Beranda / CEO / Bukan Istri Pilihan Ibumu / Tidur Bersama Andra

Share

Tidur Bersama Andra

Penulis: Syifa Safaah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Cahaya pagi yang masuk melalui celah-celah kamar membuat bola mata Alana mengerjap. Lalu kedua mata bulatnya itu mulai terbuka secara perlahan. 

“Andra!” namun Alana memekik terkejut saat mendapati Andra juga tidur di sofa yang sama dengannya. Kedua tangan Andra melingkar di pinggang Alana yang ramping. Sedang wajah mereka begitu berdekatan hingga napas Andra yang teratur terasa menerpa wajahnya.

‘Jadi semalam Andra tidur di sofa ini denganku? Pantas saja aku bermimpi Andra memelukku. Rupanya Andra memang memelukku dalam tidur.’ Alana bergumam dalam batinnya. 

Tanpa sadar Alana melengkungkan senyumnya saat melihat wajah tampan Andra yang tampak tenang dari jarak sedekat ini.

Lelaki yang biasanya terlihat ketus dan tanpa perasaan itu, kini wajahnya terlihat begitu polos saat terlelap. Meski rahangnya tetap nampak tegas.

“Jam berapa sekarang?” Alana terkejut mendengar Andra yang tiba-tiba bersuara.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Apa Kamu Meniduri Alana?

    Kini mereka sudah duduk berdampingan di dalam kursi pesawat. Sabuk pengaman pun sudah membelit perut mereka dengan aman. Makanan juga telah mengisi perut mereka yang kosong.Tapi sejak tadi, tak ada satu pun dari mereka yang membuka suara. Andra dan Alana hanya saling bergeming. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.Bedanya, Alana tersenyum menatap kearah jendela pesawat sambil memikirkan Rehan. Sedangkan wajah Andra tak tampak sebaris pun senyum di bibir lelaki itu.‘Terimakasih Tuhan. Akhirnya aku pulang juga ke Jakarta. Aku akan memeluk Rehan lagi. Dua hari saja di bali rasanya sudah seperti setahun. Tapi sekarang aku akan bisa melepas kerinduanku pada Rehan dan ibu.’ batin Alana.Andra menopang sebelah pipinya dengan tangan kanan. Lalu ia mengusap wajahnya dengan gusar.‘Aku masih penasaran dengan sosok lelaki yang ada di sekeliling Alana. Sebenarnya ada berapa lelaki dalam hidup wanita itu? Siapa Rehan? Dan siapa pula Da

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Candu pada Alana

    Andra hanya menoleh pada ibunya itu, lalu mengedikkan bahu. “Tentu saja aku sudah menidurinya, Ma. Alana ‘kan pernah menjadi istriku dulu. Kalau aku belum pernah menidurinya, mungkin dia masih tetap perawan hingga saat ini.”Seketika Nita langsung menarik napas lega setelah mendengar kalimat Andra barusan.‘Hah, syukurlah. Berarti Andra memang tidak melakukan apapun dengan wanita murahan itu selama mereka berada di bali. Karena kalau sampai Andra menyentuh Alana. Aku takut Alana akan hamil. Cuih. Mana sudi aku memiliki cucu dari rahim wanita miskin seperti Alana.’ batin Nita berdecih.“Sudahlah, Ma. Aku sangat pusing. Apa Mama bisa pergi meninggalkanku untuk istirahat sebentar?” pinta Andra mengusir Nita secara halus.Nita menghembuskan napas kasar. Tapi ia tak urung bangkit dari duduknya.“Ya sudah. Kamu istirahat saja. Tapi ingat satu hal, Andra. Mama tidak mau kejadian Tuan Arwen yang k

