All Chapters of Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir: Chapter 221 - Chapter 230

350 Chapters

Bab 221

“Ki, ajak Dya di mobilmu sekalian.” Naven menatap Kiki setelah pria itu selesai memasukkan koper.Kiki mengalihkan pandangan ke Dya. Dilihatnya gadis itu sedang menarik koper ke arahnya. Mobil Naven penuh dan hanya tersisa satu kursi di depan. Jadi wajar jika Dya ikut dengannya.“Baik, Pak.” Kiki mengangguk.“Ini, Ki.” Dya memberikan koper pada Kiki.Kiki segera menerima koper yang diberikan oleh Dya, kemudian memasukkannya ke dalam mobil. Saat semua koper sudah dimasukkan, Kiki segera masuk ke mobil.Melihat Kiki yang sudah masuk, Dya segera ikut masuk. Duduk manis di kursi penumpang.Kiki segera melajukan mobilnya. Menuju ke rumah orang tua Naven. Sepanjang perjalanan, Kiki hanya fokus pada jalanan, tidak sama sekali bicara.“Libur seperti ini, pacarmu tidak masalah jika kerja?” Dya mengajak bicara saat Kiki sibuk menyetir.Kiki yang sedang menyetir langsung mengalihkan pandangan pada Dya. “Dia tahu aku sedang bekerja, jadi tidak masalah.” Dia menjawab tanpa menoleh pada Dya.“Baik
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 222

Naven tersenyum ketika sang istri bertanya tentang sepupunya itu. Tadi, dia mencegah Dya untuk ikut dengan Kiki dengan alasan akan mengantarkan. Namun, pada akhirnya Naven justru menyuruh sopir untuk mengantarkannya.“Dya tidak akan marah. Tenang saja.” Naven meyakinkan sang istri.Nerissa hanya berharap jika Dya tidak akan marah padanya perihal suaminya yang tidak mengantarkan pulang.“Sudah ayo istirahat. Kamu harus banyak istirahat.”Naven menarik sang istri dengan lembut, kemudian mengajak sang istri naik ke atas tempat tidur. Naven menarik selimut agar sang istri segera tidur.Namun, sebelum menutupi tubuh sang istri, Naven mencium dulu perut sang istri.“Selamat tidur anak papa.”Melihat aksi sang suami, selalu membuat Nerissa tersenyum. Naven selalu perhatian pada anak di dalam kandungan.Setelah mencium perut sang istri, Naven beralih pada dahi sang istri. “Selamat tidur, Sayang.”“Selamat tidur.” Nerissa tersenyum.Kehidupan rumah tangga Naven dan Nerissa begitu diliputi keba
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 223

Bab 223Nerissa langsung mengalihkan pandangan pada suaminya. Tidak menyangka sang suami akan melakukan itu. Tentu saja dia senang jika sang suami melakukan hal itu. “Terima kasih, Pak Naven.” Para karyawan pun menyambut senang tawaran itu. Mereka tentu senang diajak makan-makan oleh Presdir. Tentu saja jika dengan Presdir, restoran yang dipilih restoran mahal. “Sudah, kalau begitu kalian kembali bekerja semua.” Nerissa memberikan perintah. Acara perpisahan akan dilanjutkan nanti di restoran. Semua karyawan kembali ke meja kerja masing-masing melanjutkan kembali pekerjaanya. Nerissa masih di depan lift bersama suaminya. Dia tersenyum manis pada sang suami. “Aku akan rapikan barang-barangku. Setelah itu ke ruanganmu.” “Baiklah, aku akan tunggu. Aku akan minta Kiki untuk membantu membawakannya nanti.” “Iya, aku akan kabari jika sudah selesai.” Naven segera kembali ke ruangan. Meninggalkan sang istri. Saat Naven pergi, Nerissa langsung ke meja kerjanya. Merapikan barang-barang m
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 224

