Semua Bab Bukan Istri Pilihan Ibumu: Bab 51 - Bab 60

170 Bab

Melawan Mantan Mertua

Sementara Darma tertawa dalam hatinya. Ya. Memang inilah yang Darma tunggu. Dengan sengaja Darma ingin Alana mendengarnya lalu kemudian wanita itu merasakan sakit hati.  ‘Rasakan kamu wanita murahan! Saya harus menunjukan pada kamu dimana tempat kamu yang sebenarnya. Yaitu di bawah kaki Andra. Kamu hanya pantas menjadi babunya Andra. Bukan jadi pendampingnya. Mimpi jika kamu berniat mengejar cinta Andra kembali. Karena yang pantas menjadi menantu saya hanya Sherly. Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu! Dan ya, sekarang kamu sudah paham seberapa rendah derajat kamu, bukan?’ batin Darma berkata dengan sinis.Tapi sebaris senyum jumawa masih terukir di wajahnya. Tampak jelas raut puas di wajah Darma.“Pa! Kita belum—““Maaf. Ini kopinya, Tuan Darma. Silakan. Aku permisi..” belum juga Andra menyelesaikan kata-katanya, Alana sudah memotong dengan pamit pada Darma.Darma mengangguk mengibaskan
Baca selengkapnya

Pertemuan Andra dengan Danu

“Kamu memang wanita yang tidak tahu diri ya. Mulai berani kamu sama saya? Apa karena kamu bekerja di perusahaan Andra, jadi merasa mendapat perlindungan? Heh, dengar Alana. Andra tidak akan peduli padamu. Mau kamu mati atau hidup. Bahkan Andra tidak akan peduli dengan itu!”Alana tetap tersenyum. Meski hatinya hanya sedang menahan diri agar tak terpancing emosi atas hardikan Darma padanya.“Terserah Anda mau mengatakan apa, Tuan. Tapi yang jelas, aku bukan lagi Alana yang akan diam seperti dulu jika Anda menindasku. Jadi maaf kalau aku sedikit kurang sopan karena menjawab setiap ocehan Anda. Niatku di sini adalah untuk bekerja. Bukan untuk mencari masalah dengan siapapun. Termasuk dengan Anda, Tuan. Jadi jika Tuan tidak ada kepentingan lain. Bisakah Anda pergi dan membiarkan aku kembali fokus dengan pekerjaanku?” pinta Alana yang secara tidak langsung mengusir Darma.Tentu saja Darma terkejut dengan sikap Alana yang berani-beraninya menga
Baca selengkapnya

Menonton Film Bersama

“Ah, Anda bisa menilainya sendiri. Seberapa dekat kami berdua,” jawab Danu dengan enteng. Lalu menoleh pada Alana yang hanya bisa menghembuskan napas lelah. Alana tak berniat mengelak atau pun meluruskan keadaan. Karena yang ia inginkan saat ini adalah segera pulang dan menghindar dari Andra.“Ya sudah. Kalau begitu aku permisi. Tadinya aku ingin menawari tumpangan pada sekretarisku yang sedang berdiri sendirian di pinggir jalan. Sebagai atasannya aku hanya mengandalkan sedikit rasa simpati. Tapi ternyata dia sedang menunggu jemputan seseorang,” ucap Andra terus terang.Alana memandangnya sembari menggigit bibir. Entah mengapa Alana bisa menangkap ada nada cemburu di dalam ucapan Andra barusan.“Baik. Terimakasih sudah bersimpati terhadap Alana. Tapi saat ini sudah ada aku yang akan menjaganya. Iya ‘kan Alana?” Danu melemparkan pertanyaan yang membuat Alana terhenyak dan tergagap di tempatnya.“Engh, iya,&rd
Baca selengkapnya

