Home / CEO / Penghangat Ranjang Tuan CEO / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Penghangat Ranjang Tuan CEO: Chapter 1 - Chapter 10

283 Chapters

Jadi Teman Tidur

"Athalia. Apa kau masih perawan?" tanya Mahesa. Pertanyaan itu berhasil membuat tubuh Athalia tertegun di tempatnya."Memangnya kenapa Anda bertanya seperti itu, Tuan?""Aku pastikan adikmu akan mendapat perawatan sampai sembuh. Tapi kau harus jadi teman tidurku selama satu bulan," ucapnya, bola mata Athalia membeliak seketika. Ia tidak menyangka Mahesa akan memberikan penawaran seperti itu.Athalia memang sangat tahu lelaki seperti apa Mahesa. Dia adalah perwujudan sempurna seorang laki-laki dalam hal fisik. Wajahnya tampan dan tegas, mata abunya selalu bisa membius siapa saja. Terkecuali Athalia yang baru bekerja satu tahun di Narendra Company.Setiap minggunya, Athalia kerap melihat para model papan atas yang bergantian datang ke ruang kerja Mahesa. Tujuan mereka tentu saja untuk berkencan. Athalia tidak merasa heran dengan hal itu. Mahesa dengan paras tampan serta kekayaannya mampu menarik wanita kelas atas ke ranjangnya jika ia mau. Melihat wajah tampannya saja, para wanita akan
Read more

Terpaksa Setuju

Athalia sangat membutuhkan uang itu untuk Yasna—adiknya yang sakit. Tapi apa ia harus menyerahkan kehormatannya pada Mahesa? Tidak! Athalia tidak akan melakukan itu. Seperti nasihat ibu. Kehormatan bagi wanita selayaknya sebuah mahkota. Athalia harus menjaganya, lalu memberikannya pada suaminya kelak. Bukan pada lelaki di hadapannya yang saat ini sedang menatapnya dengan senyum penuh hinaan. Athalia balas menatap tajam, matanya menyiratkan kemarahan yang tertahan. Tangan rampingnya merebut cek dari tangan Mahesa, membuat Mahesa tersenyum puas karena berpikir Athalia akan menerima tawarannya. Namun selanjutnya Mahesa terkejut melihat apa yang Athalia lakukan di depan matanya. Athalia merobek cek itu, kemudian melemparnya ke wajah Mahesa. “Meski seribu kali Anda bertanya padaku, jawabanku akan tetap sama. Aku tidak sudi menyerahkan kehormatanku pada lelaki seperti Anda. Jika memang aku dipecat hari ini, maka aku akan pergi. Dan aku bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kakiku
Read more

Demi sang Adik

Kini senyum miring tercetak jelas di bibir Mahesa. “Sudah kubilang, bukan? Aku terbiasa mendapatkan apa yang kuinginkan, Athalia.” Athalia menahan sesak di dada. Terlebih, kala menyadari langkah kaki panjang Mahesa makin mendekat padanya. Mahesa menduduki tepi meja tepat di depan Athalia seraya memindai tubuh wanita itu dari atas ke bawah. Hal itu membuat Athalia menahan napas sekuat tenaga. Tatapan Mahesa begitu merendahkan. “Aku sudah setuju dengan penawaran Anda, Tuan. Dan aku tidak ingin berdebat lagi. Terserah dengan apa tanggapan Anda tentang diriku. Aku hanya ingin meminta uang satu miliar itu. Adikku sangat membutuhkannya sekarang.” “Hei? Apa aku tidak salah dengar, Athalia? Kau ingin meminta bayaranmu sementara kau belum memberikan apa yang seharusnya kudapatkan.” Mahesa mengangkat alis, membuyarkan tangannya yang terlipat di dada. Ketukan sepatu mahal itu terdengar kembali, mengusik jantung Athalia yang semakin berdetak resah. Satu tangan Mahesa menjepit dagu Athali
Read more