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Mengingat Alana

    Ya. Andra yang sekarang adalah seorang lelaki yang lebih menyukai warna-warna netral dalam segala hal. Baik itu berpakaian sekalipun.Bagi Andra, warna netral lebih menggambarkan dirinya yang tak lagi memiliki warna dalam hidup. Andra sudah kehilangan warna cerah dalam hidupnya delapan tahun silam. Dan semenjak itu, Andra mulai membenci sosok dirinya yang dulu.“Kira-kira sedang apa wanita itu malam ini?” gumam Andra bertanya-tanya setelah tubuhnya berbaring telentang di atas ranjang. Sedang matanya lurus menatap pada langit-langit kamar. Tentu saja wanita yang dimaksud Andra adalah Alana.“Apa Alana masih mengingat malam-malam kami selama di bali kemarin? Apa dia juga masih mengingat sentuhanku?” tanya Andra lagi. Kedua tangannya terlipat di bawah kepala. Andra menjadikannya sebagai bantal.Sebaris senyum tipis terukir di bibir Andra kala membayangkan bagaimana ia menikmati tubuh Alana dan menyusuri setiap inchi

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Seperti Keluarga Bahagia

    “Inilah hadiahnya.” Danu sengaja membuka kotak beludru itu di depan Alana. Rehan dan Winarti kembali saling melempar senyum.Alana terdiam dan menatap Danu dengan tatapan keberatan untuk menerimanya.“Maaf, Alana. Ini hanya cincin yang ku hadiahkan khusus di hari ulang tahunmu. Aku memberikannya murni hanya untuk itu. Bukan karena apapun. Jadi aku mohon.. jangan tolak pemberianku ya,” pinta Danu yang akhirnya membuat Alana menghela napas lega.‘Hah, aku pikir Danu mau melamarku di hadapan ibu dan Rehan. Tapi rupanya Danu memberikan cincin ini hanya sebagai kado ulang tahun saja. Syukurlah. Karena jika Danu benar-benar melamarku di hadapan ibu ataupun Rehan. Aku tidak bisa membayangkan apa yang harus ku lakukan nantinya.’ Alana bergumam dalam hati.“Baiklah. Aku akan menerima hadiah darimu ini. Terimakasih banyak untuk semua yang telah kamu lakukan dalam hidupku. Baik dulu maupun sekarang. Aku tid

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Ulang Tahun Mantan Istri

    Setelah berfoto dan menghabiskan kue ulang tahun, kini Alana dan Danu tengah mengobrol di ruang tamu. Obrolan mereka kali ini tampak hangat. Bahkan sesekali Alana akan tertawa atau tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya saat Danu mulai mengajaknya berseloroh.Winarti sedang tidur siang. Sementara Rehan sendiri sibuk dengan kamera milik Danu. Menatap satu per satu foto hasil jepretannya sambil tersenyum.“Ibuku menitip salam untukmu dan Rehan. Katanya dia juga merindukan Rehan. Bahkan ibuku sering bertanya, kapan Alana akan datang lagi ke jogja dan membawa Rehan untuk berkunjung ke rumah kita?” Danu bercerita sembari menirukan ucapan ibunya yang mana sudah menganggap Rehan seperti cucunya sendiri.Alana tersenyum. Hatinya terenyuh mendengar cerita Danu.“Tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti mungkin aku akan datang kembali ke jogja. Tapi bukan untuk pulang. Karena tempatku yang sebenarnya adalah di Jakarta. Jogja hanyalah sebu

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Masih Ingat Ulang Tahun Alana

    Ya. Andra sengaja sekali mencari tahu alamat rumah Alana pada seorang HRD di perusahaannya. Lantas Andra memesan buket bunga yang mewah, dan cokelat yang paling enak dan tentu saja mahal untuk Alana.“Bahkan aku masih mengingat kesukaanmu sampai detik ini. Cokelat memang manis, Alana. Tapi apa kamu masih bisa menelannya jika tahu cokelat itu dariku? Aku jadi membayangkan akan bagaimana reaksimu? Apakah kamu akan membuang semua hadiah pemberianku, atau justru tetap menerimanya.” Andra masih menyunggingkan senyum miring di wajahnya.Matanya menyipit menatap pada langit yang tempak terang di atas sana. Andra jadi tidak sabar ingin segera menelpon Alana, dan memberitahukan kalau ialah yang memberikan kejutan itu.Tapi tentu saja Andra akan sambil mengucapkan selamat ulang tahun dengan bahasa yang paling manis untuk Alana. Mantan istri yang sudah membuat hidupnya hancur berantakan.***“Hallo, Vir? Aku mau tanya. Apa yang n

