All Chapters of Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir: Chapter 211 - Chapter 220

350 Chapters

Bab 211

Nerissa menunjukkan layar ponselnya pada sang suami. Tentu saja itu membuat Naven terkejut. Baru saja membicarakan sang mama, tiba-tiba sang mama sudah menghubungi.“Coba angkat.” Naven memberikan perintah pada sang istri.Dengan segera Nerissa mengangkat sambungan telepon. Tak sabar ingin tahu apa yang ingin dikatakan oleh sang mama.“Halo, Ma.” Nerissa yang mengangkat sambungan telepon langsung menyapa.“Kamu di mana?” tanya Mama Ruby di seberang sana.“Di apartemen, Ma. Ada apa?” Nerissa tampak begitu penasaran sekali. “Mama mau masak untuk dibawa ke rumah oma. Apa kamu bisa menemani?”Mendapati tawaran itu, tentu saja membuat Nerissa begitu senang. Setelah sekian lama, mertuanya itu mau membuka hati.“Tentu saja aku bisa menemani, Ma.” Dengan semangat Nerissa menjawab.“Baiklah, aku akan menjemputmu kalau begitu.”“Baik, Ma.”Akhirnya sambungan telepon berhenti juga. Nerissa langsung memeluk sang suami yang berada di sebelahnya.Apa yang dilakukan sang istri membuat Naven terseny
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Bab 212

Mama Ruby yang melihat Nerissa pingsan pun langsung berteriak. Beberapa petugas supermarket pun segera datang. Melihat keadaan Nerissa. Mama Ruby menghubungi sopirnya meminta untuk segera datang membantu. Sopir langsung membawa Nerissa ke mobil. Menaruh Nerissa di kursi belakang. “Kita cari rumah sakit terdekat.” Mama Ruby langsung memberikan perintah. “Baik, Nyonya.” Mama Ruby segera masuk dan duduk di samping Nerissa. Dia juga segera menghubungi Naven, meminta anaknya itu untuk datang ke rumah sakit.Mama Ruby benar-benar khawatir sekali melihat Nerissa yang seperti itu. Sedikit menyesali kenapa juga harus menasihati tanpa jeda dan membuat menantunya itu pingsan. Sepanjang perjalanan, Nerissa tidak bangun sama sekali. Matanya terus tertutup. Tak sadarkan diri.Nerissa yang tersadar pun langsung membuka mata. Hal pertama yang dilihat adalah interior mobil. Hal itu membuatnya sadar jika sedang berada di dalam mobil. Karena masih pusing, dia pun memejamkan matanya kembali. “Sa
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Bab 213

“Dok, apa hasilnya?” Mama Ruby langsung melemparkan pertanyaan itu karena begitu ingin tahu.“Ma, sabar.” Naven merasa tidak enak dengan dokter yang sudah ditodong pertanyaan tersebut.Dokter hanya tersenyum ketika melihat aksi Mama Ruby. Paham betul jika sangat penasaran sekali.“Dari hasil pemeriksaan, hasilnya adalah positif. Selamat untuk Bapak-Ibu kalian akan menjadi orang tua.” Dokter segera memberitahu hasilnya.Nerissa dan Naven tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Tampak mereka begitu senang sekali ketika mendapatkan kabar itu.“Sayang, kamu hamil.” Naven yang tak kuasa menahan bahagianya langsung memeluk sang istri. Dia benar-benar sangat bahagia sekali karena akan menjadi seorang ayah.Nerissa langsung menangis. Tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Mama Ruby tak kalah bahagia. Akhirnya yang dinanti-nanti hadir juga. Akhirnya dia akan menjadi nenek.“Kami merujuk Ibu Nerissa untuk ke dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut.” Dokter memberikan surat rujukan d
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 214

