Dina duduk di sebuah kursi di tengah ruangan, tepatnya dia didudukkan Di sana oleh orang-orang itu, wajahnya terlihat datar dan tak menampakkan emosi apapun. Dia tak ingin memuaskan ego penculiknya dengan menampakkan wajah ketakutan, meski dalam hatinya dia takut setengah mati, apalagi kandungannya yang masih tergolong muda, sangat rentan untuk mengalami pendarahan. Anak dalam kandungannya memang datang tanpa direncanakan tapi tetap saja, dia sangat menyayangi calon anaknya itu, dia tak mau terjadi apa-apa pada kandungannya, dan panik dan memberontak hanya akan percuma, para penculiknya tidak akan luluh dengan air mata, mereka sudah terbiasa dengan darah manusia yang mengalir. Dina sangat paham dengan hal itu.Jadilah dia hanya duduk diam di sini, kedua tangan dan kakinya terikat erat pada kursi, entah sudah berapa lama dia berada di sini, Dina tak tahu, apalagi keadaan kamar yang remang-remang membuatnya tak bisa menebak apa sekarang masih siang atau sudah akan memasuki ma
Baca selengkapnya