All Chapters of Wanita Kedua: Chapter 181 - Chapter 188
188 Chapters
Pertemuan
"Sejak kapan sih, Mas, kamu jadi sok perhatian dan pemaksa seperti ini?" tanya Dina kesal dengan Angga yang memaksanya periksa kandungan saat ini juga. Padahal dia tidak merasa ada yang salah dengan kandungannya. Oklah dia memang harus periksa kandungan tapi tidak harus malam ini, saat semua energinya habis setelah berperang dengan perasaannya sendiri. "Kamu pasti setelah ini mikirin tetang pertemuan tadi, dan membuatmu makin stress, aku tahu kamu sekarang pingin nangis tapi malu sama aku," jawab Angga sok yakin."Padahal kalau kamu memang pingin nangis juga nangis aja aku siap peluk kamu," sambungnya.Dina hanya melengos tak terima Angga benar dia memang ingin menangis dari tadi, dia ingin menangisi jalan hidupnya yang berliku tajam ini, sekali saja. Tapi tentu saja hubungannya yang menggantung dengan Angga membuatnya enggan untuk memperlihatkan kelemahannya di depan laki-laki yang masih sah berstatus suaminya. Dina selalu merasa Angga buk
Read more
Dua Istri
“Mama yang menemanimu seperti biasa, dia lebih tahu kondisimu.” Keira sangat senang saat mama mertuanya berjalan cepat dan berbicara dengan Angga, suaminya. Akhirnya setelah lama tidak mau lagi mengantarkannya untuk periksa kandungan Angga muncul juga. Mungkin pengaruh Dina tak mempan lagi untuk Angga, wanita itu terlalu mengekang suaminya, padahal Keira juga istri Angga dan berhak untuk mendapat perhatian yang sama, bahkan lebih karena kondisinya yang sedang hamil dan juga kakinya yang belum mampu untuk berjalan dengan sempurna. Keira bahkan tak habis pikir sihir apa yang dimiliki Dina hingga Angga begitu menurut padanya. Tapi kalimat yang diucapkan Angga berhasil membuatnya geram, apalagi dia tadi tak menyadari kehadiran Dina di sana yang sedang duduk di kursi ruang tunggu. Senyum yang dari tadi bertengger cantik di wajahnya seketika hilang, berganti dengan rasa kesal. Kenapa selalu ada Dina di sisi Angga, tidak bisakah wanita itu perg
Read more
Pagi Menyebalkan
Dina pikir saat dirinya memutuskan untuk menyerah dengan kehidupan rumah tangganya dia akan lepas dari kehidupan rumit Angga dan para wanita di sekelilingnya, tapi ternyata Dina salah, kehidupan rumit itu terus mengikutinya bagai bayangan kelam.Dina memandang ponselnya dengan geram sebuah pesan dari Keira."Mbak kita sama-sama hamil jangan egois memonopoli Mas Angga sendiri." Dina rasanya ingin tertawa kencang, betapa tak tahu malunya wanita ini, padahal jelas-jelas anak dalam kandungannya ini bukan anak Angga. Benar-benar ya. Dan tak lama ponselnya berbunyi lagi pesan dari Angga yang masuk kali ini.Kesempatan yang bagus, Dina tak ingin repot-repot mengurus masalah konyol begini.Dia mengirimkan pesan Keira pada Angga, tanpa kalimat apapun, bahkan Dina tak membalas pesan yang penuh perhatian dari Angga.Biarkan laki-laki itu menentukan sikapnya sendiri apa yang akan dia lakukan pada istri mudanya itu, Dina tak peduli.Pesan Keira sudah menghancurkan moodnya di pagi ini, padahal ha
Read more
Kejutan!
