Home / CEO / Penghangat Ranjang Tuan CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Penghangat Ranjang Tuan CEO: Chapter 151 - Chapter 160

283 Chapters

Pernikahan yang Ditentang

Athalia menunduk dengan wajah malu, menyembunyikan air mata yang menganak sungai di pipi. Bibir Athalia terlalu kelu untuk mengeluarkan bantahan. Sebab apa yang Bianca katakan tak sepenuhnya salah. Bukankah Athalia memang pernah menjadi wanita simpanan dari Mahesa demi sejumlah uang.“Jawab, Athalia! Istriku sedang bertanya!” bentak Damar yang kesabarannya telah habis.Dean menatap Athalia dengan mata yang teduh, kemudian tangannya mengepal lalu berjalan ke arah Bianca dan merebut mic dari tangan wanita itu dengan sedikit kasar.“Siapa yang menyuruhmu mengarang cerita bohong di acara pertunganku?!” hardik Dean, membuat Bianca terlonjak kaget dan melebarkan mata.“Enghh … aku tidak sedang mengarang cerita. Jika kau tak percaya, tanyakan saja pada Athalia. Aku yakin dia tak berani menyangkalnya karena aku berkata jujur.” Bianca membela diri.Dean kembali menoleh ke arah Athalia. Athalia mengangkat wajah dan menatap Dean dengan air mata yang berurai membasahi pipinya.Wajah cantik yang
Read more

Membela Bayi Athalia

“Dia sudah pulang?” desahnya mengusap wajah, lalu membuang napas kasar.“Athalia, maafkan aku.” Dean tak bisa menahan kaca-kaca yang berkilat memenuhi matanya. Air mata pun menyeruak keluar dan meluncur melewati pipi.Dean menangis dengan rasa bersalah yang menikam di dalam dadanya.Sementara itu, pesta yang semula meriah itu kini berubah menjadi senyap. Orang-orang hanya berdiri tanpa tahu harus berbuat apa. Tanpa mereka tahu, ada seorang anak kecil yang sejak tadi memperhatikan apa yang terjadi. Dia adalah Dirly, matanya sudah memerah karena habis menangis. Ia tak bisa mencegah kepergian Athalia. Dirly tak mengerti tentang perdebatan orang dewasa yang selalu sambil marah-marah. Tapi yang Dirly tahu, semua perdebatan ini dimulai dari wanita berambut pirang yang tadi sempat meminjam mic dan berbicara di hadapan semua orang.Ya, tidak salah lagi. Bianca lah penyebab batalnya pertunangan Athalia dan Dean.“Tante rambut kuning itu sudah membuat kacau. Karena dia, Mama Athalia jadi mena
Read more

Harus Mencari Pekerjaan

Damar mendengkus kesal, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Manik matanya masih menatap Dean yang berbicara sambil menahan emosi.Dean kesal pada Damar  yang secara sepihak membatalkan pertunangannya dengan Athalia.Tapi di sisi lain, Damar telah memberikan ancaman yang membuat Dean tak bisa berkutik.“Wanita itu sudah membutakanmu. Jika kau lebih mencintai dia daripada Papa dan Mamamu, kejar saja dia! Menikah tanpa restu kami! Tapi jangan pernah bawa Dirly dan Papa pastikan saat kau kembali, kau hanya akan melihat pemakaman Papa!” tegas Damar yang sekali lagi membuat tangan Dean mengepal.“Nenek, wanita simpanan itu apa?” Dean dan Damar segera menjeda perdebatan mereka saat mendengar suara halus Dirly.Mereka pun memutar kepala dan melihat ke arah tangga.“Dirly?!” Dean terkejut melihat Dirly yang sudah berdiri di ujung tangga atas dan berdiri di samping Rita.Rita merangkul Dirly, tapi wajah w
Read more

