Bau obat yang tercium sangat pekat menyapa indra penciuman Bara, laki-laki itu berusaha menggerakkan tubuhnya, tapi sekuat apapun dia berusaha bergerak tubuhnya seolah tak mampu menuruti permintaan otaknya. “Kamu sudah sadar, aku panggil dokter dulu.” Itu suara Dina, Bara sangat hapal. Dokter? Apa dia ada di rumah sakit? Oh ya dia menabrak trotoar? Tapi kenapa Dina ada di sini menungguinya, apa Angga tahu? Tak lama Dina masuk dengan seorang dokter dan seorang perawat, lalu berbicara lirih dengan Dina, entah apa yang mereka bicarakan, Bara bahkan tak mampu mendengarnya dengan jelas. “Bagaimana perasaanmu?” tanya Dina saat mendekat ke arah Bara. “Apa yang terjadi, Mbak kenapa aku di sini?” “Kamu tidak ingat? Kamu mengalami kecelakaan tunggal, syukurlah Hera ada di dekat situ dan langsung membawamu ke rumah sakit.” Gadis itu lagi, jadi waktu itu dia tidak berhalusinasi, Hera memang ada di sana, dan sekali lagi membantunya. “Istirahtlah, sebentar lagi Mas Angga kemari, dia akan m
Baca selengkapnya