Kekasih yang Menyusahkan

Alana meneguk ludahnya kasar, jari-jemarinya saling memilin satu sama lain. Ia bingung, apakah dirinya harus pergi nonton bersama Danu? Tapi nanti Danu malah salah sangka dan mengira bahwa malam ini sebagai kencan mereka. “Tenang saja Alana, aku tidak akan berpikir yang macam-macam. Aku hanya ingin menonton film saja bersamamu. Tidak lebih dari itu,” bisik Danu yang seakan bisa membaca apa yang tersembunyi di dalam pikiran Alana.“Baiklah. Aku mau nonton film denganmu,” putus Alana akhirnya. Membuat senyum di wajah Danu kian melebar. Begitu juga dengan Winarti. Wanita paruh baya itu menyipitkan matanya sambil tersenyum, memandang pada Alana dan Danu yang berdiri di hadapannya.‘Tuhan. Mereka sangat cocok menurutku. Jika Danu adalah jodoh Alana, tolong dekatkanlah mereka. Aku sangat ingin melihat putriku bahagia.’ batin Winarti.***      “Apa?! Aku harus menemani Sherl
Baca selengkapnya

Bertemu Alana dan Danu di Bioskop

“Ya ampun, sayang. Kapan lagi kita menghabiskan waktu berdua seperti ini? Kamu ‘kan selalu sibuk di kantor. Sedangkan aku juga kadang sibuk pemotretan. Jadi mumpung kita punya banyak waktu sekarang, kenapa tidak kita habiskan dengan bersenang-senang?” Sherly melemparkan senyum pada Andra. Tapi Andra hanya mendelik menatapnya. Kemudian menghembuskan napas kasar dan merapatkan cekalannya pada papper bag yang ia pegang.“Oh iya. Kamu juga sudah menyiapkan jas yang terbaik untuk acara pertunangan kita nanti ‘kan? Jangan pakai jas yang biasa-biasa aja loh sayang. Kamu ‘kan harus terlihat lebih cool dan perfect nanti.”  Andra menghentikan gerak langkahnya setelah mendengar ocehan Sherly kali ini. Andra membalikan tubuhnya menghadap Sherly dengan raut tak suka.“Bukankah sudah ku bilang. Kalau aku tidak ingin ada pertunangan?” Andra melemparkan tatapan elangnya dengan dahi yang berkerut. Memb
Baca selengkapnya

Keributan di Bioskop

“Hai, Alana! Kebetulan kita bertemu di sini ya. Aku sama Andra tadinya mau nonton film romantis berdua, tapi melihat kamu di sini aku jadi berpikir, kenapa kita tidak nonton bersama saja. Iya ‘kan sayang?” Sherly berkata pada Alana, kemudian ia melirik kearah Andra sambil mengapit mesra lengan lelaki itu.Padahal wajah Andra masih saja terlihat kaku. “Eh, tentu saja boleh.”  Danu yang menyahut. Karena Alana hanya terdiam di tempatnya. Danu kemudian melarikan pandangannya pada Andra. “Kamu boss nya Alana ‘kan? Kalau tidak salah nama kamu Andra.  Ternyata kita bertemu lagi di sini,” ucap Danu menyapa sambil tersenyum. Tapi tangan kiri Danu meraih tangan kanan Alana dan mengusapnya pelan di hadapan Andra. Membuat atensi Andra mau tak mau mengarah ke sana.“Ehem.. iya. Aku bossnya,”  ucap Andra menatap Danu lagi.‘Dan sekaligus mantan suaminya!’ lanjut Andra dalam batinnya.
Baca selengkapnya

Terimalah Lamaranku!

Sherly menyipitkan matanya. “Kok kamu jadi salahin aku? Harusnya yang kamu salahkan itu Alana. Siapa suruh dia seenaknya pegang-pegang tangan kamu dengan mesra. Ya jelas aku marah lah, sayang. Kamu ‘kan calon suami aku!” “Tapi kelakukan kamu di dalam bioskop yang menampar Alana, sudah menunjukan betapa kamu terlihat lebih rendah dari dia. Kamu bukan hanya mempermalukanku. Tapi juga mempermalukan dirimu sendiri. Kamu benar-benar membuatku muak, Sherly!” kesal Andra mendengkus masam.  “Sekarang kamu pulang saja sendiri! Jangan ikut dengan mobilku!” Mulut Sherly membuka saat Andra mengatakan itu lalu membalikan badannya melangkah menuju mobil.“Andra! Tidak bisa begitu dong, sayang. Aku ‘kan ke sini sama kamu, ya aku pulang harus sama kamu juga?” Sherly menjeritkan protesnya. Sambil menenteng-nenteng tas belanjaannya yang banyak, Sherly mencoba membujuk Andra.“Pulang saja nai
Baca selengkapnya

