Home / CEO / Bukan Istri Pilihan Ibumu / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Bukan Istri Pilihan Ibumu: Chapter 61 - Chapter 70

170 Chapters

Andra Bertemu Rehan Lagi

Sebelum membuka pintu, Sherly mengalihkan pandanganya pada Andra. “Sayang, kamu tunggu aku sebentar ya. Aku mau ngantar Evelyn dulu ke kamar kecil. Awas loh, kamu jangan tinggalin aku sendirian lagi!” pesan Sherly sambil memasang wajah merengut.Andra hanya memutar bola matanya.  “Hemm..” lalu ia berdeham sebagai jawaban. Hingga akhirnya Sherly dan Evelyn benar-benar keluar dari mobilnya. Sementara Andra harus menunggu di balik kemudi, sambil sesekali melirik kearah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.“Ck! Menyusahkan. Kalau aku tinggalkan dia lagi, urusannya bisa runyam nanti. Si tukang ngadu itu pasti akan mengadu lagi pada Mama dan Papa. Aku malah jika harus mendengarkan ocehan mereka,” gumam Andra sambil mengetuk-ngetukan jemarinya di permukaan setir. Berusaha mengusir kebosanan karena menunggu Sherly yang tengah mengantar keponakannya ke kamar kecil.Namun saat itu, bola mata And
Read more

Om Baik

“Hallo, Pak Andra. Ada yang bisa aku bantu?” tanya Alana saat lagi dan lagi Andra menelponnya. Namun kali ini lelaki itu menelpon ketika jam makan siang sudah tiba.“Kamu jangan makan siang di pantry! Aku mau makan siang di luar. Dan aku mau kamu menemaniku!” TUT!Alana kembali membuang napasnya lelah. Sebagaimana kebiasaan Andra, lelaki itu selalu saja mematikan telpon tanpa menunggu sahutan dari orang lain. Dan Alana tahu sekali, kalau perintah Andra tadi memang tak akan bisa ia bantah.Tak lama Andra keluar dari ruang kerjanya. Sambil membenarkan letak jasnya, Andra melemparkan tatapannya yang terasa dingin pada Alana. “Aku tidak mau makan di restoran dekat kantor. Makanan di sana membuat perutku bosan. Cepat ambil tasmu dan ikut aku ke mobil!” perintah Andra. “Baik, Pak Andra.” Alana menganggukan kepalanya. Lantas bergegas tangannya menyambar sebuah tas selempang berwarna
Read more

Alana tak Pantas Mengandung Anakku!

“Hallo, Iya Pak Andra?” Alana mengangkat telpon dari Andra yang menghubungi Alana dari ruang kerjanya. Ya. Andra dan Sherly sudah tiba di kantor setengah jam yang lalu. Dan sepertinya saat ini mereka tengah sarapan bersama di dalam ruangan Andra. Karena tadi Alana melihat OB yang mengantarkan beberapa dus makanan yang Andra pesan dari restoran yang tak jauh dari kantor.‘Alana! Antarkan berkas-berkas penting yang harus ku cek dan tandatangani. Sekarang!’ pinta Andra kemudian menutup telponnya begitu saja. Alana hanya bisa membuang napas pelan. Terbesit rasa ragu di dalam hatinya. “Semoga saja di dalam sana, Andra dan Sherly tidak sedang melakukan sesuatu yang tidak ingin ku lihat,” gumam Alana pelan. Kemudian ia meraih berkas yang Andra minta di atas meja kerjanya. Dan kakinya berjalan pelan menuju ruangan Andra. Sementara itu, di ruang kerja Andra, Sherly tampak memaksa lelaki itu untuk m
Read more

