Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Warisan Artefak Kuno: Chapter 301 - Chapter 310

413 Chapters

Undangan Majelis Pedang.

Pagi di Pasar Hantu, Kota Tainzhou.Tok – tok – tok.“Permisi! Adakah yang bisa menerima surat undangan Majelis Kilatan Pedang?”Seorang kurir berpakaian seragam dari sekte yang asing, mengetuk pintu Toko Obat Guihua Tang.Kurir itu adalah Tang Gu, seorang praktisi tingkat menengah dari Puncak Qingxue.Perjalanan panjang dari Utara telah ia tempuh, hanya demi menyerahkan undangan Majelis Kilatan Pedang. kepada sosok misterius yang katanya tinggal di Pasar Hantu Kota Tianzhou.“Katanya, dia menduduki peringkat tiga dalam daftar para Datuk dunia. Tapi mengapa tinggal di tempat bobrok seperti ini? Pintu daunnya saja disambung-sambung?” pikir Tang Gu dalam hati, matanya tak bisa menyembunyikan rasa meremehkan.Meski begitu, ia tidak berani bertindak kurang ajar.Tugasnya harus diselesaikan dengan sopan, tak peduli seberapa anehnya situasi yang dihadapinya.Dari dalam toko, suara seorang anak muda terdengar samar. “Siapa?” tanyanya dengan nada biasa, tanpa antusiasme.“Undangan untuk Majel
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Di Kaki Gunung Gu Zi.

Pada awal bulan pertama di Musim Semi berikutnya, Sekte Fenglin di Gunung Gu Zi tampak dipenuhi kesibukan.Pertemuan Majelis Kilatan Pedang tahun ini diadakan di sekte tersebut, sebuah kehormatan besar yang datang setelah Pimpinan Puncak Qinxue yang misterius, Mei Zhenkang, secara pribadi meminta kepada pemimpin Sekte Fenglin untuk menjadi tuan rumah.Meskipun Mei Zhenkang—Pemimpin Puncak Gunung Qinxue—tidak masuk dalam daftar seratus kultivator terkuat, kehebatannya bukan terletak pada kekuatan fisik, melainkan informasi yang dikuasainya.Organisasinya terkenal karena selalu memberikan informasi akurat mengenai perkembangan dunia persilatan. Hal inilah yang menjadikan dirinya dan Gunung Qinxue disegani di seluruh Benua Longhai.“Saya tidak mau ada kesalahan!” kata Li Gang, pemimpin Sekte Fenglin, dengan nada penuh wibawa saat memberi pengarahan kepada murid-murid kunci sekte."Murid yang ditugaskan sebagai penerima tamu di kaki gunung harus benar-benar paham tentang dunia persilatan.
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Pemimpin Li Gang.

Semakin Rong Guo tersenyum lembut, disertai batuk kecil yang terdengar samar, semakin besar ketakutan yang menyelimuti hati Yan Wu dan Yan Hai.Mereka menduga bahwa senyum hangat dan batuk-batuk halus itu merupakan pertanda bahwa sang Imam akan mengambil tindakan, dengan kekuatan luar biasanya dan menghukum mereka.Para kultivator tingkat Grandmaster memang gemar menyembunyikan kepandaiannya di balik sikap yang terlihat lemah.Contohnya Rong Guo, yang sering batuk-batuk dan tampak lemah. Namun, siapa yang menyangka bahwa ia telah mencapai ranah Banxiang, sebuah tingkat yang sangat tinggi.Merasa takut dan terancam, kedua pemuda Klan Yan itu lantas mendekati Rong Guo dengan tubuh gemetar. Tanpa perlu diminta, mereka berlutut dan segera memohon ampun.“Guru Tao Guo, maafkan kelancangan kami. Kami bersaudara tidak melihat Gunung Tai Shan di depan mata. Kami berjanji, di masa depan, tak akan lagi sembarangan mengumbar kata-kata hinaan seperti tadi!”Plak!Tanpa ragu, mereka menampar pipi
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Pemimpin Sekte Xuandu.

