Andra hanya menoleh pada ibunya itu, lalu mengedikkan bahu. “Tentu saja aku sudah menidurinya, Ma. Alana ‘kan pernah menjadi istriku dulu. Kalau aku belum pernah menidurinya, mungkin dia masih tetap perawan hingga saat ini.” Seketika Nita langsung menarik napas lega setelah mendengar kalimat Andra barusan. ‘Hah, syukurlah. Berarti Andra memang tidak melakukan apapun dengan wanita murahan itu selama mereka berada di bali. Karena kalau sampai Andra menyentuh Alana. Aku takut Alana akan hamil. Cuih. Mana sudi aku memiliki cucu dari rahim wanita miskin seperti Alana.’ batin Nita berdecih.“Sudahlah, Ma. Aku sangat pusing. Apa Mama bisa pergi meninggalkanku untuk istirahat sebentar?” pinta Andra mengusir Nita secara halus.Nita menghembuskan napas kasar. Tapi ia tak urung bangkit dari duduknya.“Ya sudah. Kamu istirahat saja. Tapi ingat satu hal, Andra. Mama tidak mau kejadian Tuan Arwen yang k
Read more