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Makian dari Mantan Mertua

    “Kamu sedang apa? Kenapa kamu terlihat gelisah seperti sedang memikirkan sesuatu? Apa kamu sedang ada masalah, Alana? Kamu bisa cerita sama aku kalau kamu mau.” Danu tetap berdiri di tempatnya. Tak berani masuk ke dalam kamar Alana di saat Rehan tak sedang ada di sana.Alana menggelengkan kepala sambil memaksakan senyumnya. Lantas ia berdiri menghampiri Danu.“Sungguh, Alana. Aku tak akan keberatan jika menjadi tempatmu menceritakan segala keluh kesah. Aku akan setia mendengarnya agar beban di hatimu berkurang.” Danu kembali menawarkan dirinya.Danu tahu sekali jika ada sesuatu yang tidak beres dengan Alana. Wanita itu sedang menyembunyikan sesuatu namun enggan mengatakannya. Danu hanya ingin membuat Alana merasa lega, itu sebabnya ia menawarkan diri.‘Danu sangat peka. Dia selalu tahu saat aku sedang ada masalah. Tapi aku tidak mungkin mengatakannya pada Danu. Cukup aku yang menelan sendiri perlakuan Andra padaku

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Mengembalikan Uang pada Andra

    Hari semakin sore. Nita pun sudah pulang satu jam yang lalu. Kini Alana harus menyerahkan dokumen-dokumen penting ke ruangan Andra.Sambil ada sesuatu yang ingin Alana katakan pada lelaki itu. Dan Alana pikir sekarang adalah waktu yang tepat.TOK! TOK! TOK!“Masuk!” suara baritone milik Andra menyahut. Dan Alana segera mendorong pintu dengan tangannya.“Selamat sore, Pak Andra! Aku membawa dokumen penting yang harus Anda tandatangani.”“Letakan saja di atas meja!”Alana mengangguk, lalu menaruh dokumen itu di atas meja seperti yang Andra perintahkan. Andra yang sedang memijit dagunya sambil fokus menatap pada layar monitor, kini mengangkat kepala saat menyadari jika Alana masih berdiri mematung di hadapannya.“Ada apa lagi?” tanya Andra menaikan sebelah alisnya.Alana memilin jemari. Ia balas menatap Andra dengan bola matanya yang bulat. Kemudian berkata.&ldquo

Bab terbaru

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   TAMAT- Aku Tetap Milikmu

    Yang seketika membuat Alana menelan ludahnya. Alana lalu menggigit bibir. Tentu saja ia mengerti dengan apa maksud dari perkataan Andra barusan. Andra mempertanyakan apakah ia sudah boleh menyentuh Alana lagi malam ini? Ya. Karena setelah kelahiran Alin, Andra sama sekali belum buka puasa. Ia berusaha menahannya hingga Alana siap.“Belum..” cicit Alana pelan. Membuat Andra menghela napasnya. “Jahitannya belum kering. Jadi kita belum bisa melakukannya malam ini,” dusta Alana pada Andra.Karena sebenarnya jahitanya sudah kering. Alana bahkan sudah siap jika Andra ingin menyentuhnya. Hanya saja, Alana sengaja mengerjai Andra.Alana sengaja membohongi Andra karena ia sudah mempersiapkan sebuah kejutan untuk suaminya itu.“Begitu ya? Ya sudah. Tidak apa-apa,” ucap Andra meskipun terdengar helaan pelan yang keluar dari mulutnya.Alana menangkup kedua tangan Andra yang masih memeluk perutnya.“Kamu ti

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Rindu Alana

    Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa kini usia Alin sudah memasuki bulan ketiga. Alin sudah pintar mengoceh dan mengemut tangannya sendiri. Kadang ia akan menjambak pelan rambut Andra dan Rehan saat Papa dan kakaknya itu menciumi wajahnya.“Alin! Sayang! Berapa kali Papa bilang, berhenti mengemuti tanganmu seperti ini. Tadi ‘kan sebelum berangkat ke taman, kamu sudah minum susu yang banyak dari Mama Alana. Perut kamu pasti sudah kenyang ‘kan? Jadi sekarang hentikan mengemut tangannya ya!” Andra menarik tangan Alin yang mengepal dan masuk ke dalam mulutnya.Andra tidak ingin Alin terbiasa melakukan itu. Tapi yang namanya bayi berusia tiga bulan. Tentu saja dia tidak akan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Papanya.Berulang kali Andra menarik tangan Alin dari mulut mungilnya, berulang kali pula Alin tetap memasukan tangannya itu ke dalam mulut lagi.Hingga akhirnya Andra menyerah. Ia menghembuskan napasnya pelan.“B