Pagi ini Nerissa tiba-tiba mual sekali saat bangun tidur. Tanpa menunggu lama, dia segera bangun dan ke kamar mandi. Di wastafel, Nerissa muntah-muntah-muntah. Mengeluarkan isi perutnya. Saat muntah Nerissa merasa perutnya tidak nyaman. Padahal kemarin-kemarin dia belum mual seperti ini. Naven yang berada di kamar pun mendengar jelas jika ada suara muntah. Hal itu membuatnya langsung bangun. Saat bangun. Dia mendapati sang istri tidak ada. “Sayang.” Naven langsung segera bangun dari posisi tidurnya. Tempat yang dituju adalah kamar mandi, mencari keberadaan sang istri. Saat melihat sang istri yang muntah-muntah, Naven langsung menghampiri. Mengecek keadaan sang istri. “Sayang, kamu tidak apa-apa?” tanya Nerissa memastikan. Sayangnya, Nerissa tidak menjawab ucapan sang suami. Dia terus muntah terus. Melihat hal itu, Naven langsung membantu sang istri dengan memijat tengkuk. Nerissa terus saja muntah. Hingga terasa semua yang terasa di perutnya keluar. Dengan segera Nerissa memb
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 215

Mendengar namanya dipanggil, Nerissa langsung mengalihkan pandangan. Dilihatnya orang yang dikenalnya. Naven yang melihat orang tersebut merasa sedikit kesal. Sepertinya orang tersebut datang di saat yang tidak pas. “Kamu di sini?” tanya Nerissa ketika melihat Evan. “Iya, aku sedang beli kue.” “Ke sini memang beli kue, memang mau beli apa lagi?” Naven bergumam kesal, tak suka saat Evan menghampirinya. Nerissa langsung menegur sang suami. Merasa tidak enak karena suaminya tampak tidak suka. “Van, maaf waktu itu aku tidak ikut reuni. Aku sibuk sekali. Jadi tidak sempat.” Sekalian ada Evan, Nerissa sekalian meminta maaf. Waktu itu suaminya melarangnya datang. Karena itu Nerissa tidak datang. “Aku pikir kamu akan datang, walaupun tidak jadi panitia. Tapi, kamu tidak datang juga.” Evan mengulas senyum manisnya. Nerissa sebenarnya tidak enak. Tapi, dia tidak mau membuat Naven marah jika sampai pergi. “Van, ayo.” Seorang wanita memanggil Evan. Evan segera mengalihkan pandangan. K
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 216

Pagi ini Nerissa muntah, tapi kondisi tubuhnya tidak lemas. Karena itu dia memutuskan untuk tetap bekerja.“Apa tidak sebaiknya kamu tidak perlu bekerja saja? Sebaiknya kamu istirahat saja.” Naven tidak tega dengan sang istri yang mual-mual.“Aku tidak apa-apa. Biasanya saat siang akan hilang rasa mualnya.” Nerissa meyakinkan sang suami.Sebenarnya Naven merasa tidak tega melihat sang istri. Namun, tampak sang istri begitu meyakinkan sekali. Mengingat apa yang terjadi kemarin, sepertinya Naven tidak punya alasan untuk tidak mengizinkan karena kemarin Nerissa baik-baik saja saat siang hari.“Baiklah, kalau begitu, tapi jika ada apa-apa, bilang padaku.”Nerissa langsung mengangguk.Akhirnya mereka segera pergi ke kantor. Saat berangkat ke kantor, rasa mual itu seketika berkurang. Jadi dalam perjalanan, Nerissa merasa nyaman.“Sayang, temani mama kerja dengan baik. Jangan buat mama mual.” Naven membelai lembut perut Nerissa sebelum keluar dari mobil.Nerissa hanya tersenyum ketika meliha
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 217

Nerissa segera masuk ke ruangan Naven. Saat masuk, dia melihat makanan berjajar di atas meja makan kecil yang ada di pojok ruangan. Tampak begitu menggiurkan sekali. “Kapan kamu pesan sebanyak ini?” Nerissa menatap Naven yang masih duduk di kursinya, tampak kacamata masih bertengger di hidungnya. Naven langsung mengalihkan pandangan ketika melihat sang istri. Senyum manis pun menghiasi wajahnya. “Tadi, aku pesan online.” Naven segera berdiri, kemudian menghampiri sang istri. Saat tak jauh dari sang istri, dia mengulurkan tangannya. Menggandeng sang istri di sana. Nerissa segera menerima uluran tangan sang suami. Kemudian ikut ke meja makan.Mereka duduk berhadapan. Tampak Nerissa begitu bersemangat melihat makanan yang ada di depannya. Karena itu, tanpa berlama-lama dia segera makan. “Apa kamu tidak mual?” Naven melihat sang istri tampak asyik makan.“Aku hanya mual saat pagi saja. Jadi saat siang. Aku bisa makan dengan tenang.” Dengan senang Nerissa menyuap makanan. Melihat is
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 218