Mendapati ucapan sang suami itu Nerissa langsung curiga. Dia yakin jika sang suami menginginkan sesuatu, apalagi jika hubungan intim. “Sayang, ini di kantor.” Nerissa mencoba mengingatkan. “Memang kenapa jika di kantor? Bukankah jadi sensasi baru.” Naven menarik tubuh sang istri. Nerissa hanya bisa terperangah mendengar apa yang dikatakan sang suami. Tentu saja itu membuatnya ragu. Bagaimana bisa dia melakukan hal itu. Naven mendekat ke arah sang istri. Tangannya langsung merengkuh pinggang sang istri. Jika sudah seperti ini, artinya dia tidak bisa lari ke mana pun. Nerissa pun pasrah saja ketika sang suami membawanya ke dalam pelukan. Tak membuang waktu lama, Naven mendaratkan kecupan di bibir sang istri. Menyesap manisnya bibir sang istri. Tentu saja ciuman itu mengantarkan mereka pada pencarian kenikmatan. Tentu saja kegiatan candu itu selalu tak pernah bisa dilepaskan. Tak peduli sedang di mana. Di saat hasrat datang, perlu segera dituntaskan. Naven mendorong lembut tubuh
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 225

Naven mengangguk ketika sang istri meminta izin untuk ke toilet.Mendapatkan izin sang suami, Nerissa segera ke toilet. Dia ingin menemui Dya yang tampak kesal sekali. Saat masuk ke toilet tampak Dya berada di bilik toilet. Jadi Nerissa memilih menunggu.Beberapa saat kemudian Dya keluar dari bilik toilet.“Kamu di sini, Sa?” Dya tampak terkejut ketika melihat Nerissa ada di toilet juga.“Iya.” Nerissa mengangguk.Dya segera mencuci tangannya di wastafel.“Dya, ada yang aku ingin tanyakan pada.” Nerissa memberanikan diri untuk bertanya.“Apa?”“Apa kamu suka Kiki?” Nerissa bertanya dengan suara lirih.Mendapati pertanyaan itu, Dya langsung terdiam. Dia bingung harus menjawab apa, mengingat perasaannya tidak bisa dibohongi. Tapi, tentu saja dia salah karena mencintai kekasih orang lain.“Iya, tapi tenanglah, aku tidak akan mengganggu hubungan Kiki dan Ana.” Dya meyakinkan Nerissa mengingat iparnya itu adalah teman Ana juga.Ada perasaan tenang ketika mendapati jawaban Dya. Namun, dia m
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 226

Mendapati ucapan Arumi itu membuat hati Nerissa sedikit terusik. Ada perasaan takut menghantuinya. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang.“Tenanglah, aku akan berhati-hati saat dia keluar nanti.” Nerissa mengangguk.Walaupun Harry masih lama keluarnya, tapi Arumi berharap Nerissa berhati-hati. Karena tidak mau terjadi apa-apa pada Nerissa, Arumi memberitahu. Apalagi sudah banyak jasa Nerissa padanya.“Kalau aku permisi dulu.” Arumi langsung berpamitan.Melihat Arumi yang pergi, Nerissa segera melanjutkan kembali membeli beberapa belanjaan. Asisten rumah tangga pun turut membantu Nerissa, membawa belanjaannya.****Naven yang baru saja pulang disambut dengan aroma manis dari kue. Tentu saja itu membuatnya buru-buru masuk.Saat masuk, dilihatnya sang istri sedang memerhatikan oven. Melihat kue yang sedang dipanggang.“Kamu sedang apa?” Naven langsung memeluk sang istri dari belakang.Nerissa sempat terkejut ketika dipeluk secara tiba-tiba, tetap saat tahu jika suaminya yang memeluk, di
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 227

“Sa ....” Mama Ruby langsung panik ketika melihat menantunya kesakitan. Dia langsung menghampiri dan membelai perut Nerissa.“Perut aku, Ma.”“Perut kamu kenapa? Apa sakit?” Mama Ruby semakin panik.“Iya, tiba-tiba mulas, Ma.”“Coba ayo kita duduk di sofa saja.” Mama Ruby segera mengajak menantunya itu untuk berpindah.Nerissa segera ke sofa. Duduk lebih nyaman di sana. Di sana dia merasakan perutnya yang mulas.“Apa jangan-jangan kamu mau melahirkan?” Mama Ruby menebak.“Hanya mulas, Ma. Bisa jadi bukan.”“Tunggu saja dulu. Jika mulas lagi, artinya kamu mau melahirkan.” Mama Ruby juga belum bisa memprediksi apakah menantunya akan melahirkan atau tidak. “Aku akan hubungi Naven dulu.” Dia tak mau sampai salah langkah, jadi memilih menghubungi anaknya.Nerissa mengangguk, merasa suaminya harus pulang karena sudah berjanji, jika ada apa-apa, harus menghubungi.Satu jam kemudian Naven datang. Dia yang dihubungi sang mama langsung panik dan pulang.“Sayang.”Naven segera masuk ke rumah, me
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 228

