“Kalau orang yang tidak tahu pasti mengira kalian kakak dan adek kandung,” komentar Dina. Bara hanya menyeringai, “Mau bagaimana lagi Mas Angga memang yang paling dekat denganku, meski dia menyebalkan tapi dia orang yang baik dan suka tak tegaan.” “Dan sifatanya yang tidak tegaan itu tanpa sadar menyakiti orang terdekatnya,” balas Dina tak habis pikir. “Mau bagaimana lagi itu sudah bawaan bayi, sulit banget untuk dihilangkan, tapi sepertinya Mbak Dina sudah mulai bisa memahami hal itu?” Bara menatap Dina tajam, ingin mencari jawaban sendiri untuk pertanyaannya. Untunglah orang yang sedang mereka bicarakan sedang ke ruangan dokter, ada sesuatu yang ingin dokter katakan pada wali Bara dan Angga sebagai walinya tentu harus ke sana. “Bukan bisa tapi terpaksa bisa,” jawab Dina kesal. “Kenapa, Mbak? Bukankah jika Mbak Dina ingin mencari yang lain masih terbuka lebar, Mbak cantik, baik dan keibuan, hidup ini terlalu siangkat untuk melakukan sesuatu yang tidak
Read more