“Mulai hari ini aku talak kamu,” kalimat itu diucapkan Angga dengan tenang. “Dan sekarang kita bukan lagi suami istri.” Ruangan itu seketika hening, bahkan tak terdengar tarikan napas dari tiga orang yang berbagi ruangan itu. Keheningan yang mencekam. Angga masih diam menunggu reaksi wanita yang baru saja dia ceraikan itu. Wajah yang tadi terlihat penuh senyum itu seketika menjadi pucat, ada rasa tidak tega di hati Angga, tapi inilah langkah yang harus dia lakukan, toh pernikahan mereka hanya di atas kertas saja. Andai wanita itu paham dan menyadari posisinya sejak awal mungkin Angga tidak akan sampai berbuat begini. “Tapi, Mas, apa salahku, bukankah aku belum melahirkan,” kata wanita itu berang, dia tak terima dibuang begitu saja, dia terbiasa dipuja oleh para pria. “Aku sudah membicarakannya dengan Rudi Hartono, pernikahan kita adalah kesepakatanku dengannya dan dia setuju dengan ini, jadi tidak ada alasan untuk kamu menolak.” Angga merasa seperti laki-lak
Read more
Obsesi
Angga menghembuskan napasnya lega, satu masalah telah dia selesaikan dengan baik, seharusnya inilah yang dia lakukan sejak dulu, hanya memberikan namanya dan kompensasi untuk kecelakaan itu, memberinya uang dan kehidupan yang layak untuknya, bukan memberi sedikit ruang di hatinya. Angga menyesal dengan kebodohannya itu, tapi dia berharap semuanya belum terlambat. Dan sekarang saatnya dia menghadapi masalah yang satu lagi. Tidak ada kewajiban padanya untuk melakukan ini tapi hatinya tak tega saat melihat wanita itu kekurangan. Angga selalu memenuhi kebutuhannya, menemaninya saat dia butuh teman bicara, Angga sudah melakukan semuanya dengan baik sebagai teman, tapi kini dia ingin semuanya berakhir. Ada orang lain yang ingin dia utamakan orang yang seharusnya sejak dulu jadi prioritasnya, sejak dia mengucapkan janji suci pernikahan.Angga mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia ingin semuanya berakhir hari ini, dia ingin menjadi orang yang baru melangkah t
Read more
Salah Alamat
“Apa ini karena Dina tak terima dengan kejadian waktu itu? istrimu itu terlalu kampungan dan merasa kalau dia tak cukup layak untukmu makanya berulah, apa kamu mau didekte oleh istrimu itu?” Angga melotot marah, rahangnya mengeras dan tangannya terkepal, dia tak terima ada yang menghina Dina. Tapi Angga tahu Vanya akan semakin sulit kalau dia menghadapinya dengan kemarahan, dia kemari untuk memutuskan benang masa lalunya, bukan untuk bertengkar. Dihelanya napas dalam, sekedar menenangkan hatinya yang terasa terbakar. “Apa menurutmu aku akan menurut pada orang lain jika aku tak menginginkannya?” tanya Angga tenang. “Aku yakin kamu hanya sedang bingung, kamu tidak mungkin mencintainya?” tanya vanya tak terima. Vanya mengenal Angga hampir diseparuh usianya, dia juga tahu wanita seperti apa yang menjadi kekasih Angga, dan Dina sama sekali tidak masuk dalam kriteria itu. Angga menyukai tipikal wanita yang lemah lembut dan yang pasti bukan dari orang yang tidak
Read more
Buang Mantan
"Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu pada Vanya, Bar?""Aku hanya mengatakan kenyataan yang ada, kenapa? Apa Mas marah, perempuan yang Mas puja ternyata tak berharga?" jawab Bara tak peduli.Angga menatap Bara dengan penasaran."Jelaskan padaku!" Bara menatap Angga tajam, antara rasa iba dan juga tidak mengerti."Untuk apa? Dia tidak ada hubungan dengan Mas Anggakan? Dia juga bukan orang yang penting? Jadi untuk apa aku jelaskan.Bara melangkah ke mini market dengan ringan mengabaikan Angga yang ternganga tak percaya di pinggir jalan. Angga tak tahu dia harus berkata apa,  kalimat Bara telak menohoknya, dia tidak punya hubungan apapun dengan Vanya dan juga dia bukan orang yang penting untuk Angga, tapi tetap saja dia tidak terima, Vanya teman baiknya dan Angga menyayanginya, tapi berdebat masalah itu dengan Bara akan memicu bencana yang lain, cepat atau lambat pertengkarannya akan didengar Dina dan istrinya itu, akan meninggalkannya tanpa pikir panj
Read more
Tamu Tengah Malam
Dina terbangun dari tidur lelapnya, dia terkejut oleh ketukan pintu kamarnya. Suara Bibi memanggil namanya berulang kali. Dina menengok jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Apa anak-anak sakit? Pikiran itu membuat Dina tersentak dan secepatnya turun membuka pintu. “Ada apa, Bi?” tanya Dina cemas, apalagi melihat wajah bibi yang terlihat ketakutan. “Anak-anak kenapa?” tanyanya tak sabar. “I..itu, Nya, bukan anak-anak tapi Tuan,” jawab Bibi tergagap. “Mas Angga kenapa?” Dina segera keluar dari kamarnya dan mengikuti telunjuk Bbi yang mengarah ke ruang tamu. “Ada apa dengamu, Mas? Kamu habis tawuran?”Dina membelalak kaget melihat wajah Angga yang penuh luka, dan bekas darah yang mengering di wajahnya membuatnya tampak mengerikan. Dengan tangan bergetar Dina memegang wajah suaminya. Ini sudah tengah malam demi Tuhan, dan dari mana saja suaminya ini berkeliaran sampai mendapatkan luka yang begitu menyeramkan itu. Apa kebiasaan lama laki-laki i
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status