“Kenapa-kenapa?” Naven yang merasa tubuhnya digoyang lebih kencang pun seketika langsung terbangun dan panik.Nerissa tertawa melihat sang suami yang panik. Sampai-sampai dia lupa dengan rasa sakitnya.“Sayang, mana yang sakit? Apa yang sakit?” Naven menatap sang istri yang berada di depannya.Nerissa tersenyum, merasa kasihan dengan sang suami yang panik seperti itu.“Kenapa tersenyum?” tanya Naven.“Kamu lucu sekali saat panik.” Nerissa mencoba menjelaskan pada sang suami.Naven menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. “Aku terkejut dan takut kamu kenapa-kenapa saja.”Nerissa masih memasang senyum manis di wajahnya.“Kamu kenapa membangunkan aku? Apa ada yang sakit?” Naven kembali pada sang istri.“Sepertinya mulasnya semakin intens, jadi kita ke rumah sakit saja.” Nerissa menjelaskan sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.“Kamu sudah mau melahirkan.” Mendengar itu Naven semakin panik. “Baiklah, ayo kita ke rumah sakit.” Dia langsung menyibak selimut dan turun dari tempat
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Bab 229

Akhirnya yang ditunggu-tunggu hadir juga. Suara indah yang memecah ketegangan di dalam ruang persalinan.Naven dan Nerissa yang mendengar hal itu merasa begitu bahagia sekali. Akhirnya anak mereka lahir juga.“Anak kita sudah lahir.” Naven mendaratkan kecupan di dahi sang istri.Nerissa hanya mengangguk. Air matanya menetes ketika akhirnya anaknya lahir ke dunia. Ternyata tidak sia-sia perjuangannya. Hingga akhirnya mengantarkan anaknya lahir ke dunia.“Selamat, Pak, Bu. Anak kalian laki-laki.” Dokter langsung memberitahu jenis kelamin anak Naven dan Nerissa.Mendengar itu, semakin membuat Nerissa dan Naven bahagia. Tidak menyangka anak pertama mereka laki-laki.“Anak kita laki-laki.” Naven mendaratkan kecupan lagi di dahi sang istri.Karena masih sangat lemas, Nerissa hanya menjawab dengan anggukan.Perawat segera membersihkan tubuh anak Nerissa dan Naven. Kemudian memberikan anak mereka di dada Nerissa.Bayi kecil itu tampak rapuh dan kecil sekali. Hal itu membuat Naven dan Nerissa
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Bab 230

Mendengar suara tangis itu, Naven segera bangun. Dilihatnya sang anak menangis. “Sayang, kenapa menangis?” Dia membelai lembut wajah putranya itu.Suara tangis itu juga membuat Nerissa terbangun. “Kenapa, Sayang?” tanyanya.“Aku cek dulu, apa popoknya basah atau tidak.”Naven langsung melihat popok anaknya. Saat mendapati popok anaknya basah, dia segera menggantinya.Melihat sang suami yang telaten mengganti popok anaknya, membuat Nerissa tersenyum. Ternyata kursus ibu hamil yang diikuti itu Naven berguna juga.“Sekarang anak Papa sudah bersih jadi jangan menangis lagi.” Naven membelai lembut pipi sang anak.Sayangnya, anaknya tetap saja menangis. Hal itu membuat Naven bingung. Padahal popok sang anak sudah bersih.“Mungkin dia haus.” Nerissa yang melihat anak menangis, mengerti apa yang membuat anaknya itu menangis.Mendengar itu, Naven mengangkat tubuh sang anak, kemudian memberikan anaknya pada sang istri. Nerissa langsung menggendong anaknya dan menyusui anaknya. Seketika anaknya
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
35
DMCA.com Protection Status