Home / Pernikahan / Wanita Kedua / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Wanita Kedua: Chapter 201 - Chapter 210

285 Chapters

Pilihan Hati

"Ghea? Mantan tunanganmu?" tanya Dina.Dia berusaha bicara setenang mungkin, meski dadanya seketika bergemuruh, rasa cemburu dan kecewa seketika menyerangnya dengan hebat. Dina mengalihkan pandangannya pada keindahan taman di dekatnya. Bunga-bunga tertata dengan rapi tergantung disebuah papan kayu sangat indah. Tapi keindahan itu tak mampu menepis rasa sesak dalam hatinya, setetes air mata jatuh di pipinya.Tanpa disangka sebuah tangan menghapusnya dengan lembut."Kamu menangis," kata Angga dengan pahit, Dina pasti merasa tertekan dengan semua ini. Tapi Anggapun tak mampu untuk menyelami perasaan istrinya, dia bingung harus bagaimana."Jangan berpikir yang tidak-tidak, aku hanya menemui Vanya untuk tahu alasannya itu saja, demi Tuhan tak ada keinginanku untuk memperhatikannya, maaf karena tidak mengatakan padamu sebelumnya."Dina hanya diam saja, wanita itu masih memalingkan muka, tak sanggup menatap wajah suaminya. Sekali lagi dia merasa dikhianati.
Read more

Rahasia Hati

Udara yang segar dan pemandangan yang indah, selalu mampu memberikan ketenangan yang sulit dijelaskan dengan nalar, bersyukulah orang-orang yang hidup di pedesaan yang masih bisa menghirup udara yang alami dengan kadar pencemaran polusi yang sangat minim. Itulah yang dirasakan Dina sekarang, dengan menhirup udara yang jernih ini membuatnya dapat berpikir dengan jernih pula. Rasa cemburunya pada Ghea dan Vanya mungkin sudah berlebihan dan salahkan saja hormon kehamilannya yang tidak stabil. Tapi bukan berarti Dina begitu mudah memaafkan Angga dan menerima kehadiran suaminya kembali. Permasalahan dalam rumah tangga mereka bukan orang lain penyebabnya dari diri mereka sendiri sebagai pemeran utama di dalamnya, Angga yang tak mampu memberikan seluruh hatinya pada Dina dan masih dipenuhi bayang-bayang masa lalu dan Dina yang tidak cukup mampu untuk mengalihkan dunia Angga dari masa lalu itu sendiri. Hadirnya orang luar hanya faktor pemicu yang mempercepat perpecahan di ant
Read more

Harus Bahagia

“Kalau orang yang tidak tahu pasti mengira kalian kakak dan adek kandung,” komentar Dina. Bara hanya menyeringai, “Mau bagaimana lagi Mas Angga memang yang paling dekat denganku, meski dia menyebalkan tapi dia orang yang baik dan suka tak tegaan.” “Dan sifatanya yang tidak tegaan itu tanpa sadar menyakiti orang terdekatnya,” balas Dina tak habis pikir. “Mau bagaimana lagi itu sudah bawaan bayi, sulit banget untuk dihilangkan, tapi sepertinya Mbak Dina sudah mulai bisa memahami hal itu?” Bara menatap Dina tajam, ingin mencari jawaban sendiri untuk pertanyaannya. Untunglah orang yang sedang mereka bicarakan sedang ke ruangan dokter, ada sesuatu yang ingin dokter katakan pada wali Bara dan Angga sebagai walinya tentu harus ke sana. “Bukan bisa tapi terpaksa bisa,” jawab Dina kesal. “Kenapa, Mbak? Bukankah jika Mbak Dina ingin mencari yang lain masih terbuka lebar, Mbak cantik, baik dan keibuan, hidup ini terlalu siangkat untuk melakukan sesuatu yang tidak
Read more