“Aku lapar.” Nerissa menjawab sambil tersenyum dan memamerkan deretan giginya yang rapi.Melihat aksi sang istri itu membuat Naven tersenyum. Dengan segera dia melihat lemari pendingin. Mencari apa yang bisa dibuatnya untuk sang istri.“Aku ingin makan keju.” Nerissa langsung memberitahu sang suami.Mendengar apa yang diinginkan sang istri, Naven langsung berpikir apa yang bisa dibuatnya dengan keju. Tiba-tiba dia berpikir membuat corndog. Karena itu dia mencari sosis. Beruntung ada sosis di lemari pendingin. Dengan segera, Naven mencari bahan lainya. Dan, beruntungnya, bahan lainnya ada.Tak membuang waktu, Naven langsung membuatkan untuk sang istri. Tak peduli sudah tengah malam sekali pun.“Kamu buat apa?” Nerissa tampak penasaran sekali.“Corndog.”Mata Nerissa langsung berbinar ketika mendengar hal itu. Keju mozarela pas sekali untuk dibuat corndog. Jadi, dia tak sabar untuk menunggu sang suami membuatkannya.Dengan segera Naven membuatkan makanan untuk sang istri. Dia tampak lih
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 219

Mendapati pertanyaan itu, Nerissa tampak bingung. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukannya jika berhenti bekerja. Lagi pula kehamilannya tidak terlalu menyusahkan.“Aku ingin kamu berhenti bekerja dan fokus pada kandunganmu.”Mendengar ucapan sang suami itu membuat Nerissa merasa tidak enak. Padahal selama bekerja pun dia selalu menjaga kandungannya.Nerissa mulai mempertimbangkan untuk berhenti bekerja. Karena menurutnya untuk menjaga nama baik suaminya.Suaminya seorang presdir, lalu untuk apa dia memaksakan bekerja di saat kehamilan. Bukankah itu akan membuat orang berpikir jika suaminya kejam.“Sampai bulan ini saja. Aku akan ajukan pengunduran diri.”Naven langsung semringah mendengar ucapan sang istri. Sejujurnya dia berharap jika sang istri berhenti bekerja agar bisa fokus dengan kehamilannya, tapi dia tak mau memaksa, karena itu dia memilih sang istri memutuskan sendiri.“Baiklah, segera ajukan pengunduran dirimu. Jadi aku akan lebih tenang nanti jika kamu di rumah.”Melihat
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 220

Naven segera pergi ke supermarket untuk mencari bahan. Berbekal resep di internet dia mencari semua bahan yang dibutuhkan. Kiki yang ikut hanya menemani sang atasan memilih bahan rujak tersebut. Dia hanya membantu membawakan barang belanjaan yang dibeli oleh Naven.“Pak Naven bisa membuat rujaknya?” tanya Kiki ingin tahu.“Ada banyak resep, ikuti saja.”Kiki merasa Naven cukup hebat, walaupun belum pernah membuat rujak, tapi tetap mau mencoba demi sang istri.“Kamu ikut ke apartemenku setelah ini.”“Untuk apa, Pak?” Kiki pikir, dia hanya akan menemani Naven saja. Tapi, ternyata harus ikut ke apartemen.“Apa kamu mau aku membuat semua ini sendiri?” Naven melihat ke arah buah-buahan yang dibelinya. Sebanyak itu buah, tentu saja dia akan kesulitan jika membuatnya sendiri.Kiki langsung melihat ke arah buah-buahan yang dibeli Naven. Memang jika membuat sendiri, pastinya akan sulit. Jadi mau tidak mau, Kiki harus membantu.‘Istri siapa yang nyidam, siapa yang ikut repot.’ Kiki hanya berani
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
35
DMCA.com Protection Status