Dua hari kemudian, keramaian mewarnai gelanggang arena Sekte Fenglin.Sebagai salah satu sekte Bintang Lima, fasilitas gelanggang Sekte ini termasuk yang terbaik di seluruh Benua Longhai.Arena berada di tengah-tengah gelanggang, dikelilingi deretan kursi yang tertata rapi membentuk tribun.Di bagian VIP terdapat tempat duduk khusus dengan atap penutup, memberi kenyamanan bagi tamu terhormat agar terhindar dari panas terik."Silakan duduk di kursi paling depan, Guru Tao. Saya harap Anda menikmati tontonan nanti," ujar Li Gang sambil membungkuk penuh hormat, mempersilakan Rong Guo duduk di deretan sepuluh kursi utama yang terletak paling depan.Kursi-kursi ini merupakan simbol bagi sepuluh kekuatan besar yang menguasai Benua Longhai."Terima kasih," jawab Rong Guo dengan tenang, lalu memilih kursi ketiga dari kanan, sesuai peringkatnya.Dua kursi di sebelah kanannya masih kosong, sementara kursi peringkat empat hingga sepuluh sudah terisi penuh oleh para tokoh yang menduduki peringkat
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Seni Pedang Immortal.

Ketika semua mata tertuju pada kedatangan Pemimpin Sekte Xuandu yang menciptakan keributan, tidak seorang pun menyadari sosok lain yang tiba-tiba melayang dari langit.Dengan gerakan yang elegan, sosok tersebut mendarat dengan lembut di atas panggung arena, seolah-olah tidak menyentuh permukaan yang keras.“Harap semua perhatian ditujukan ke panggung arena, karena akan terjadi perebutan kursi untuk peringkat lima belas, Datuk Dunia Persilatan!” Suara Mei Zhenkang menggema di seluruh gelanggang, memaksa semua mata kembali tertuju pada arena di tengah keramaian.Di tengah arena, sosok itu berdiri tegak, menampilkan postur tubuhnya yang jangkung dan menonjol. Rambutnya berwarna emas mengkilau, tampak berkibar ditiup angin, menambah aura misterius yang mengelilinginya. Dengan sengaja, ia mengeluarkan auranya, dan dalam sekejap, semua orang menahan napas, merasakan sesak di dada mereka.“Seorang ahli di tingkat Banxiang? Mengapa dia tidak tercatat di dalam peringkat Puncak Qingxue?”“Apaka
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Seni Pedang Cahaya Emas.

Jurus Pedang Immortal adalah salah satu seni pedang peringkat Yueying (Bayangan Bulan), hanya satu tingkat di bawah Peringkat Tianli (Kekuatan Langit), yang menjadikannya sebagai salah satu teknik pedang tertinggi dalam dunia persilatan.Jadi... dapat dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan Jurus Pedang Immortal ini jika dieksekusi oleh ahli tingkat Banxiang seperti Lei Yunfeng, pemimpin Sekte Xuandu.Di tangan Lei Yunfeng, pedang itu berubah menjadi seberkas cahaya putih yang memancar, seolah menciptakan tirai yang mengaburkan pandangan lawannya.WUSH!Pandangan Wangdue ahli dari Podura, pun terhalang bayangan pedang. Rasanya sulit baginya menentukan arah serangan yang sesungguhnya.Setelah berteleportasi dalam jarak pendek berulang kali untuk menghindari serangan pedang, Wangdue menjadi tertantang.“Jurus pedang yang indah dan mematikan. Tapi kamu salah memilih lawan!” Wangdue berteriak, matanya penuh semangat.Sudah lama sejak kedatangannya di benua ini, Wangdue kesulitan menemukan
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Tantangan Wangdue.

"Pemimpin Li Yunfeng!" teriak beberapa praktisi yang mengenalnya dengan baik.Mereka berhamburan ke arah tubuh Li Yunfeng yang terbaring tak sadarkan diri, lalu membawanya ke pinggir arena.Di pinggir arena, ada beberapa tabib ahli telah berkumpul. Salah satunya tampak seperti seorang senior – Tabib Feng namanya.Dengan wajah serius, ia segera memeriksa keadaan Li Yunfeng, kemudian memasukkan sebuah pil ke dalam mulut pria yang kini sudah tak bergerak, dengan wajah seputih kapas itu.Setelah pil itu masuk kedalam mulut dan ditelan, tak lama kemudian, warna merah mulai muncul di wajah Li Yunfeng yang pucat seputih kapur, perlahan menggantikan rona pucat diwajahnya.Para tabib lainnya yang hadir di sana tampak menghela napas lega. "Syukurlah Tabib Feng ada di sini. Keselamatan Pemimpin Li dapat diselamatkan," kata salah satu dari mereka.Namun, Tabib Feng hanya menggelengkan kepalanya, wajahnya terlihat muram. Dengan suara pelan penuh beban, ia berkata,"Jangan senang dulu kawan. Pil in
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Pertarungan Dua Ahli Di Puncak Gu Zi.