Mulutmu Harimaumu

“Besok Ghea dan suaminya akan datang, apa kamu mau ikut denganku menjemput mereka di bandara?” tanya Angga, malam itu saat lagi-lagi dia numpang makan malam di rumah yang ditempati oleh Dina. Bahkan bisa dikatakan laki-laki itu hanya numpang tidur saja di rumah utama yang dulu menjadi tempat tinggal mereka, itupun kalau anak-anak tidak rewel dan meminta sang papa untuk tidur dengan mereka. Dina sampai tak habis pikir dulu saja saat mereka tinggal bersama, anak-anak cuek saja papanya pulang sampai larut malam dan hanya bertemu saat sarapan pagi, itupun mereka jarang sekali untuk berinteraksi, tapi sekarang saat mereka tinggal terpisah, seolah-olah anak-anak tak ingin lepas dari papa mereka. Mungkin itu juga yang dinamakan ikatan ayah dan anak. ‘Love hate relationship’ kalau Dina menyimpulkan. Memang tidak mudah juga tumbuh tanpa adanya figur orang tua yang lengkap dan Dina sangat paham akan hal itu. Tapi apa tadi Angga bilang menjemput Ghea dan suaminya di bandara?
Read more

Melempar Gengsi

“Baiklah aku akan ikut menjemput Ghea dan suaminya,” kata Dina saat menyambut suaminya di pagi hari, jadwal Angga untuk ‘numpang’ sarapan pagi di rumah ini. “Kamu yakin?” tanya Angga sedikit terkejut dengan sambutan istrinya yang ‘romantis’ itu. Nggak juga sih, tapi mau bagaimana lagi dari pada kamu ngelirik mantan. “Iya yakin. Kapan datangnya?” jawab Dina mengesampingkan pikiran konyol yang melintas di kepalanya.“Siang ini jam satu pesawatnya mendarat.” “Hah! Jam satu kamu kok nggak bilang, Mas, nggak bisa gitu jemputnya tar malem saja,” kata Dina ngaco. Angga yang sudah melangkah ke dalam rumah untuk menemui anak-anaknya, menghentikan langkahnya, dia memandang sang istri tajam, yang benar saja masak datangnya jam satu siang suruh jemput malam. Bisa jamuran mereka kelamaan menunggu di bandara. “Memangnya kenapa kalau kita jemput jam satu?” tanya Angga lebih memilih mengabaikan pemikirannya tadi, meski judes dan menyebalkan Dina orang yang logis dan sel
Read more

Tunjukkan Nyalimu

“Hah! Jadi benar kamu dulu selingkuh saat tunangan dengan Ghea?” tanya Dina begitu terkejut. Roda mobil itu berputar cepat meninggalkan tempat parkir yayasan, Angga berkonsentrasi mengeluarkan sedan mewah kesayangannya itu dari tempat parkir, jadi Dina mau tak mau harus bersabar meski kepalanya penuh dengan berbagai hal yang ingin dia tanyakan pada Angga. Mereka memang tidak membawa pengawal yang ikut di mobil ini, tapi Dina yakin Angga banyak menempatkan pengawal bayangan di sekellingnya, peristiwa penculikan kemarin masih meninggalkan trauma untuk laki-laki itu sehingga menambah jumlah pengawal adalah opsi rasional yang dia pilih, apalagi Dina yang masih enggan untuk kembali satu rumah dengannya. Mobil berjenis sedan mewah itu sudah berjalan dengan mulus di jalan raya, ini bukan waktu yang tepat memang untuk bertanya, tapi Dina sudah sangat penasaran. Oh ayolah dia bukannya ingin bertengkar di mobil dengan suaminya, yang bisa mencelakakan mereka, tapi dia hanya
Read more

Rumit

Dina memandang wanita di depannya dengan sorot menilai, senyumnya dan tingkah lakunya terlihat tulus bukan hal yang palsu, setidaknya itulah penilaiannya saat bertemu pertama kali dengan Ghea, masa lalu suaminya ini. Perjalanan yan jauh dan beban pikiran karena adek kesayangannya mendekam dipenjara membuat Ghea terlihat lelah dan pucat, tapi tidak mengurangi kecantikannya, dia menghadapi Dina dengan tenang. Sebagai orang yang sudah berpengalaman berhadapan dengan berbagai jenis orang tentu Dina bisa melakukan hal yang sama, meski sebelum ini dia terbakar api cemburu yang membara, tapi itu hanya di depan Angga, dia tak akan sudi menunjukkannya di depan wanita yang dia cemburui. “Aku senang akhirnya kita bisa bertemu Mas Angga sering menceritakanmu pada kami,” suaranya terdengar lembut dan jernih. Tapi apa tadi katanya Angga sering membicarakan dirinya dengan wanita ini, apa mereka sering berkomunikasi?Tapi gengsi banget untuk bertanya. “Semoga bukan soal
Read more