Melepas Kehormatan

Athalia terkejut saat Mahesa memeluknya dari belakang.“Jujur, aku sedikit kecewa karena kau tak menuruti permintaanku,” bisik Mahesa menumpukan dagunya di pundak kiri Athalia. Tentu Athalia ingat Mahesa memintanya mengenakan gaun yang seksi. Namun Athalia tak mungkin memakainya. Ibunya akan curiga. Terlebih ia tak memilikinya. “Aku tidak akan melakukan hal segila itu!” tegas Athalia yang akhirnya bicara juga setelah terdiam sejak tadi.Mahesa menyeringai.“Hal yang gila? Lalu apa yang akan kita lakukan di dalam kamar ini sekarang? Apa menurutmu ini bukan kegilaan?” Athalia menahan napas, sebisa mungkin ia tidak ingin mengeluarkan suara yang akan membuat Mahesa senang.“Sebelum melakukannya, aku ingin kau mengatakan sesuatu. Katakan kalau tubuhmu adalah milikku.” Mahesa memerintah.Bibir Athalia bergerak perlahan. “Tubuhku adalah milikmu.” ia menuruti setiap yang Mahesa suruh.Karena Mahesa adalah orang yang akan menyelamatkan adiknya. Setidaknya begitulah yang Athalia pikir.Senyu
Read more

Trauma Masa Lalu

Hari ini, Mahesa disibukkan dengan setumpuk pekerjaan yang membuatnya nyaris kewalahan. Duduk di balik meja kerjanya, sesekali ia memijat keningnya sambil tangannya berkutat dengan berkas yang menggunung di atas meja. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu terdengar mengusik telinga, membuat Mahesa membuang napasnya kesal. “Masuk!” suara baritone itu berseru. Daun pintu terbuka, dan Athalia masuk dengan kepala yang sedikit menunduk. “Athalia! Apa kau tidak tahu kalau hari ini aku sangat sibuk? Mengapa kau menggangguku?” Mahesa baru saja akan marah, Namun Athalia langsung menyela. “Maaf, Tuan Mahesa. Ada Tuan Leuwis yang ingin bertemu dengan Anda.” Mendengar nama Leuwis, seketika Mahesa mendengkus masam. Namun ia menganggukan kepala pada Athalia. “Suruh dia masuk!” Athalia pun membentangkan pintu, mempersilakan Leuwis—ayah kandung Mahesa untuk masuk ke dalam ruang kerja putranya. Begitu Athalia menghilang dengan pintu yang menutup rapat, Mahesa langsung melayangkan tatapan seng
Read more

Saudara Tiri Menyebalkan

Saat jam makan siang, Athalia segera membereskan pekerjaannya secepat mungkin. Perutnya lapar sekali. Dan ia ingin secepatnya pergi ke pantry kantor.“Haah, akhirnya selesai juga. Sekarang baru aku bisa mengisi perutku.”Athalia mendorong kursinya ke belakang, bangkit berdiri, lalu kakinya melangkah cepat menuju pintu lift.Akan tetapi, saat pintu lift terbuka dan Athalia akan masuk, saat itu juga Athalia tersandung kakinya sendiri dan nyaris terjatuh.“Aakhhh … “ Athalia menjerit, tubuhnya hampir ambruk ke bawah. Namun seorang lelaki yang baru keluar dari lift itu segera menahannya.“Hei Nona! Kau tidak apa-apa?” tanya lelaki itu dengan suara maskulin yang terdengar halus.Dalam dekapan tangan lelaki itu, Athalia menaikan pandangannya, hingga kedua pasang bola mata mereka berserobok satu sama lain.Dalam sekejap mata, lelaki itu langsung terperangah melihat wajah Athalia yang menurutnya sangat memesona. Bola mata wanita itu yang cokelat muda, tampak cantik baginya.Athalia segera ter
Read more

Mengigau saat Tidur

Tengah malam, Athalia harus terbangun saat ia samar-samar mendengar suara tangisan seseorang. Perlahan Athalia membuka kelopak matanya, ia menajamkan telinga untuk mencari di mana sumber suara itu. Dan ia terkejut saat menyadari jika suara tangisan yang seperti merintih itu berasal dari bibir Mahesa. “Mahesa?” Athalia bangkit duduk, menatap Mahesa dengan kening yang berkerut dalam. “Apa dia sedang mimpi buruk? Mengapa dia menangis dalam tidurnya?” gumam Athalia sambil terus menumbukkan pandangannya pada wajah Mahesa, memperhatikan raut wajah lelaki itu yang saat ini sedang gelisah seperti sedang mimpi buruk. Keringat dingin membanjiri kening dan pelipisnya, bibir lelaki itu bergetar pelan, menggumamkan kalimat yang tidak Athalia pahami. “Tolong! Jangan! Jangan membunuhku! Aku mohon, jangan! Jangan membunuhku!” Athalia terkejut saat ia mencoba mendekatkan telinganya ke bibir Mahesa untuk mendengar lebih jelas gumaman lelaki itu. “Si—siapa yang akan membunuhnya? Mengapa dia sa
Read more