Rong Guo berjalan dengan tenang, tidak menunjukkan sedikit pun tanda bahwa dia adalah seorang ahli bela diri. Bahkan ketika menaiki panggung tinggi, dia melangkah melalui sembilan anak tangga seolah-olah dia adalah manusia biasa.Diatas panggung, Wangdue mengerutkan kening melihat pemuda berbusana Tao itu.“Mengapa dia menantangku, tetapi terlihat tidak memiliki kemampuan bela diri? Seharusnya, dengan seni tingkat tinggi—Mata Dewa yang aku miliki—dia tidak bisa menyembunyikan tingkat kultivasinya,” pikir Wangdue, tampak curiga.Seni Mata Dewa adalah teknik peringkat Yueying yang hanya bisa dikuasai oleh segelintir orang. Biasanya, Wangdue mampu menebak tingkat kultivasi lawan dan memahami struktur tulang mereka, agar mempermudah dia memenangkan pertempuran.Namun kali ini, ketika dia melepaskan seni Mata Dewa untuk memindai Rong Guo, yang dia dapati sebagi hasil hanyalah kegelapan yang menyelimuti aura si anak muda, Tak ada informasi yang memberinya petunjuk.Sementara itu, kerumunan
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Arena Yang Berguncang.

Wangdue mengangkat golok emasnya tinggi-tinggi, mengarahkan ujungnya ke langit dengan kekuatan penuh energi Qi.DUAR!Getaran hebat seketika melanda seluruh arena.Cahaya keemasan meledak dari golok itu, membentuk kilatan tajam di udara, menciptakan garis terang yang membelah langit layaknya perintah nirwana.Cahaya itu begitu menyilaukan sehingga orang-orang harus memalingkan pandangan, namun aura magisnya memaksa mereka untuk tetap menyaksikan aksi itu.“Ayo kita mundur lagi! Dia akan mengeksekusi Seni Pedang Cahaya Emas lagi!”“Sebaiknya kita mengamankan diri sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi!”Ketika kerumunan di arena mulai ricuh, semua berlari menyelamatkan diri.Tiba-tiba, suara gemuruh menggelegar dari cakrawala, suara petir menggema, mengguncang seantero arena dan membuat para kultivator tertegun.Wangdue menatap tajam ke arah pemuda di hadapannya, kemarahan meluap-luap. Setelah merapal jurus pamungkasnya, ia mendesis penuh amarah,"Jin Guang Jianfa!" Tatapan mata
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Arena Yang Berguncang – Part 2.

Wajah Wangdue berubah penuh cibiran saat matanya tertuju pada senjata di tangan lawannya. Dengan nada mengejek, ia bersuara,“Guru Tao muda, aku tahu betapa putus asanya dirimu menghadapi kekuatanku yang tak terbendung ini. Lagipula, Golok Rohani tingkat Yueying yang ada di tanganku adalah senjata yang benar-benar mengerikan!”Ia melanjutkan dengan nada sinis, dan wajah penuh ejekan.“Namun, dalam hatiku bertanya-tanya. Apakah kamu begitu terdesak? Mengapa memilih payung sebagai senjata untuk melawanku? Apakah kamu berniat menari dan mengamen di jalanan??”Setelah melontarkan ejekan tersebut, Wangdue tertawa terbahak-bahak.Suaranya menggema di seluruh arena, dan bahkan saking kerasnya tawa yang mengejek Rong Guo, ia sampai terduduk, tampak jauh dari sosok ahli yang seharusnya disegani.Di tengah kerumunan, emosi mulai melanda. Para penonton terbelah antara rasa ingin tahu dan ketidakpercayaan.Di kursi VIP, para datuk yang pernah berurusan dengan Rong Guo tak bisa menahan kemarahan m
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
42
DMCA.com Protection Status