Kiran mengentakkan sebelah kakinya, kesal. “Nanti jika Mahesa sudah kembali, katakan padanya untuk segera aktifkan ponsel. Beritahu dia juga kalau aku baru saja datang ke sini,” suruh Kiran pada Ambar.“Baik, Nona Kiran.” Ambar mengangguk.Sambil cemberut, Kiran pun membalikan badan dan masuk ke dalam lift.Saat itulah Mahesa langsung menarik napas lega seraya mengusap dadanya. Ia tersenyum.“Akhirnya dia pulang juga. Jadi aku bisa bekerja dengan tenang hari ini,” gumam Mahesa menegakan tubuhnya, dan melangkah menuju ruang CEO.Saat melewati meja sekretaris, Mahesa berhenti sejenak. Menatap Ambar yang berdiri memberi hormat padanya.“Terima kasih, Ambar. Kau sangat membantuku,” ucap Mahesa.Ambar tersenyum. “Sama-sama, Tuan. Tapi sepertinya setelah ini, Nona Kiran pasti akan mengomel.”Mahesa mendengkus. “Nah, itu dia. Aku tidak tahu, kenapa dulu bis
Read more