Beranda / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Seni Pedang Cahaya Emas.

Share

Seni Pedang Cahaya Emas.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 16:21:04

Jurus Pedang Immortal adalah salah satu seni pedang peringkat Yueying (Bayangan Bulan), hanya satu tingkat di bawah Peringkat Tianli (Kekuatan Langit), yang menjadikannya sebagai salah satu teknik pedang tertinggi dalam dunia persilatan.

Jadi... dapat dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan Jurus Pedang Immortal ini jika dieksekusi oleh ahli tingkat Banxiang seperti Lei Yunfeng, pemimpin Sekte Xuandu.

Di tangan Lei Yunfeng, pedang itu berubah menjadi seberkas cahaya putih yang memancar, seolah menciptakan tirai yang mengaburkan pandangan lawannya.

WUSH!

Pandangan Wangdue ahli dari Podura, pun terhalang bayangan pedang. Rasanya sulit baginya menentukan arah serangan yang sesungguhnya.

Setelah berteleportasi dalam jarak pendek berulang kali untuk menghindari serangan pedang, Wangdue menjadi tertantang.

“Jurus pedang yang indah dan mematikan. Tapi kamu salah memilih lawan!” Wangdue berteriak, matanya penuh semangat.

Sudah lama sejak kedatangannya di benua ini, Wangdue kesulitan menemukan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanang
tap tap ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Warisan Artefak Kuno   Tantangan Wangdue.

    "Pemimpin Li Yunfeng!" teriak beberapa praktisi yang mengenalnya dengan baik.Mereka berhamburan ke arah tubuh Li Yunfeng yang terbaring tak sadarkan diri, lalu membawanya ke pinggir arena.Di pinggir arena, ada beberapa tabib ahli telah berkumpul. Salah satunya tampak seperti seorang senior – Tabib Feng namanya.Dengan wajah serius, ia segera memeriksa keadaan Li Yunfeng, kemudian memasukkan sebuah pil ke dalam mulut pria yang kini sudah tak bergerak, dengan wajah seputih kapas itu.Setelah pil itu masuk kedalam mulut dan ditelan, tak lama kemudian, warna merah mulai muncul di wajah Li Yunfeng yang pucat seputih kapur, perlahan menggantikan rona pucat diwajahnya.Para tabib lainnya yang hadir di sana tampak menghela napas lega. "Syukurlah Tabib Feng ada di sini. Keselamatan Pemimpin Li dapat diselamatkan," kata salah satu dari mereka.Namun, Tabib Feng hanya menggelengkan kepalanya, wajahnya terlihat muram. Dengan suara pelan penuh beban, ia berkata,"Jangan senang dulu kawan. Pil in

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Warisan Artefak Kuno   Pertarungan Dua Ahli Di Puncak Gu Zi.

    Rong Guo berjalan dengan tenang, tidak menunjukkan sedikit pun tanda bahwa dia adalah seorang ahli bela diri. Bahkan ketika menaiki panggung tinggi, dia melangkah melalui sembilan anak tangga seolah-olah dia adalah manusia biasa.Diatas panggung, Wangdue mengerutkan kening melihat pemuda berbusana Tao itu.“Mengapa dia menantangku, tetapi terlihat tidak memiliki kemampuan bela diri? Seharusnya, dengan seni tingkat tinggi—Mata Dewa yang aku miliki—dia tidak bisa menyembunyikan tingkat kultivasinya,” pikir Wangdue, tampak curiga.Seni Mata Dewa adalah teknik peringkat Yueying yang hanya bisa dikuasai oleh segelintir orang. Biasanya, Wangdue mampu menebak tingkat kultivasi lawan dan memahami struktur tulang mereka, agar mempermudah dia memenangkan pertempuran.Namun kali ini, ketika dia melepaskan seni Mata Dewa untuk memindai Rong Guo, yang dia dapati sebagi hasil hanyalah kegelapan yang menyelimuti aura si anak muda, Tak ada informasi yang memberinya petunjuk.Sementara itu, kerumunan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Warisan Artefak Kuno   Arena Yang Berguncang.

