"Mengalihkan pembicaraan, eh?""Mau jawab ngga?!""Sabar." Arjuna menyandarkan punggung, lalu menarik sang istri dalam pelukannya. "Pertama, yang mengajak bicara Rena bukan aku. Kedua, aku hanya bicara seperlunya, bicara tentang hubungan kami yang benar-benar berakhir.""Hanya itu?"Arjuna tidak langsung menjawab. Karena saat ini pikirannya sibuk berdebat. Haruskan dia jujur? Atau bohong?Kalau jujur, dia takut hubungannya dan Ana kembali merenggang padahal mereka baru saja berbaikan. Namun, berbohong juga bukan pilihan yang baik. Jika sampai Ana tahu hal itu dari orang lain pasti wanita itu akan marah."Hei!" tegur Ana yang mengira suaminya melamun."Hanya itu, ya, hanya itu." Akhirnya Arjuna memilih berbohong. Dia pasti akan bilang alasan sebenarnya di balik pernikahan mereka. Akan tetapi, tidak sekarang di saat hubungannya dengan Ana berjalan baik."Baik, aku percaya." Jika ada yang bertanya kenapa Ana begitu mudahnya percaya, hanya satu jawaban yang dia miliki. Karena selama ini A
Read more