Semua Bab Diselingkuhi Kekasih, Dicintai CEO Tampan: Bab 1 - Bab 10

43 Bab

Pengkhianatan

"Lau, kekasihmu selingkuh."Laura terdiam mematung saat baru saja menerima telepon dari teman dekatnya tentang Lucas--kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun terakhir."Lau. Laura, kamu mendengarku? Coba kamu cek foto yang aku kirim. Saat ini Lucas ada di Klub Malam Joice. Dia sedang bersama wanita, yang sepertinya teman kuliahnya. Aku pernah melihat wanita itu di Universitas yang sama dengan Lucas."Laura masih diam membisu. Ia membuka chat yang dikirim oleh sahabatnya, melihat foto foto kemesraan Lucas dengan seorang wanita cantik.Reflek ponsel terlepas dari tangan. "Brengsek kamu Lucas!" umpat Laura menahan emosi yang terasa membuncah."Sabar Lau, kalau kamu membutuhkan teman untuk bercerita, aku siap mendengarkan.""Terima kasih," ucap Laura lalu mengakhiri panggilan.Laura mengambil kunci mobil dan memasukkan ponsel ke dalam tas tentengnya.Ia keluar dari kamar di dalam apartemen."Kamu mau ke mana?" tanya Yona yang tak lain adalah asisten pribadi Laura.
Baca selengkapnya

Membalas Sakit Hati

"Kamu yakin ingin melakukan itu?" tanya Kenie sahabat dekat Laura saat Laura menangis di dalam sambungan telepon. "Pikirkan lagi Lau, jangan sampai kamu menyesal.""Aku yakin, tolong pesankan saja. Aku tunggu kabarnya." Laura mengakhiri panggilan lalu kembali menikmati minuman beralkohol di depannya. "Brengsek! Brengsek kamu Lucas!"Sering kali kata kata kasar itu keluar dari mulut Laura yang saat ini tengah melampiaskan emosi dengan cara mabuk.Laura hancur berkeping keping. Dikhianati bukanlah masalah sepele, menyakitkan dan sempat membuatnya putus asa untuk melanjutkan hidup."Selama tiga tahun aku menjalani hubungan denganmu, tetapi kenapa kamu melakukan semua ini padaku?" racau Laura yang semakin mabuk.Selang beberapa menit setelah menghubungi Kenie. Laura mendapatkan informasi tempat sesuai dengan permintaan pada sahabatnya tersebut.Laura berdiri, melangkah gontai menuju mobil yang terparkir di depan klub malam. Tidak! Dia tidak bisa menyetir dalam keadaan mabuk.Laura menghen
Baca selengkapnya

Kesalahan

Steve berusaha membuka mata saat menyadari tidurnya terlalu pulas.Kedua mata yang masih terasa sepet harus dipaksa terbuka, karena hari ini dia memiliki jadwal pertemuan dengan Klien penting.Kepalanya terasa sakit efek minuman beralkohol yang diminumnya semalam."Sial. Aku mabuk berat semalam," gumamnya melihat ke bagian bawah tubuh.Ia terhenyak kaget saat mendapati dirinya tidak memakai benang sehelai pun.Kilasan tentang kejadian semalam terlintas samar samar, suara desahan dan lenguhan juga masih terngiang di telinga."Apa yang aku lakukan semalam?" Ia mencoba mengingat kejadian itu, tetapi semakin dipaksa otaknya semakin sulit untuk diandalkan.Ia menurunkan kedua kaki ke bawah ranjang lalu melihat ke belakang, ada bercak merah di atas seprai sisa dari pergumulan yang dilakukannya entah dengan siapa.Sejujurnya dia sama sekali tidak dapat mengingat siapa wanita yang melewati malam panas dengannya.Steve memukul kepalanya berkali-kali, menarik rambut dengan frustasi. "Bodoh!" um
Baca selengkapnya