    Wangdue mengangkat golok emasnya tinggi-tinggi, mengarahkan ujungnya ke langit dengan kekuatan penuh energi Qi.DUAR!Getaran hebat seketika melanda seluruh arena.Cahaya keemasan meledak dari golok itu, membentuk kilatan tajam di udara, menciptakan garis terang yang membelah langit layaknya perintah nirwana.Cahaya itu begitu menyilaukan sehingga orang-orang harus memalingkan pandangan, namun aura magisnya memaksa mereka untuk tetap menyaksikan aksi itu.“Ayo kita mundur lagi! Dia akan mengeksekusi Seni Pedang Cahaya Emas lagi!”“Sebaiknya kita mengamankan diri sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi!”Ketika kerumunan di arena mulai ricuh, semua berlari menyelamatkan diri.Tiba-tiba, suara gemuruh menggelegar dari cakrawala, suara petir menggema, mengguncang seantero arena dan membuat para kultivator tertegun.Wangdue menatap tajam ke arah pemuda di hadapannya, kemarahan meluap-luap. Setelah merapal jurus pamungkasnya, ia mendesis penuh amarah,"Jin Guang Jianfa!" Tatapan mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Warisan Artefak Kuno   Arena Yang Berguncang – Part 2.

    Wajah Wangdue berubah penuh cibiran saat matanya tertuju pada senjata di tangan lawannya. Dengan nada mengejek, ia bersuara,“Guru Tao muda, aku tahu betapa putus asanya dirimu menghadapi kekuatanku yang tak terbendung ini. Lagipula, Golok Rohani tingkat Yueying yang ada di tanganku adalah senjata yang benar-benar mengerikan!”Ia melanjutkan dengan nada sinis, dan wajah penuh ejekan.“Namun, dalam hatiku bertanya-tanya. Apakah kamu begitu terdesak? Mengapa memilih payung sebagai senjata untuk melawanku? Apakah kamu berniat menari dan mengamen di jalanan??”Setelah melontarkan ejekan tersebut, Wangdue tertawa terbahak-bahak.Suaranya menggema di seluruh arena, dan bahkan saking kerasnya tawa yang mengejek Rong Guo, ia sampai terduduk, tampak jauh dari sosok ahli yang seharusnya disegani.Di tengah kerumunan, emosi mulai melanda. Para penonton terbelah antara rasa ingin tahu dan ketidakpercayaan.Di kursi VIP, para datuk yang pernah berurusan dengan Rong Guo tak bisa menahan kemarahan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Warisan Artefak Kuno   Peringkat Pertama Dunia Persilatan.

    Meskipun Rong Guo sudah mengetahui adanya serangan gelap yang datang dengan kekuatan energi sejati sebesar dua ratus jin, dia mempertimbangkan untuk tidak memaksakan pengeluaran energi sejatinya pada momen serangan gelap ini.Rong Guo baru saja mencapai ranah Banxiang. Fondasi kekuatannya belum stabil, ibarat pohon muda yang akarnya belum kuat tertanam di tanah.Bertarung melawan Wangdue, yang telah lebih dulu berkultivasi di ranah Banxiang, dan terpaksa membuka istana pedang sempurna, hal itu benar-benar menyedot energi yang sangat besar.Dengan napas yang memburu, Rong Guo menghirup udara dingin pegunungan.Ia merasakan kelelahan menjalari tubuhnya karena harus terus-menerus mengeksploitasi energi Qi secara berlebihan.Dalam hati ia mengeluh..."Wangdue ternyata memiliki mata-mata dan kaki tangan di arena ini," pikirnyanya sambil menggertakkan gigi. Dia merasakan kegeraman yang membakar hati. "Mata-mata licik ini sangat pandai memanfaatkan situasi ketika aku dalam kondisi lemah."Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Warisan Artefak Kuno   Pulau Cangshi.

