Semua Bab Penghangat Ranjang Tuan CEO: Bab 41 - Bab 50

283 Bab

Kiran Ardelia

Athalia menelan salivanya. “Maaf, Tuan. Tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda. Katanya dia juga sudah membuat janji dengan Anda,” ucap Athalia. Mahesa mengerutkan alisnya. Benaknya bertanya-tanya tentang siapa kiranya orang yang ingin bertemu dengannya?  “Aku tidak merasa sudah membuat janji temu dengan siapapun.” Mahesa mengelak. “Memangnya siapa nama orang itu?”“Namanya Nona Kiran Ardelia. Dan dia juga sudah ada di sini, Tuan.”“Kiran Ardelia?” ulang Mahesa, matanya melebar seperti tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Athalia.Kiran? Bukankah Kiran itu adalah wanita yang hendak dijodohkan dengannya oleh Leuwis?
Baca selengkapnya

Baron ke Tempat Kerja Athalia

“Hhh … sebelumnya tidak pernah ada lelaki yang menolak pesonaku. Tapi Mahesa? Sulit sekali untuk menaklukannya. Sebenarnya wanita seperti apa yang disukai oleh lelaki itu.” melangkah melewati koridor kantor, Kiran terus saja menggerutu kesal. Dia teringat dengan penolakan Mahesa yang terang-terangan.Saat akan memasuki lift, tiba-tiba seorang OB menyerukan namanya. OB itu setengah berlari dari belakang untuk menyusul Kiran. “Nona Kiran! Nona Kiran!”Merasa dipanggil, Kiran pun membalikan tubuhnya dan keningnya berkerut melihat seorang OB itu kini berdiri di depannya dan menatapnya dengan senyum sumringah.“Ada apa?” tanya Kiran, melipat kedua tangannya di depan dada.“Nama saya Intan, Nona. Saya fans beratnya Nona Kiran. Bolehkah saya berfoto sebentar saja?” tanpa menunggu jawaban dari Kiran, Intan segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, kemudian dia berdiri di samping Kiran dan me
Baca selengkapnya

Bekerja Sama dengan Ayaz

"Ayah tidak akan pergi, Athalia. Justru Ayah datang ke sini karena ingin mencarimu. Ayah ingin mengingatkanmu soal Haris. Kemarin Ayah berhutang lagi padanya, dan dia masih menginginkanmu sebagai pelunasan atas semua hutang-hutang Ayah. Ayah mohon, Athalia. Bantulah Ayah. Kau anak yang baik. Kau pasti tidak akan mungkin membiarkan ayahmu berada dalam kesusahan," pinta Baron sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Athalia menggeleng tegas. "Haris lagi? Bagaimana aku bisa membantu Ayah dari kesusahan, sedangkan Ayah sendiri membuat hidupku susah? Kau itu seorang Ayah. Tidak ada satu pun ayah di dunia ini yang akan menjadikan anaknya sebagai taruhan di atas meja judi selain kau!""Ayah sendiri yang sudah membuat masalah, 'kan? Maka Ayah juga yang harus menyelesaikannya! Maaf, Ayah. Aku tidak mau memberikan diriku pada teman Ayah yang bernama Haris itu. Untuk yang kesekian kalinya, aku minta Ayah pergi dari sini. Jangan sampai Ayah membuat masalah lalu aku
Baca selengkapnya

Rasa Cemburu Athalia

"Mahesa? Apa Anda ingin menambah minuman lagi?" tanya seorang wanita cantik bergaun seksi yang membalut tubuhnya, kepada Mahesa yang saat ini sedang duduk di barstool. Malam ini Mahesa sedang berada di Bar bersama dengan Vallery. Vallery adalah wanita yang juga pernah menjadi teman kencannya.  "Apa kau tahu, Mahesa? Aku sangat senang karena kau menghubungiku lagi. Pasti kau rindu dengan sentuhanku. Maka dari itu kau memintaku datang ke bar ini untuk menemanimu minum." Vallery menyentuh lengan kekar Mahesa, mengusapnya dengan gerakan lembut. Tetapi Mahesa tidak merasakan sesuatu yang berarti. Meskipun saat ini Vallery yang duduk di sampingnya, ingatannya justru malah tertuju pada Athalia. "Pada saat kau memberi pesan padaku, aku nyaris tidak percaya. Rasanya sudah lama kita tidak pernah melakukannya lagi. Malam ini aku akan membuatmu sangat bergairah, Mahesa. Akan kupastikan kalau kau puas dengan permainanku," lanjut Vallery sa
Baca selengkapnya

Athalia Menghilang

Akan tetapi, tak berselang lima menit, ponsel itu kembali berdering dan yang menghubunginya tetap nomor yang sama.Karena merasa terganggu, Athalia pun terpaksa mengangkatnya.“Hallo? Dengan siapa ini?” tanya Athalia begitu telponnya tersambung.‘Hallo, apakah ini dengan Nona Athalia?’ suara seorang lelaki terdengar dari seberang telpon.Kening Athalia berkerut mendengarnya. Darimana orang itu tahu namanya?“Benar. Aku Athalia.”‘Aku Rudy, seorang bartender dari Club Aesthetic. Aku mengetahui nomor Anda dari seorang lelaki yang bernama Mahesa,” kata Rudy, yang membuat Athalia menyipitkan matanya.“Mahesa?” ulang Athalia. Ia merasa ragu, untuk apa Mahesa memberikan nomor ponselnya kepada lelaki lain?‘Iya. Mahesa sedang mabuk berat di Club Aesthetic. Dia meminta padaku untuk menghubungi nomormu. Dia betul-betul dalam keadaan sangat mabuk. Mahesa bilang, dia ingin
Baca selengkapnya