Tak Mau Melepaskan Andra

“Kamu tahu kalau aku sangat serius sama kamu ‘kan, Alana?” tanya Danu dan Alana hanya menunduk, menarik napasnya sejenak. Kemudian kembali menatap Danu dengan tatapan meminta maaf seraya menggelengkan kepalanya.“Maaf, Danu. Aku tidak bisa. Sekali lagi aku minta maaf..” Danu membuang napasnya kasar, ia melepaskan genggaman tangan Alana sambil manggut-manggut. “Ya. Aku sudah bisa menebaknya, Alana. Lagi dan lagi aku pasti akan ditolak,” ucap Danu sambil berusaha memaksakan senyumnya untuk menutupi hatinya yang kecewa.“Tapi aku akan terus menunggumu selama kamu masih sendiri. Karena aku tidak akan pernah merasa lelah meski aku tahu kalau cintamu belum tentu pasti.” Danu kembali melemparkan senyumnya pada Alana. Membuat Alana menatapnya tidak enak hati. ‘Maafkan aku, Danu. Kamu adalah seorang lelaki yang sangat baik. Kamu tidak pantas untukku. Kamu tidak pantas untuk menjagaku dan Rehan
Baca selengkapnya

Mengantar ke Sekolah

Arwen adalah seorang Papa yang ideal. Meskipun ia harus melakukan segala cara untuk bisa mewujudkan apapun yang Sherly inginkan.“Dan ya. Papa tahu, apa yang menyebabkan Andra meninggalkanku dan pulang sendirian?” Kening Arwen berkerut menatap Sherly. Kemudian Arwen menggelengkan kepalanya.“Semua ini karena Alana, Pa. Alana! Mantan istri Andra yang miskin dan murahan itu!” cetus Sherly, dan Arwen mengangkat sebelah alisnya.“Alana?” tanya Arwen. Ia memang pernah mendengar jika nama mantan istri Andra adalah Alana. Tapi selama hidupnya, Arwen belum pernah bertemu dengan Alana sekalipun. Jadi ia tidak tahu seperti apa rupa mantan istri Andra itu.“Iya, Pa. Aku dan Andra bertemu dengan Alana di bioskop. Dan dengan beraninya, Alana malah menyentuh tangan Andra di depan mataku sendiri. Aku tidak terima, Pa. Jadi aku menamparnya. Dan karena itulah Andra marah padaku. Andra bilang katanya aku sudah membuat
Baca selengkapnya

Ke Sekolah Rehan

Hanya tinggal sepuluh menit lagi ia berangkat ke Jogja. Ketika itu suara cempreng Rehan terdengar memekikan telinga. Bocah itu keluar dari kamarnya dan berlari menghampiri Danu.“Ayah! Ayah! Nanti Ayah akan cuti lagi ‘kan? Nanti kita akan ketemu lagi ‘kan, Yah?” tanya Rehan yang merangkulkan kedua tangannya di leher Danu. Sementara Rehan sendiri duduk di atas pangkuan lelaki tampan yang ia panggil ayah itu.“Rehan! Jangan seperti itu, sayang? Tolong turun dari pangkuannya Ayah Danu,” suruh Alana menegur sikap Rehan yang terkadang memang kelewat manja pada Danu.Rehan mengangguk. Hendak turun dari atas paha—Danu. Tapi Danu menggelengkan kepalanya dengan tegas.“Tidak apa-apa, Alana. Biarkan saja seperti ini.”“Tapi dia sudah berat, Danu,” protes Alana. Dan Danu masih menggelengkan kepalanya, kali ini sambil terkekeh pelan.“Rehan tidak berat. Kalau kamu yang aku pangku, b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status