Menyesal

Meski masih diselimuti rasa menyesal dan penasaran tentang siapa lelaki yang tidur dengannya di kamar Hotel, Laura tidak ingin meninggalkan pekerjaannya di dunia entertainment.Saat ini dia sedang melakukan syuting untuk mempromosikan merk makanan ringan terbaru.Dia adalah model iklan untuk produk tersebut.Selesai bekerja Laura mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga perjalanan panjang berakhir dengan cepat.Laura keluar dari mobil melangkah mendekati gedung hotel mewah di depannya."Aku harus secepatnya ke hotel itu. Aku yakin ada petunjuk untuk mengetahui siapa lelaki semalam," gumam Laura.Tidak mempedulikan mobilnya yang terparkir di sembarang tempat.Dia tidak memiliki waktu untuk menata mobil. Pikirannya kacau, gelisah dan takut karena karirnya sedang terancam.Ia takut karirnya meredup kalau sampai lelaki semalam mengatakan pada Media, mereka berdua pernah tidur bersama. Dia harus membungkam mulut lelaki itu.Laura mulai sedikit mengingat kalau semalam dia salah m
Baca selengkapnya

Kekhawatiran

Tak ingin karir hancur karena skandal murahan dan tak ingin pertunangan dibatalkan, Steve masih mencari tahu siapa wanita yang tidur dengannya pada malam itu.Di dalam ruang kerjanya Steve masih memikirkan kejadian malam itu. Meskipun sampai detik ini tidak ada satu pun wanita yang datang meminta pertanggung jawaban darinya.Namun Steve tetap khawatir akan adanya bumerang di kemudian hari.Sebenarnya berita tentang skandal malam itu juga tidak pernah terdengar. Walau merasa sedikit bingung, tetapi dia bersyukur karena karirnya aman dari konspirasi murahan seperti itu.Steve tengah berbicara dengan orang kepercayaan sekaligus bodyguardnya yaitu Trand."Bagaimana kabar tentang informasi yang aku inginkan?" tanya Steve, meletakkan kedua tangan di atas meja."Sama sekali tidak ada berita tentang Anda, atau seseorang yang mencari informasi tentang diri Anda, Tuan," jelas Trand yang duduk di depan meja kerja sang CEO."Kamu yakin wanita itu tidak pernah datang lagi ke hotel Gemintang?" Stev
Baca selengkapnya

Meeting Menyebalkan

Tok Tok Tok! Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruang kerja Steve yang tengah sibuk berkutat dengan pekerjaan. "Masuk!" seru Steve sambil terus menatap laptop di depannya.Sekretaris cantik berjalan mendekati meja kerja bosnya lalu menarik kursi dan duduk. "Selamat pagi Pak Steve," sapanya ramah. "Hari ini Anda ada jadwal pertemuan dengan seorang artis cantik pendatang baru yang namanya sedang naik daun. Dia adalah Laura. Dia akan menjadi bintang untuk mengiklankan produk keluaran terbaru dari perusahaan Fusion." Sekretaris Steve merinci jadwal agenda harian bosnya. "Ada lagi?" tanya Steve hanya melirik sesaat lalu kembali fokus menatap layar laptopnya. "Hanya itu Pak." "Ya sudah. Kamu boleh keluar." "Baik Pak, saya permisi." Sekretaris itu keluar dari ruangan Steve setelah selesai memberitahu jadwal harian bosnya."Pagi Bu," sapa sekretaris Steve saat melihat seorang wanita menahan pintu yang hendak ditutup. Tak Tak Tak. Terdengar suara langkah kaki mendekati meja k
Baca selengkapnya

Wanginya Sama

Diam-diam Steve melirik Laura lalu kembali fokus menyimak penjelasan yang dilakukan sekretarisnya. Sekertaris Steve tampak sangat detail menjelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh Laura, untuk memikat pembeli dan memasarkan produk keluaran terbaru dari perusahaan Fusion. Laura dan Yona menyimak penjelasan itu dengan tenang dan teliti. "Untuk memasarkan produk terbaru ini, ada beberapa iklan yang harus Anda bintangi. Bagaimana, Anda paham dengan kerja sama dengan perusahaan Fusion? Kontrak kerja Anda untuk menjadi Brand Ambassador produk kami adalah tiga bulan." Sekretaris Steve menjelaskan dengan rinci.Yona sebagai asisten Laura menganggukkan kepala pelan sama seperti Laura yang memahami semua pekerjaan yang akan dia ambil."Bagaimana, Lau, apa kamu mengerti?" tanya Yona memastikan. "Aku sudah mengerti," angguk Laura sambil mengelus perutnya. Pandang mata Yona beralih ke perut Laura, kecurigaannya semakin besar
Baca selengkapnya

Kamu Hamil?

