Seketika Dean kembali teringat dengan pertanyaan yang dulu pernah Dirly tanyakan padanya.“Pa, apakah menjadi pengusaha seperti Papa itu menyenangkan?” tanya Dirly kala itu, ketika bocah itu baru saja akan masuk sekolah dasar. Dirly selalu bertanya dengan pertanyaan kritisnya.Dean mengangguk, memangku Dirly di atas pahanya. “Tentu saja. Karena menjadi seorang pengusaha, Papa bisa menggaji orang lain, membuka lowongan pekerjaan, dan mendapat uang. Memangnya kenapa tiba-tiba bertanya soal itu?”Dirly diam sejenak, tampak berpikir. Mengamati wajah Dean, lalu kembali berkata. “Jika suatu saat nanti aku dewasa, dan tidak menjadi pengusaha seperti Papa, apakah Papa akan marah?” tanya Dirly, yang berhasil membuat kening Dean berkerut mendengarnya.Namun saat itu, pertanyaan Dirly tak sempat Dean jawab karena tiba-tiba saja managernya menelpon dan membuat Dean meninggalkan Dirly untuk pergi ke restoran.Kini Dean
Read more