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Alindra

    Kening Alana berkerut menatap pada suaminya."Alindra?" ulang Alana.Dan Andra langsung mengangguk mantap."Ya. Alindra. Alindra Wijaya. Dia akan menjadi seorang perempuan yang kuat dan berhati lembut. Dia akan pintar dan berwawasan luas. Dia juga akan tumbuh menjadi orang yang penuh kasih sayang. Semua orang akan memanggilnya dengan sebutan Alin!" ujar Andra menuturkan.Membuat Alana yang mendengarnya kini menarik kedua sudut bibirnya ke samping.Hingga membentuk sebuah senyuman."Alindra Wijaya? Aku setuju. Nama yang sangat indah," ucap Alana.Kemudian ia mengelus pipi mungil Alin yang masih sibuk menyusu--di dadanya."Hei, Alin! Ini Mama! Kata Papa, mulai sekarang nama kamu adalah Alin, ya. Nanti kamu akan bertemu dengan kakak Rehan. Juga dengan kedua nenek kamu. Kakak Rehan pasti akan senang saat melihat kamu yang secantik ini!" ujar Alana.Ya. Rehan adalah salah

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Kelahiran Bayi Kedua

    “Emhh.. Maaf Pak Andra! Mr. Steve! Saya mau pamit ke kamar kecil dulu sebentar. Boleh?” tanya Vani dengan wajah sungkan.Yang kemudian langsung diangguki oleh Andra dan Mr. Steve.“Tentu saja boleh. Silakan Vani!”Vani mengangguk. Lalu ia bangkit berdiri sambil meraih ponselnya. Kaki Vani terus bergerak menjauhi meja itu. Lantas ia berhenti ketika berada di dekat kamar kecil.Vani segera saja mengangkat panggilan dari Nita.“Hallo Nyonya Nita! Mohon maaf saya baru mengangkat telpon Anda. Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanya Vani setelah menempelkan ponselnya di telinga kanan.‘Kenapa ponsel Andra tidak aktif? Sejak tadi saya menghubungi ponsel Andra sampai berpuluh-puluh kali. Tapi tidak satu pun yang tersambung. Jadi saya menghubungimu. Mana Andra?! Saya mau bicara dengannya?’ tanya Nita dari seberang telpon.Pertanyaan Nita itu seketika membuat Vani menggigit bibirnya. Ia tergugu dan

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Tak Perlu Bahas Masa Lalu

    Sambil memegangi kepalanya dengan sebelah tangan, Andra menatap Alana dengan alis yang bertaut.“Kenapa kepalaku dijitak?” tanya Andra dengan memasang wajah sok polos.Alana berkaca pinggang di hadapannya. “Aku melakukan itu agar isi otak suamiku tetap waras. Ini sudah malam ‘kan? Kalau aku yang mandikan, bisa-bisa kita menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kamar mandi itu. Karena aku sudah tahu betul dengan apa yang ada di dalam pikiranmu!” Alana berkata dengan tegas. Dan dagunya terangkat kearah Andra.Andra mengusap wajahnya dengan sebelah tangan, kemudian ia menghembuskan napasnya pelan. Lalu matanya menatap Alana lurus.“Hhh.. padahal aku sudah membelikanmu bunga. Tapi aku tidak mendapatkan balasan apa-apa,” gumam Andra pelan.Namun gumaman itu masih bisa terdengar dengan jelas di telinga Alana. Hingga membuat kedua bola mata Alana melebar dan ia mendelik kearah suaminya.“Oh! Jadi kamu sengaja membe