Vonis

Sidang kasus penculikan dan percobaan pembunuhan Dina yang dilakukan oleh Vanya, akan menemui titik akhir, pembacaan putusan akan dilakukan hari ini. Dina yang menjadi korban tentu saja harus rela untuk bolak balik ke kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya dengan Angga yang setia mendampinginya, dan seperti janji Angga laki-laki itu bahkan mau memberikan bukti-bukti yang memberatkan Vanya, langkah yang berani memang menurut Dina dan Ghea yang juga mengikuti jalannya persidangan, hanya bisa pasrah, karena adeknya memang bterbukti melakukan kejahatan itu, apalagi percobaan pembunuhan yang dia lakukan terhadap Dina terjadi di depan banyak orang dan juga sudah melukai Bara. Ngomong-ngomong soal Bara, laki-laki itu juga turut serta hadir dalam persidangan terakhir mantan kekasihnya itu, kondisinya membaik dengan cepat, meski masih harus cek up ke rumah sakit tiap seminggu sekali. Dan jangan lupakan Hera yang juga kembali bertugas menjaga Dina. “Kamu siap mendeng
Read more

Bimbang

‘Keira terjatuh di kamar mandi, sekarang mama menuju rumah sakit harapan bunda.’ Angga memajamkan matanya, apalagi ini, tidakkah Tuhan memberinya sedikit saja waktu untuk menenangkan diri, dia baru saja menyaksikan vonis hukum Vanya dan jujur saja itu membuatnya tak nyaman, dia tak tahu harus bersikap bagaimana di depan Dina, istrinya itu terlalu pandai untuk dibohongi. Dan sekarang dia harus kembali dihadapkan pada situasi sulit, Angga menyesali hatinya yang lemah, seharusnya dia mudah saja mengabaikan pesan mamanya, tapi bagaimanapun juga Keira masih berstatus istrinya di atas kertas meski kata talak telah dia ucapkan. Angga memandang Dina yang juga memandangnya dengan sinar mata bertanya.Tuhan apa yang harus dia putuskan? Dulu mungkin dia akan langsung berlari menghampiri Keira dengan alasan kemanusiaan yang akan dia jadikan alasan, tapi kini dia tak bisa pergi begitu saja, satu kesalahan saja pasti akan membuat Dina terluka dan memilih pergi meninggalkannya.
Read more

Siapa?

Tak henti-hentinya mulut Dina mengunyah makanan yang dia bawa dalam pastik kecil di pangkuannya, bahkan dia tak peduli meski Angga mengemudikan mobilnya dengan kencang, Dina bukannya tak punya hati bisa makan enak saat Keira sedang sakit, tapi dia butuh makan, meski hanya sekedar camilan. Beban emosi yang ditanggungnya cukup berat, jadi dia butuh tenaga yang besar juga untuk menghadapinya. Angga hanya melirik tingkah polah istrinya itu, sudah biasa dengan Dina yang suka sekali makan sejak hamil. Angga tak tahu dia harus bersyukur atau tidak, bahkan bobot tubuh Dina mulai naik dengan drastis, Angga bukannya keberatan dengan hal itu, tapi dia hanya tidak ingin salah berkomentar karena Dina cukup sensitif belakangan ini apalagi untuk urusan penampilan. “Kamu mau ikut ke dalam dulu atau aku antar ke kantin langsung.” Dina menatap suaminya yang membukakan pintu mobil. “Aku belum lapar.” Ya iyalah dari tadi sudah makan cemilan, aku yang kelaparan, batin Angga sebal. Boro-boro Dina mau
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
29
DMCA.com Protection Status