Wanita Sederhana yang Memesona

Bukannya menjawab, Mahesa langsung merenggut kedua pergelangan tangan Athalia yang berada di dasinya. “Aaakhh … “ Athalia meringis saat tangan Mahesa terlalu keras mencekal pergelangan tangannya. “Bukankah sudah kukatakan padamu. Jangan bertanya tentang hal-hal yang pribadi tentangku! Karena aku tidak suka urusanku dicampuri oleh orang lain. Kau tidak berhak mengetahui semua urusanku. Urus saja urusanmu sendiri! Ingatlah kalau tugasmu hanya melayaniku di atas tempat tidur!” Athalia terkejut menatap Mahesa yang saat ini sedang menyilatkan kemarahan di wajahnya. Athalia hanya ingin bertanya, ia tidak menyangka jika Mahesa akan menjadi semarah ini. “Ma-maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi,” cicit Athalia yang merasa takut melihat wajah geram Mahesa. Mahesa tidak menjawab, lelaki itu hanya mendengus kesal lalu melepaskan cekalannya dari tangan Athalia dengan menyentaknya. Kemudian Mahesa berlalu masuk ke dalam walk-in closet yang terdapat di dalam kamar itu. Athalia tergugu meme
Read more

Hubungan yang Terendus

Setelah berhasil menguasai diri, malam ini Mahesa telah gagah dengan setelan jass yang ia kenakan. Tubuhnya yang tegap dan jangkung, tampak sangat proporsional dengan jass berwarna hitam itu. Lelaki itu baru saja selesai menelpon bawahannya, lalu ia meneguk air minum sambil berdiri di samping meja ruang tengah. “Athalia! Apa yang sedang kau lakukan di atas? Ayo kita berangkat sekarang!” serunya memanggil Athalia yang belum juga menuruni tangga. Tak lama, suara ketukan heels terdengar, membuat Mahesa menoleh ke sumber suara. Akan tetapi, hasratnya seketika kembali melambung tinggi. Gaun merah itu tak berlengan, hanya bertali spageti dan tentu saja membuat pundak Athalia yang putih bersih itu terbuka. Namun tetap elegan dan cantik.Merasa canggung ditatap sangat dalam oleh Mahesa, Athalia pun bertanya, “Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa ada yang salah dengan penampilanku? Apa gaun ini terlalu terbuka?” Ia memang tidak pernah memanggil Mahesa dengan embel-embel ‘Tuan’ jika
Read more

Takut Kehilangan

“Tidak perlu malu mengatakannya padaku, Athalia. It’s oke. Aku mengerti kalau Mahesa mungkin saja sedang membutuhkan hiburan. Maka dari itu dia memintamu untuk menemani tidurnya. Tapi bolehkan aku tahu, berapa Mahesa membayar tubuhmu?” Ayaz sengaja berbisik di akhir kalimatnya. Kedua tangan Athalia mengepal di atas paha, ia merasa sangat terhina mendengar pertanyaan Ayaz. “Kenapa diam, Athalia? Katakan saja. Kau tahu kalau aku tidak ingin berniat jahat padamu. Aku hanya ingin tahu ada apa di antara kau dengan Mahesa. Itu saja.” Athalia menarik napasnya dalam, menahan kekesalan yang mengumpul dalam hatinya. “Maaf, Tuan Ayaz. Aku ingin pergi ke toilet. Permisi!” baru saja Athalia bangkit dan akan menghindar. Namun Ayaz lebih cepat menahan pergelangan tangannya. “Eitss. Tunggu dulu! Aku belum selesai bicara, Athalia.” Ayaz pun berdiri, tangannya masih memegangi pergelangan tangan Athalia agar wanita itu tidak lari. “Apapun yang Anda katakan dan tanyakan, aku tidak ingin menjawa
Read more
PREV
123456
...
29
DMCA.com Protection Status