Pagi-pagi sekali sebelum Dina berangkat kerja, Bu Rahmi datang tergopoh-gopoh menuju rumahnya, wanita itu terlihat cemas. Bahkan mataharipun belum menunjukkan dirinya, hanya semburatnya yang indah terlihat di ujung sana. “Ada apa, Bu? Kenapa ibu terlihat panik.” Bu Rahmi menghela napasnya dalam menormalkan detak jatungnya yang memburu, salahnya juga yang datang dengan wajah panik membuat Dina ikut khawatir, padahal wanita itu tidak boleh stress. “Duduk, dulu, Bu, biar aku ambilkan minum.” Dina mengambil segelas air mineral dan memberikannya pada Bu Rahmi. Wanita itu menghabiskan gelasnya dalam tiga tegukan besar, dan bernapas dengan terengah-engah. “Pelan-pelan, Bu,” ucap Dina, tangannya mengelus punggung Bu Rahmi naik turun, berharap wanita itu bisa menenangkan diri. Bu Rahmi meletakkan gelasnya dan duduk menghadap Dina. “Maaf, Din, Ibu pagi-pagi sudah merusuh di rumahmu.” Dina hanya tersenyum dan menggeleng pelan. “Ada apa, Bu? Kenapa ibu terliha
Baca selengkapnya