    Peristiwa Majelis Pedang di Puncak Gu Zi telah berlalu dengan cepat, tetapi jejaknya tetap membekas dalam ingatan para kultivator dunia persilatan.Dalam benak banyak orang, sosok Si Topeng Putih, Guru Tao Guo, bersinar terang layaknya bintang di langit malam. Ia adalah seorang kultivator yang tengah naik daun, meraih perhatian dan kekaguman dari semua kalangan.Meskipun ia tidak mendapatkan restu sebagai peringkat pertama menurut versi Puncak Qingxue, di hati dan pikiran para ahli dunia persilatan, Rong Guo telah menjadi sosok yang pantas disanjung.“Dia pantas disebut jagoan nomor satu Benua Longhu!” begitu kata-kata yang akan dikeluarkan, saat mereka bercerita tentang imam itu.Pasalnya, ia telah menyelamatkan muka para kultivator saat Majelis Pedang berlangsung, ketika tak seorang pun yang sanggup menghadapi praktisi tangguh dari Benua Logun.+++Di Wilayah Barat Benua Longhai, terhampar luas kekuasaan Kekaisaran Bai Feng.Wilayah ini, yang berbatasan langsung dengan lautan barat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Warisan Artefak Kuno   Keributan Didepan Toko Obat.

    Pagi-pagi benar, di toko obat Guihua Tang yang terletak di kawasan tersembunyi Pasar Hantu, Kota Tianzhou, keributan mencolok mulai terdengar. Suara gaduh menggema di sepanjang lorong sempit, menarik perhatian setiap orang di sekitarnya.Sebanyak dua ratus pria berbadan tegap dan berotot berlari kecil di jalanan bawah tanah yang tidak beraspal. Derap langkah kaki mereka bergetar nyaring, menciptakan suasana tegang yang mengingatkan pada momen pra-perang.Meskipun mereka tidak mengenakan seragam militer, gelagat mereka tak dapat disembunyikan; prajurit terlatih ini jelas terbiasa dalam urusan pertempuran. Jika bukan dari sekte bintang lima yang terkenal, hampir pasti mereka berasal dari pihak kekaisaran yang sedang berkuasa.Faktanya, meski suara langkah kaki mereka menimbulkan bunyi yang menggetarkan dan memberi aura menakutkan, anehnya, tidak sepatah kata pun terucap dari mulut mereka. Hanya derap langkah yang menggema, menimbulkan rasa takut di hati para penghuni Pasar Hantu.Sejuru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Warisan Artefak Kuno   Jendral Wan Yang Angkuh.

    Pemuda yang berpakaian seperti seorang Imam Tao itu tampak sangat mata duitan. Sikapnya yang percaya diri dan sinis jelas memicu kemarahan sang protokoler, Liu Renshan.Dengan wajah yang berusaha menahan amarah, protokoler Liu berbicara dengan nada dingin yang menegangkan, “Anak muda, berani sekali kamu meminta upeti dari pihak kekaisaran? Apakah kamu tidak takut akan dijatuhi hukuman pancung atas kelancanganmu?”Bukannya takut, si anak muda ,alahan langsung menyambar kata-kata itu, ia membalas ancaman protokoler itu dengan tidak takut.“Pihak kekaisaran? Kekaisaran mana? Apakah kalian dari Kekaisaran Tian Yun yang terletak di dataran tengah ini?” pertanyaannya disertai ekspresi bingung, namun ada jejak penghinaan di dalam matanya.“Tentu saja kami dari Kekaisaran Bai Feng. Kami datang dari wilayah Barat,” jawab protokoler Liu, berusaha meluruskan situasi meski ketidaknyamanan tampak jelas di wajahnya.Anak muda itu tidak tinggal diam; ia kembali membantah, membuat telinga protokoler

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30

Bab terbaru

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status