Kisah yang Belum Berakhir

Malam hari, sebuah mobil berhenti di depan teras kontrakan Athalia. Pemilik mobil itu belum beranjak turun dari mobilnya. Matanya masih lurus mengamati pintu kontrakan itu yang tertutup. Athalia salah jika mengira Dean malu dan marah padanya karena tak pernah menemuinya setelah acara pertunangan yang gagal itu.Justru selama ini Dean membiarkan Athalia karena ingin memberikan wanita itu waktu untuk menenangkan diri. Kini Dean menarik napas sejenak, lalu bergerak turun dari mobilnya.“Semoga saja Athalia mau bicara denganku,” ucapnya sambil menyingsingkan lengan kemeja hingga menggulung ke siku, kemudian mengayun langkah dan berdiri di depan pintu. Dean mengangkat tangan, lalu mengetuknya.Tak berselang lama, terdengar suara langkah dari dalam sana yang bergerak untuk membuka pintu. Dean tersenyum saat daun pintu berayun terbuka dan sosok Athalia mematung di hadapannya.“De … an?”&ldq
Read more

Dibutakan oleh Cinta

Namun selang satu menit masih tak ada jawaban. Dirly pun menarik wajahnya dan mengulum senyum kecewa. Lantas berbalik pergi melangkah gontai ke kamarnya.Dirly tidak tahu, sebenarnya Dean mendengar dan masih berdiri di dekat pintu kamarnya. Matanya berkaca-kaca, lantas setetes air meluncur jatuh ke pipi.“Saya tak pernah melihat Nona Athalia keluar dari dalam kontrakannya selama beberapa hari ini, Tuan. Sesekali saya hanya melihat dia berjemur di depan rumah atau menyapu lantai. Kadang menyambut ibunya yang pulang sehabis berjualan,” ucap seorang lelaki yang saat ini sedang mengamati kontrakan Athalia dari kejauhan.Lelaki itu sedang berbicara dengan bossnya melalui sambungan telpon. Ia menyampaikan informasi yang ingin diketahui oleh bossnya itu.“Jadi dia sudah tak berkerja lagi di mana pun?” tanya Mahesa dari seberang telpon.Greg mengangguk. “Sepertinya begitu, Tuan.”“Tapi aku yakin kalau Athalia pasti memb
Read more

Pemimpin Perusahaan itu adalah Mahesa

Namun suara dehaman Rita membuat Damar menarik kembali telunjuknya dengan segera. Baik Damar maupun Dean, keduanya sama-sama memasang wajah seolah tak terjadi  perdebatan apa-apa ketika melihat Dirly melangkah turun dengan tubuhnya yang sudah mengenakan seragam sekolah lengkap.“Kita sarapan dulu, Yuk!” Rita berseru pelan, tersenyum pada Dirly sambil menuntun tangan bocah itu mendekati meja makan.Mata Dean mengamati Dirly yang kini duduk di balik meja makan dan menikmati sarapannya dalam diam. Dirly menunduk, tak sedikit pun mengangkat pandangannya untuk sekadar memberikan senyum selamat pagi pada Dean.Mendesah pelan, Dean menghampiri anaknya dan mengecup puncak kepalanya.“Sarapannya yang banyak. Papa berangkat kerja dulu. Oke?”Dirly tak menjawab, hanya mengangguk samar dan berpura-pura sibuk dengan makanannya.Dean melangkah pergi, berhenti di dekat Damar yang masih berdiri  tegap. Menatapnya dengan dala
Read more

Sikap Lancang Boss Baru

Kelima pelamar lainnya pun terkejut melihat Mahesa, bedanya hati mereka langsung berbunga-bunga, tak menyangka jika pemimpin mereka adalah seorang lelaki tampan yang begitu berkarisma.Mahesa merasa puas melihat raut terkejut di wajah Athalia. Mahesa melangkah santai dan mendekat.Ketika kelima pelamar itu menatap Mahesa penuh rasa kagum. Athalia justru menunduk dan tertohok oleh tatapan Mahesa yang dalam ke arahnya. Athalia tahu arti tatapan itu.“Jadi, mereka calon karyawan yang kau  katakan di telpon tadi, Andin?” tanya Mahesa duduk di kursi khusus dan menghadap para pelamar yang berdiri.Andin mengangguk. “Iya, Tuan. Anda sudah melihat CV mereka dan Anda  setuju untuk memilih mereka berenam.” “Ya, aku sudah melihat CV mereka semua.” Mahesa mengangguk-anggukan kepala. “Resti, Rena, Fitri, Nova dan Nancy, kalian berlima bisa ikut ke ruangan HRD untuk penandatanganan kerja. Sedangkan Athalia tetap di
Read more

