Semua Bab Penghangat Ranjang Tuan CEO: Bab 21 - Bab 30

283 Bab

Cacing Betina

“Jangan lupa, Athalia! Nanti kau harus makan siang denganku! Jangan lagi pergi ke pantry!” Mahesa mengingatkan sembari kaki mereka melangkah di baseman apartmen. Mereka berjalan beriringan. Athalia menganggukan kepalanya. “Baik. Nanti aku akan makan siang denganmu,” jawabnya yang membuat Mahesa tersenyum puas.“Bagus!”Baru saja Mahesa akan melangkah makin mendekati mobil mewahnya, seketika Mahesa langsung membuang napas kesal saat matanya melihat mobil Bianca yang juga ada di sana. Terparkir tepat di samping mobilnya. Melihat Mahesa, Bianca segera turun dari mobilnya dan berseru melambaikan tangan sambil menyunggingkan senyum lebarnya yang di mata Mahesa tak terlihat cant
Baca selengkapnya

Mengungkit Masa Lalu yang Kelam

Mahesa juga segera mengatakan bahwa ia tidak ingin berdebat dengan Leuwis.Tentu saja! Leuwis selalu bisa mengalahkannya dengan mengungkit semua masa lalu terburuk yang pernah Mahesa alami. Masa lalu yang sangat tidak ingin Mahesa ingat. Saat ia dipukul, ditampar, dilempari barang, diabaikan kedua orang tuanya, atau ditinggalkan oleh ibunya demi seorang lelaki kaya raya, semua itu adalah kenangan pahit dalam masa lalu Mahesa.Setiap kali mengingat serpihan kenangan dalam masa lalunya, Mahesa pasti akan merasa sangat ketakutan dan parahnya, ia tidak bisa mengendalikan rasa takutnya itu.‘Mengapa kau memukuli Ayaz? Kau membuatnya babak belur, Mahesa! Sejak kapan kau bersikap seperti seorang preman? Sudah kubilang, jangan pernah mencoba keahlian bela dirimu pada Ayaz! Dia itu saudaramu!’ tanya Leuwis dengan
Baca selengkapnya

Mengigau

Athalia menggelengkan kepala, sembari mengibaskan sebelah tangannya di depan wajah.“Hah, paling juga aku salah mendengar.” kakinya kembali melangkah, tetapi lagi-lagi Athalia mendengar sesuatu.“Aa … tha … lia … “ kali ini seperti suara pelan yang memanggil namanya.“Itu suara Mahesa!” Athalia berseru, ia berbalik dan mencoba mencari di mana sumber suara tersebut. Saat melihat ke balik meja kerja Mahesa, Athalia langsung membeliakan matanya. Ia terkejut seraya menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangan.“Mahesa! Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu?!” pekik Athalia, segera berjongkok dan menaruh kepala Mahesa ke atas pangkuannya.
Baca selengkapnya

Curiga pada Athalia

“Tentu saja aku pergi ke kontrakan mereka. Mengapa kau bisa mengira aku berbohong? Kau bisa menanyakannya pada ibuku jika kau mau,” tantang Athalia agar Mahesa percaya pada kata-katanya.Tapi dalam hati, Athalia menjerit, tentu saja ibu dan adiknya tidak akan tahu apapun karena Athalia tidak pernah menemui mereka hari ini.Mahesa menyipitkan matanya, menatap Athalia dengan tatapan menyelidik. Lelaki itu malah mendekatkan wajahnya, menghirup aroma dari tubuh Athalia. Dan hal itu membuat Athalia merasa heran.‘Apa yang sedang Mahesa lakukan?’ tanyanya dalam hati.“Tapi mengapa aku tidak mencium—wangi parfum Yasna di tubuhmu? Biasanya jika kau habis pergi mengunjungi ibu dan adikmu, aku selalu bisa mencium—wangi parfum buah milik Ya
Baca selengkapnya

Datang tak Diundang

 Mahesa baru saja menyentuh Athalia. Tapi lelaki itu tidak langsung menjatuhkan dirinya ke samping, Mahesa membiarkan tubuhnya tetap di sana. Posisi seperti itu membuat jarak di antara wajah mereka sangat dekat, membuat mereka bisa saling berbagi napas satu sama lain.CUP!Mahesa mendaratkan ciumannya di kening Athalia. Sedang Athalia memejamkan matanya, merasakan sentuhan bibir Mahesa yang terasa hangat dan lembut.“Kamu sangat seksi, Athalia,” bisiknya di telinga kiri Athalia.Athalia tidak tahu apakah Mahesa sedang memuji dirinya atau hanya sedang merasa puas setelah mendapat pelepasannya.‘Apakah Mahesa selalu mengatakan itu pada setiap wanita yang
Baca selengkapnya

Jangan Bayangkan Tubuh Athalia!