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Suami Genit

    Membuat Alana dan Rehan sama-sama tersenyum mendengarnya.“Oh iya. Apa PR-nya Rehan sudah selesai?” tanya Andra yang melemparkan tatapanya ke arah buku tulis milik Rehan.“Sudah, Pa. Kalau untuk PR-nya, aku sudah mengerjakannya tadi. Sekarang hanya tinggal belajar membaca saja. Karena besok ada tes membaca oleh Ibu Guru,” sahut Rehan menjawab. Dan Andra mengangguk-anggukan kepalanya.“Oh begitu. Baiklah. Berhubung sekarang Papa sudah pulang ke rumah. Jadi bagaimana kalau Papa saja yang membantu kamu belajar membaca? Kamu mau?” Andra menaruh tas kerjanya di atas tempat tidur Rehan. Kemudian ia bertanya pada bocah kecil itu.“Mau Pa! Rehan mau!” seru Rehan dengan senang. Sampai ia mengangkat kedua tangannya ke atas hingga Andra terkekeh menggeleng-gelengkan kepalanya.Namun Alana menatap Andra dengan mengerutkan keningnya.“Tapi, Andra. Kamu ‘kan baru pulang dari kantor. Pasti k

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Mengajari Berbohong

    “Apa pensil warnanya sudah? Jangan sampai ada yang tertinggal, Rehan!” Alana sedang mengecek perlengkapan sekolah Rehan yang ada di tas anak itu.“Sudah Rehan masukan semuanya, Ma? Isi tasku sudah lengkap, ‘kan?” Rehan balas bertanya pada Alana yang duduk di tepi ranjang sambil meneliti isi tas anak lelakinya itu.Pagi ini Alana memang langsung mendatangi Rehan ke kamarnya. Hal yang selalu menjadi kebiasaan Alana. Ia selalu memeriksa PR Rehan dan isi tas bocah itu. Alana takut jika sampai ada yang tertinggal di rumah.Merasa semuanya sudah lengkap, Alana menganggukan kepalanya lalu ia memberikan tas itu kembali ke tangan Rehan.“Ternyata semuanya sudah lengkap. Kalau begitu kemarikan sisirnya. Biar Mama yang sisirkan rambut kamu!” pinta Alana menengadahkan tangannya pada Rehan.Namun Rehan menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Tidak usah, Ma. Rehan sudah besar sekarang. Mama tidak perlu lagi menyisiri rambut R

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Ingin seperti Papa

    Malam ini, Andra sedang duduk di kursi yang terletak di balkon kamarnya. Tampak kaki kanannya tertumpang di kaki kiri. Dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, Andra mengamati lamat-lamat buku-buku tebal yang ia pangku di atas—paha.Yang sedang Andra baca itu tentu saja sebuah buku bisnis.Ketika itu Rehan datang dengan membawa snack di tangannya. Bocah kecil itu melangkah mendekati Papanya yang langsung menoleh dan tersenyum begitu melihat Rehan.“Hei! Papa pikir kamu sudah tidur?” Andra tersenyum pada Rehan sembari melepas kacamatanya dan menaruhnya di atas meja.“Belum, Pa. Rehan tidak bisa tidur.” Rehan kini menghempaskan pantatnya di kursi yang ada di depan Andra.“Kenapa kamu tidak bisa tidur? Apa kamu sudah minum susu hangatnya dari Bik Sumi?” tanya Andra kemudian ia menaruh buku tebalnya juga di atas meja. Untuk bergabung dengan kacamatanya.Rehan mengangguk sebagai j

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Istri yang Manis

    Kini Andra dan Alana sudah ada di mobil. Alana mengerutkan keningnya menatap kearah jendela di sampingnya, benaknya berpikir kemana Andra akan menjalankan mobilnya ini?Andra bilang, mereka akan pergi jalan-jalan. Tapi Andra belum memberitahunya kemana tujuan mereka sebenarnya.Sementara Andra sendiri tampak fokus menyetir sembari tatapannya tajam ke depan sana.“Andra!”“Hmm?” Andra berdeham, melirik sekilas kearah Alana yang duduk di sampingnya. Sebelum kemudian kembali memusatkan pandangannya ke jalanan.“Sebenarnya kamu mau bawa aku ke mana?” Alana tak bisa menahan diri untuk tidak menanyakan hal itu. Ia sungguh penasaran.Tapi Andra hanya menahan senyumnya. Melihat Alana yang menatapnya dengan pandangan penuh tanya, membuat Andra merasa geli.“’Kan sudah ku bilang, kalau aku mau membawamu ke sebuah tempat yang akan membuatmu senang melihatnya. Karena it

DMCA.com Protection Status