Foto ketika Ulang Tahun

“Iya, Ma. Dan Mama tahu tidak, tadi pagi Rehan ketemu lagi loh sama Om Baik. Kami bertemu di sekolah. Rehan seneeng banget bisa bertemu lagi sama dia. Soalnya Om itu ramah, terus keren. Rambutnya juga klimis dan yang paling Rehan suka adalah tubuhnya tinggi. Rehan saja kalah jauh tingginya sama Om itu,” tutur Rehan menceritakan tentang sosok Om Baik pada Alana.Dan Alana hanya mendengarkan sembari memasang wajah penasaran. Ucapan Rehan seakan menarik hati Alana bahwa sosok Om Baik itu memang sangat ramah dan penyayang pada anak kecil. Terbukti, hanya dengan dua kali bertemu saja Rehan sudah langsung menyukai sosok Om Baik yang ia ceritakan.“Kamu sudah tahu siapa nama Om Baik itu?” tanya Alana dan Rehan menepuk keningnya.“Aduh, Rehan lupa lagi mau tanya namanya, Ma. Kok Rehan bisa pelupa ya. Nanti lain kali kalau bertemu lagi pasti Rehan akan tanyain siapa nama Om itu. Oh iya. Kalau Mama sendiri, apa Mama tidak mau ketemu sama Om B
Read more

Merendahkan Alana di Pesta Perusahaan

Tapi ia tak urung mengikuti langkah Darma dari belakang. Sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Kaki panjang Andra melangkah, hendak masuk ke dalam mobil yang akan membawanya ke perusahaan.Saat tiba di perusahaannya, Andra melihat suasana di dalam kantornya sudah berubah. Ruang Aula yang luas itu kini telah disulap menjadi sebuah ruangan yang dihias dengan balon-balon berwarna. Juga bunga-bunga yang cantik di beberapa sudut. Terhampar meja-meja panjang yang menyajikan makanan dan berbagai dessert, serta minuman yang akan memanjakan para tamu undangan yang hadir di acara malam ini.Karena malam ini adalah acara ulang tahun perusahaan, maka sebuah kue yang berukuran cukup besar juga sudah siap sedia di sana. Rencananya nanti Andra dan Darma lah yang akan memotong kue itu.‘Di mana Alana? Apa dia belum datang? Atau justru tidak akan datang?’ gumam Andra bertanya-tanya dalam hati. Matanya celingukan kesana-kemari mencari sosok wanita yan
Read more

Mempermalukan Alana

Namun saat matanya hendak melirik pada tempat dimana Alana berdiri tadi, kening Andra berkerut mendapati Alana sudah tidak ada di sana.‘Ke mana perginya Alana? Padahal tadi dia masih berdiri di dekat meja ini.’ Andra celingukan mencari Alana. Dan Darma yang memerhatikan itu langsung saja menyikut lengan Andra dan memberinya tatapan peringatan.“Jaga sikapmu, Andra! Tuan Arwen sedang berjalan kearah kita. Kamu sedang mencari siapa? Wanita murahan itu sudah pergi menjauh. Mungkin dia sudah sadar dimana derajatnya!” bisik Darma ke telinga Andra. Tangan Andra terkepal dan rahangnya mengetat ketika mendengar ucapan Darma barusan.Tapi sapaan Tuan Arwen dan suara centil Sherly membuat Darma segera menoleh dan bangkit untuk menyapa.“Selamat malam Tuan Arwen! Mari silakan duduk.” Darma menjabat tangan Arwen kemudian menunjuk kursi yang bersebrangan dengannya. Mengisyaratkan agar Arwen duduk di sana. Sementara Nit
Read more

Dicium di Depan Umum

Membayangkan rencananya yang akan berhasil. Nita juga membayangkan bagaimana marahnya Andra saat melihat Alana mempermalukan dirinya sendiri. "Aku yakin, rencanaku ini pasti akan berhasil. Aku pastikan kalau Andra akan merasa ilfeel dan menendang Alana dari pekerjaannya!" lanjut Nita, kemudian matanya mulai melirik kearah pelayan catering. Menggerakan tangannya sebagai isyarat agar pelayan itu mendekat. "Apa kamu mau uang? Saya bisa kasih kamu uang, tapi kamu harus melakukan sesuatu untuk saya," ucap Nita yang membuat pelayan catering itu mengerutkan keningnya dengan bingung. Tapi sepertinya uang yang Nita tawarkan terlihat tampak menggiurkan. "Apa yang harus saya lakukan untuk Nyonya?" tanya pelayan catering itu dengan berbisik. "Berikan segelas jus pada wanita muda yang sedang berdiri di sana," tunjuk Nita pada Alana. "Tapi campurkan ini di dalam minumannya!" lanjut Nita sambil memberikan sebuah botol kecil berisi sebuah cairan y
Read more

Berhenti Menyebut nama Rehan!

