Tiba-tiba saja secarik senyum tipis terukir di bibir Andra. Melihat betapa cantik dan manisnya wajah itu meski dalam keadaan polos dan tanpa balutan make-up.“Wajah bantalmu ternyata masih secantik dulu. Dan aku selalu senang memandanginya,” Andra bergumam tanpa sadar. Matanya sempurna menatap pada Alana, masih dengan senyum yang tersungging di bibirnya.Andra berkata dengan sedikit berbisik. “Kulitmu juga sangat halus, Alana. Dulu aku selalu senang mengecupmu di sini,” Andra menunduk dan mendaratkan bibirnya di kening Alana. Mengecupnya dengan pelan agar gerakannya tak membangunkan wanita itu.“Matamu yang bulat. Selalu terlihat indah. Dan aku suka memandanginya,” Andra melarikan telunjuknya, mengusap-usap pelan kedu
Baca selengkapnya