Ana mengembalikan ponsel Yuda sambil tersenyum canggung. Mengingat bagaimana kerasnya suara sang suami barusan, dia yakin pria di depannya pasti ikut mendengar."Mas Arjuna marah?"Mengedikkan bahu sebagai jawaban, Ana memberi kode agar Yuda menoleh ke belakang. Di mana kakak pria itu sedang berjalan ke arah mereka."Ibu sudah sadar, sebentar lagi mau dipindahkan ke kamar. Kamu urus administrasinya dulu!" Yuli menepuk pundak adiknya. Meyakinkan bahwa kini ibunya sudah baik-baik saja."Baiklah." Yuda mengalihkan pandangan pada Ana. "Aku tinggal dulu, ya."Ana mengangguk, lalu memperhatikan Yuda yang berlari kecil. Hal yang mengingatkannya tentang bagaimana dulu dia juga pernah seperti itu. Panik, saat ibunya masuk rumah sakit."Ehm, Ana?"Wanita itu tersentak. "Iya, Mbak?""Mbak boleh titip ibu bentar? Ini mau nelpon suami dulu.""Oh, iya Mbak."Dengan langkah terpaksa, Ana berjalan ke pintu UGD. Bukan. Bukannya dia tidak mau membantu, hanya saja kemarahan Arjuna mengusik hatinya.Belu
Last Updated : 2024-03-02 Read more