"Maaf, ini dengan siapa?" kata Kemal, suaranya terdengar ragu-ragu. Pandangannya lurus ke depan sebab dia sedang menyetir."Alfred Riedl, pengacara tuan Kayshan Ghazwan," sahut pria di seberang dengan nada percaya diri."O oke." Kemal mengangguk meski lawan bicaranya tak melihat. Dia menjawab datar sebelum bertanya padanya lagi. "Ehm, hubungannya denganku?" "Bisakah kita bertemu siang nanti di Tazkiya? Ada hal yang harus saya sampaikan pada Anda," tutur sang pengacara. "Kenapa harus Tazkiya? Bisakah bertemu di tempat lain? Rumah mama misalnya," balas Kemal sedikit mengernyit. Dia segan jika menyambangi kediaman gurunya di luar kepentingan pekerjaan."Lalu, apakah hal tersebut bisa ditunda? mengingat kami baru saja kehilangan almarhum. Rasanya kurang elok untukku," tutur Kemal sedikit menegas. Dia tahu semua pengacara akan melakukan hal serupa, sebab amanah harus lekas disampaikan pada para ahli waris. Tapi, seharusnya ini menjadi suatu keperluan yang fleksibel, bisa diatur kapan w
Baca selengkapnya