semakin aku menyelidiki, semakin aku merasa ada yang salah."Yara menoleh dengan terkejut."Hanya ada dua kemungkinan. Yang pertama, kita terlalu mengada-ada. Yang kedua ..." Santo berhenti sejenak sebelum berbicara perlahan, "Orang yang melakukan ini ada di sisi kami. Dia bisa melakukannya secara diam-diam, dan dia juga bisa menghancurkan bukti-bukti secara diam-diam."Jantung Yara langsung naik ke tenggorokannya. Dengan gugup dia bertanya, "Kalau begitu, Paman ... sudah mencur
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 0366

"Tetapi rumah sakit menerima donor darahnya, artinya itu aman. Paling nggak, nyawanya nggak terancam. Mana mungkin rumah sakit berani ambil risiko.""Ayah, kamu harus berhenti." Melanie berdiri dan berencana akan pergi. "Ibu sudah pergi, meninggal, dan nggak akan kembali lagi. Kalau kamu nggak mau melepaskan hal-hal ini, akankah Ibu mendapat ketenangan di sana?"Santo memandang Melanie dengan tidak percaya. Dia berdiri dan menampar wajah Melanie dengan keras."Bisa-bisanya kamu bicara seperti itu?"Sebagai seorang anak perempuan, mengetahui kematian ibunya mungkin menyimpan suatu rahasia. Seharusnya dia merasa wajib membantu? Kenapa malah meminta berhenti menyelidiki?"Apa aku salah?" Melanie menutupi wajahnya dan menatap Santo dengan mata merah. "Ayah, kamu sudah hidup di samping Ibu hampir sepanjang hidupmu. Jadi, sekarang setelah dia meninggal, kamu belum bisa melepaskannya? Kalau kamu benar-benar nggak bisa melepaskannya, kenapa nggak ..."Pergi saja ke bawah tanah dan menemaninya!
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 0367

"Kak, aku nggak mau ke kamp."Yara berbaring di tempat tidurnya sambil berpikir lama. Dia selalu merasa bahwa mimpi semalam sangat nyata, seakan-akan mimpi itu benar-benar Zaina datang mengingatkannya akan sesuatu.Dia membuat keputusan, "Aku ingin mengaku ke Ayah. Aku ingin bersama dengannya."Dia pernah tidak saling terbuka dengan Zaina karena ketakutannya terhadap Melanie. Namun, pada akhirnya, Zaina tetap pergi.Dia tidak ingin membuat kesalahan seperti itu untuk kedua kalinya.Baik Felix maupun Siska agak terkejut, tetapi di saat yang sama mereka juga merasa bahagia untuk Yara."Rara." Siska memeluk Yara dengan lembut. "Ayo, kami mendukung semua keputusanmu."Felix juga mengangguk. "Benar Rara, sekarang kamu sudah memutuskan, kapan kamu mau menemui dia? Aku yakin dia pasti akan senang setelah mengetahuinya."Soal itu, Yara tak berani berharap berlebihan.Santo dan Zaina telah membesarkan Melanie selama lebih dari 20 tahun, memperlakukan Melanie sebagai permata hati mereka. Jika ti
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 0368

Memang yang paling dia pedulikan bukanlah Zaina atau Melanie, tetapi keluarga mereka.Mungkin ada hubungannya dengan pengalaman masa kecilnya.Namun, sekarang?Ternyata semua yang dia sayangi adalah kebohongan, dan itu telah membuat orang-orang yang paling dia cintai menderita.Akan tetapi, Zaina tidak mau mengubah semua ini karena dia tahu apa yang dipikirkan Santo. Hatinya serasa tercekat."Ayah, kamu nggak apa-apa?" Yara melihat wajah Santo sangat pucat. "Ayah, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Pada akhirnya, setiap dari kita sama-sama harus disalahkan atas kejadian ini. Aku terlalu pengecut dan terlalu mudah dimanipulasi Melanie."Dia menyeka air matanya. "Aku memimpikan Ibu tadi malam. Dia memintaku untuk melindungimu."Santo menggertakkan giginya. "Beraninya dia melakukan semua ini padaku?""Ayah, percayalah, Melanie bukanlah gadis baik yang ada dalam pikiranmu. Dia lebih gila dari yang bisa kamu bayangkan. Kita nggak boleh membiarkan dia tahu tentang kita untuk saat ini,"
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 0369

Keduanya seperti tak habis-habisnya berbicara setelah mengetahui hubungan asli satu sama lain, dan mereka belum berpisah hingga malam tiba.Sekembalinya ke rumah, Yara berbagi kegembiraannya dengan Siska dan Felix. "Aku sempat takut Ayah nggak mau menerimaku."Apalagi dia sudah lama tidak akur dengan Santo."Bagaimana mungkin? Aku yakin ini semua sudah diatur oleh Tuhan, Paman Santo dan Bibi Zaina selalu sayang padamu." Siska, sebagai sahabat Yara, telah melihat semuanya.Yara akhirnya bisa bernapas lega. Rasanya memiliki seseorang yang dapat dia jadikan sandaran.Mereka bertiga memutuskan untuk merayakannya dengan membuat makan malam mewah.Namun, saat memotong sayuran, tanpa sengaja tangan Yara teriris dan berdarah deras.Felix dan Siska sangat ketakutan."Oke, oke, tunggu di ruang tamu saja." Siska mendorong wanita itu keluar dari dapur. "Biar aku dan Kak Felix yang masak.""Nggak apa-apa." Yara dengan canggung berkata, "Aku cuma melamun sebentar tadi. Aku janji lebih hati-hati, ngg
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 0370

Namun, Yara tidak pernah merespons.Ekspresi Felix sangat menakutkan dan seluruh tubuhnya terus gemetaran karena panik. Suaranya terdengar goyah saat dia berbicara."Siapa yang telepon? Apa yang mereka bicarakan?"Ketika Siska menyadari ada yang tidak beres dengan Yara, dia langsung melihat membuka ponselnya. "Yudha, aku nggak tahu apa dia bilang apa."Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan emosinya, tetapi air matanya tak dapat dibendung. Dia bertanya pada Felix penuh ketakutan, "Apa yang harus aku lakukan? Rara pendarahan hebat, apa yang harus aku lakukan?""Entahlah." Felix membunyikan klaksonnya penuh panik, bahkan sampai membunyikan sirene.Mobil-mobil memberi jalan dan mereka melaju dengan bebas, menuju Rumah Sakit Pusat tanpa halangan apa pun.Pihak rumah sakit sudah diberi tahu dan sudah siap membawa Yara dengan tandu.Yudha sedang berada di lantai dasar pada saat itu dan dia melihat Yara dibawa masuk ke dalam lift dalam keadaan berlumuran darah.Dalam sekejap, sekujur
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
63
DMCA.com Protection Status