Yona memegang bahu Laura. "Kamu kenapa? Sudah jangan dipikirkan ucapan Pak Steve tadi. Yang aku dengar, dia memang seperti itu. Dia itu tidak pernah berkenalan dengan yang namanya ramah dan bersikap baik pada orang lain. Apalagi pada orang yang baru dikenal seperti kita. Yang terpenting sekarang, kamu sudah resmi menjadi bintang iklan produk keluaran perusahaan terkenal itu. Karir-mu bisa semakin cemerlang kalau kamu bisa bekerja dengan baik.""Jangan dipikirkan soal sikap kurang ramah Pak Steve. Daripada kamu memikirkan yang tidak tidak, lebih baik kamu fokus saja dengan pekerjaan barumu dan persiapkan diri agar kamu bisa bekerja jauh lebih baik lagi," sambung Yona menguatkan. "Iya, kamu benar." Laura menghela napas panjang sambil meminum minuman di atas meja."Mungkin Pak Steve kelamaan jomblo jadi begitu," kekeh Yona. "Yang penting kan kamu udah dapat kontrak kerjasama. Sulit loh bekerja sama dengan perusahaan itu." "Iya aku tahu, tapi tetap
Baca selengkapnya

Wanita Licik

"Maaf Yona, aku belum bisa memberitahumu," jawab Laura lesu. Ia mengambil tas tenteng yang berada di atas meja lalu berdiri. "Kita pulang, aku lelah. Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku."Yona menganggukkan kepala, mencoba mengerti dengan kondisi Laura saat ini. "Biar aku bawakan," katanya mengambil tas dari tangan Laura. Mereka keluar dari restoran menuju parkiran. Di lahan luas yang dipenuhi mobil mobil mewah itu, terparkir mobil Laura dan mereka pun masuk ke mobil.*Laura tiba di rumahnya orang tuanya untuk melihat keadaan sang ibu yang sakit. Kedatangannya disambut lirikan sinis Nikolas yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama Yeni, calon ibu tirinya."Ke mana saja kamu beberapa hari ini? Kamu tidak tahu Ibumu terus saja bertanya keberadaanmu?" sarkas Nikolas berdiri sambil berkacak pinggang. Laura menghembus napas berat. Baru saja bertemu dengan sang ayah, Laura sudah dibuat emosi dengan nada bicara a
Baca selengkapnya

Membalas Sakit Hati

"Semua berkas yang sudah ditandatangani Bu Laura saya letakan di atas meja kerja Bapak." Sekretaris Steve meletakkan tas berkas ke atas meja kerja bosnya. "Hmm," sahut Steve lalu duduk di kursi kebanggaan."Saya permisi Pak." Sekretaris cantik itu keluar dari ruang kerja Steve lalu menutup pintu. Steve baru saja kembali ke perusahaan dengan kondisi mood berantakan. Semua terjadi karena tadi pagi Evelyn membawa kabar tentang pernikahan sang kekasih yang akan menikah dengan sahabatnya sendiri.Menghela napas panjang, Steve memandangi bingkai foto sang kekasih yang masih terpajang di atas meja kerja. Ia sadar kalau selama ini dia terlalu fokus bekerja hingga mengabaikan kekasihnya yang meminta untuk segera diresmikan. Namun kerja keras yang ia lakukan untuk masa depan hubungan mereka juga.Bodohnya, dia tidak tahu kalau kekasihnya itu selingkuh, bahkan dengan sahabatnya sendiri. "Sejak kapan mereka berdua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status