Mengemis Pekerjaan

“Mahesa? Kau kenapa?” meski baru saja direndahkan oleh lelaki itu, tapi Athalia tak bisa menyembunyikan kepanikannya demi melihat Mahesa yang seperti tengah kesakitan.Athalia mendekat, tapi Mahesa segera mengangkat tangan, menahannya agar tak lebih dekat lagi.“Athalia … Athalia … “ tanpa sadar bibir Mahesa menggumamkan nama itu berkali, membuat mata Athalia berkaca-kaca.Athalia meremas tangannya, menahan diri untuk tak memeluk lelaki itu.  Suara Mahesa terdengar begitu lembut saat menyebut namanya berkali-kali. Apakah itu artinya ingatan Mahesa sudah kembali?Mahesa terduduk di lantai, menunduk dan merasakan rasa sakit di kepalanya yang perlahan mereda.Melihat Mahesa mengatur napasnya, Athalia pun menghampiri lelaki itu dan berjongkok di sampingnya.“Mahesa, apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?” tanya Athalia, menyentuh pundak kanan Mahesa.Mahesa melirik ke arah tangan halus Athalia yang
Read more

Dirly Sakit

Athalia mengerjap saat tangan Yasna mengusap pipi kanannya. “Kak Athalia!” panggil Yasna.“Engh, iya Yasna?” terkejut, Athalia segera menatap Yasna.Dan helaan napas pelan keluar dari mulut remaja tanggung itu. “Hhh … mulutku sudah nyerocos berbicara ini itu, tapi ternyata Kak Athalia malah melamun.” Yasna menepuk jidatnya. “Ya sudahlah, aku mau tidur saja. Besok aku ada ujian. Selamat malam, Kak!” “Selamat malam, Yasna!”  Bangkit dari duduknya, Yasna beranjak keluar kamar dan meninggalkan Athalia.Seperginya Yasna, Athalia kembali berbaring dan menarik selimut.Akan tetapi, ia mengerutkan kening saat tak sengaja melihat ke arah gelang berwarna merah bergambar mickey mouse yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.Gelang itu telah mengingatkan Athalia pada seseorang.“Dirly!” ucap Athalia, menatap nanar gelang itu dengan sorot
Read more

Acara Penghargaan

Begitu mendengar kabar dari Bik Inah bahwa cucu mereka sedang sakit, Rita dan Damar langsung pergi ke rumah Dean. Bahkan mereka sampai rela membatalkan penerbangan ke Surabaya hanya agar bisa melihat keadaan Dirly.Hancur hati mereka saat melihat kondisi Dirly yang lemah. Sebelah tangannya dihias oleh selang infusan.“Dirly, ayo makan dulu! Nenek suapin ya, sayang.” duduk di samping ranjang Dirly, Rita menyodorkan sendok ke depan mulut cucunya, berharap Dirly mau membuka mulut dan menelan makanannya.Namun bocah itu tetap terdiam. Hanya menunduk dengan tatapan yang lesu.“Dirly, kau ingin pergi ke toko buku dan membeli koleksi komik lagi, ‘kan? Papa akan mengajakmu ke sana. Tapi kau harus menghabiskan makananmu. Apa kau masih ingat yang pernah Papa katakan? Jagoan tidak pernah cengeng.” Dean berkata karena melihat mata Dirly yang memang memerah tanda habis menangis.Sejak tadi pagi, Dirly belum memasukan apa pun ke dalam perutnya. Bocah itu menutup rapat mulutnya dan menolak makan mau
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
29
DMCA.com Protection Status