Denis menenangkan Aruna yang menangis, istrinya ini memang cengeng. Ada masalah sedikit saja langsung menangis, perasaannya sangat lembut.“Dea pasti mengerti Sayang, dia hanya belum bisa mengontrol emosi. Tenanglah putrimu itu sangat pengertian.”“Aku gak bisa ninggalin dia kalau begini Mas,” lirih Aruna.“Ya sudah gak papa, aku telpon papa kalau kita gak bisa pulang malam ini. Jangan dijadikan beban pikiran.” Denis menopangkan dagu di atas kepala Aruna."Mommy, maafin Dea sudah marah-marah." Ucap Deandra dari depan pintu, gadis itu menyempil diantara pasangan yang tengah berpelukan.Denis tersenyum geli membersihkan bekas air mata di pipi Dea lalu mengecupnya, "putri Daddy ini kenapa suka marah-marah, hm.""Dea takut kalian tinggalkan," ucap Dea pelan."Kalau takut, ikut Daddy sama Mommy ya ke rumah kakek?" Ajak Denis."Nanti siapa yang menemani Buba dan adek kalau Daddy Tian kerja. Apalagi Buba lagi sakit. Pergilah, Dea sudah gak marah lagi." Ujarnya sangat dewasa, tidak seperti De
Last Updated : 2024-04-15 Read more