Ayaz memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Oh. Ternyata bossmu marah, Athalia. Mungkin dia tidak senang melihat tanganku menyentuh kulitmu yang lembut," kata Ayaz pada Athalia. Tapi Athalia enggan menanggapi. Ia hanya berkata. "Maaf, Tuan Ayaz. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan. Permisi!"Athalia segera menarik dirinya dari hadapan Ayaz, lalu duduk di balik meja kerjanya. Melihat itu, Ayaz menarik sebelah sudut bibirnya. Tapi kemudian ia memutar tubuh dan melangkah memasuki ruang kerja Mahesa. "Bisakah kau tidak usah datang ke kantorku saat aku tidak mengundangmu!" Mahesa melayangkan ucapan ketusnya. "Kenapa begitu, Kak? Aku hanya in
Baca selengkapnya

Pujian untuk Athalia

Siang ini, Mahesa dan Athalia duduk di salah satu meja restoran mewah yang ada di Jakarta. Di seberang mereka, tampak seorang lelaki yang cukup tampan lengkap dengan stelan kantornya yang membuatnya makin menawan.Meski begitu, ketampanan seorang Mahesa tetap saja tak terkalahkan.Lelaki itu adalah Arthur, klien Mahesa. Saat ini Mahesa memang sedang mengadakan pertemuan dengan kliennya."Wah, Tuan Mahesa. Aku tidak tahu kalau ternyata kau memiliki sekretaris yang sangat pintar dan cerdas. Jujur, aku merasa terkesan setiap kali mendengar penuturan Nona Athalia mengenai kinerja perusahaanmu," ucap Arthur pada Mahesa, tapi matanya mengedip ke arah Athalia.Hal itu membuat Mahesa tak suka. Tapi karena Arthur adalah kliennya, maka Mahesa pun harus memaksakan senyumnya.
Baca selengkapnya

Karena Cemburu

"Jadi kau marah karena Tuan Arthur? Apa kau cemburu?" tanya Athalia, ia bisa melihat wajah Mahesa langsung memerah. Sementara Mahesa melebarka mata, terkejut mendengar pertanyaan Athalia. "Siapa yang cemburu? Aku hanya tidak suka saat sekretaris dan klienku bersikap tidak profesional. Kita mengadakan pertemuan di restoran ini untuk membahas soal pekerjaan. Bukannya malah membicarakan masalah yang tidak penting!""Lalu kenapa kau marah padaku? Bukankah Tuan Arthur yang sudah bersikap tidak profesional? Sebagai sekretarismu, aku hanya berusaha menjaga sikap agar tidak membuat klien tersinggung. Apa kau menganggap yang kulakukan itu salah?" "Ya! Jelas salah!" tegas Mahesa, rahangnya mengetat di depan wajah Athalia. 
Baca selengkapnya

Putuskan Kerja Sama

'Tuan Mahesa? Kau? T-tapi bagaimana bisa kau memegang ponselnya Athalia?' Arthur syok."Siapa yang bilang kalau yang kau hubungi ini adalah ponsel milik Athalia? Ini adalah ponselku!" tegas Mahesa.'Kau sendiri yang mengatakannya saat memasukannya ke ponselku!' sanggah Arthur. Senyum yang tercetak di bibir Mahesa semakin lebar."Dan kau percaya begitu saja? Heh! Aku tidak menyangka, ternyata kau tidak sepintar yang kukira." Mahesa terkekeh, sementara Arthur terdengar bersungut-sungut di seberang sana.Jelas saja Arthur kesal pada Mahesa. Padahal Arthur pikir yang akan ia hubungi adalah Athalia. Siapa sangka, ternyata telponnya malah tersambung pada nomor Mahesa.'Kau sedang
Baca selengkapnya

Tertawa Bersama

“Jangan menertawakanku, Athalia! Aku ini bossmu! Apa kau tidak takut kupecat?” tapi Athalia terlalu puas tertawa, kata-kata Mahesa barusan seperti tersapu oleh angin lalu. Hingga Athalia tak mendengarkannya.“Ck! Wanita itu!” seketika sebuah ide terlintas dalam benak Mahesa, bibirnya mengukir senyum licik. Dengan sengaja Mahesa mengusap wajahnya, lalu mendekati Athalia.“Aaakhh. Mahesa! Apa yang kau lakukan?” Athalia menjerit, Mahesa membuat wajahnya menjadi hitam dan kotor.“Hahaha! Tadi kau terlalu puas menertawakanku.  Sekarang rasakan! Giliranku yang menertawakanmu. Lihatlah, Athalia! Wajahmu sudah mirip seperti badut! Hahaha!” Mahesa tergelak.Sambil memegangi wa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
29
DMCA.com Protection Status