“Enghh..” bibir Andra masih mengunci rapat bibir Alana. Tangannya yang kekar mendekap punggung Alana hingga merapat padanya. “Apa mereka tidak malu berciuman di depan umum?” bisik-bisik para tamu undangan.Sementara Sherly menghentakan kakinya kesal, ia cemburu melihat Andra berciuman—di depan matanya.“Ck! Aku tidak bisa biarkan ini. Kenapa Andra malah menciumi Alana di hadapan para tamu?!” Sherly hendak beranjak menghampiri Andra dan Alana, akan tetapi Arwen menahannya. “Jangan!”“Kenapa, Pa? Wanita murahan itu sudah menggoda calon suamiku! Apa Papa tidak melihat kalau mereka sedang berpagutan dengan mesra? Hhh.. menjijikan!” kesal Sherly mengetatkan giginya.Arwen mengangguk. “Papa tahu. Hanya saja menurut Papa sebaiknya kamu tidak usah ke sana. Karena Papa tidak mau kamu membuat keributan yang akhirnya malah mempermalukan diri kamu sendiri.”
Read more

Mengigau

“Anda mau apa Pak? Mau ikut berenang ya?” tanya Alana yang belum sadar dari mabuknya.“Iya. Kita akan berenang menyelami nikmatnya surga dunia. Aku akan membuatmu hanya menjeritkan namaku saja, Alana!” sahut Andra tepat di depan wajah Alana. Kemudian Andra meraup bibir ranum Alana. “Enghh.. Pak?”“Kamu tahu, Alana? Kamu selalu membuatku tak bisa mengendalikan naluri kelelakianku! Tubuhmu selalu membuatku candu untuk menyentuhnya,” kata Andra.  “Kamu mau berpesta denganku malam ini ‘kan, Alana?” tanya Andra. “Mari kita melakukannya dengan penuh penghayatan.”  Kini dua insan itu sudah siap untuk mulai bergelung di peraduan.“Engh, Pak. Apa yang Anda lakukan?” .“Sudah ku bilang kita akan berenang. Kamu hanya perlu diam dan menikmati. Sebut saja namaku berkali-kali, Alana! Aku hanya ingin mendengar nama
Read more

Alana tidak akan Hamil!

Bahkan pelukan Andra membuat hidung mancung mereka nyaris bersentuhan. Napas Andra mendesau, menyapu permukaan kulit wajah Alana.“Apa kamu benar-benar tidak ingin terus memelukku seperti ini, Andra? Apa kamu benar-benar tidak ingin aku pergi?” Alana bergumam pelan. Bibirnya mengukir senyum yang tak dapat ia tahan.Disentuhnya hidung mancung Andra dengan telunjuknya. “Aku tahu ini salah. Aku sadar sekali kalau apa yang sudah terjadi di antara kita ini tidak dibenarkan, Andra. Karena kita sudah bukan lagi suami istri. Tidak seharusnya kita tidur satu ranjang. Tapi, entah mengapa aku malah merasa bahagia saat terbangun di dalam pelukanmu. Aku tidak sadar dengan apa yang sudah terjadi semalam. Yang jelas, aku tidak kuasa saat hatiku sangat merindu pada sentuhanmu.” pelan sekali Alana bicara. Karena ia sangat takut jika Andra bangun lantas mendengar apa yang dia katakan.Alana menarik napasnya pelan. Lalu ia mengarahkan pandangan
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status