Dijebak oleh Ayaz

Mahesa tak ingin membuang waktu lagi.Dia kembali menaiki mobilnya dan melajukannya menuju tempat dimana GPS Athalia terlacak.Sepanjang perjalanan, Mahesa bertanya-tanya dalam hatinya. Untuk apa Athalia berada di club malam seperti itu.  “Sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan. Aku tahu betul kalau Athalia bukanlah wanita yang senang pergi ke club malam. Apalagi pergi ke club mewah seperti Aesthetic. Ini sangat tidak mungkin. Pasti ada yang salah di sini!” gumam Mahesa sambil menyetir mobilnya. Mobil itu melaju lebih cepat, Mahesa sengaja menambah kecepatannya karena perasaannya sangat tidak enak. Mahesa ingin segera sampai di sana dan melihat apa yang terjadi pada Athalia.*** “Kau?” Athalia mengarahkan telunjuknya pada lelaki itu yang kini sudah mengubah posisinya menjadi duduk di pinggir ranjang, matanya menatap Athalia dengan senyum miringnya.Lelaki itu adalah saudara tiri Mahesa, yaitu A
Baca selengkapnya

Mahesa datang Tepat Waktu

“Tidak!” Athalia berjengit, mengalihkan pandangannya untuk menghindar dari ciuman—lelaki itu.Ayaz kembali menjatuhkan tubuh Athalia di ranjang, lalu Ayaz berdiri dan melepaskan kemejanya. Athalia hendak bangkit dan mencoba melarikan diri lagi. Sialnya Ayaz malah langsung menindihnya hingga Athalia tak bisa kabur.“Jangan menangis, Athalia! Aku akan lebih suka melihatmu mendesah dan menyebut namaku saat kita mencapai puncak bersama-sama.” Ayaz melempar kemejanya sembarangan. Kemudian bibirnya kembali menyeringai pada Athalia yang menggelengkan kepalanya.Tangannya yang kekar itu menyentuh baju yang Athalia kenakan, Ayaz hendak melepaskannya. Namun di saat yang sama, suara dobrakan pintu membuatnya terkejut dan menoleh.“Mahesa!” seru Athalia dengan mata yang berkaca-kaca. Bibirnya langsung tersenyum begitu Mahesa datang.Sementara Ayaz terkejut dan turun dari atas tubuh Athalia. Ayaz tidak meng
Baca selengkapnya

Balas Dendam

Sampai kemudian mereka tiba di dalam kamar, Mahesa membaringkan tubuh Athalia di kasur. Tanpa basa-basi lagi, bibirnya langsung membungkam bibir Athalia, memagutnya dengan penuh napsu. Athalia sendiri hanya bisa menikmati permainan Mahesa. Tangan lelaki itu tidak tinggal diam. Mahesa mengusap bagian-bagian kesukaannya di tubuh Athalia."Aku akan menghapuskan jejak sentuhan Ayaz di tubuhmu. Sebelum kontrak kita habis, tidak boleh ada satu orang pun yang menyentuh tubuhmu. Aku harus menghapuskan sentuhan Ayaz, hingga malam ini kau hanya akan merasakan sentuhanku saja di tubuhmu," bisik Mahesa di depan wajah Athalia.Athalia pasrah, ia menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Mahesa. Athalia membiarkan Mahesa menelusuri leher jenjangnya dengan menggunakan bibir. Lantas lelaki itu kembali berbisik. "Apa Ayaz juga menyentuh bagian ini?" tanya Mahesa lagi, meraba leher Athalia lalu mengusapnya dengan gerakan lembut. Athalia mengangguk pela
Baca selengkapnya

Lebih Mementingkan Nama Baik

"Haha ... Kau apa? Ingin memberiku pelajaran? Heh?" ulangnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Ayaz mengangkat dagu, menatap Mahesa dengan wajah menantangnya. "Jangan pikir hanya karena kau adalah pemegang sabuk hitam, jadi aku akan takut denganmu? Asal kau tahu, Mahesa. Aku sama sekali tidak takut dengan semua ancamanmu. Karena bagiku, kau tidak lebih dari seorang pengecut," cetus Ayaz yang sukses membuat kedua tangan Mahesa mengepal semakin erat. "Kurang ajar kau! Aku akan menutup mulutmu hingga kau tidak akan pernah bisa bicara lagi!" habis sudah kesabarannya, Mahesa segera menarik tubuh Ayaz dan mendorongnya hingga punggungnya menubruk tembok. "Aarghh ... " meringis, Ayaz merasakan sakit di bagian punggungnya. Belum sampai di sana, Mahesa sudah memukul rahangnya, meninju pipinya, lalu meninju bagian perut Ayaz dan membuat Ayaz terbatuk seketika. "Kau lah yang pengecut, Ayaz! Kau yang pengecut. Selama in
Baca selengkapnya

Perhatian Athalia

Leuwis memang sudah mulai memosisikan Ayaz sebagai CEO di perusahaannya, sementara dia sendiri menjadi direktur utama. Lebih lagi, Leuwis telah memperkenalkan Ayaz di hadapan kolega kerja serta kliennya. Di mana Leuwis akan menaruh wajahnya andai mereka melihat kasus Ayaz di televisi? Tidak! Ayaz tidak boleh dipenjara.“Mahesa! Jangan masukan Ayaz ke penjara! Aku juga akan pastikan kalau Ayaz tidak akan melaporkanmu ke polisi. Asal kau tetap menjaga nama baik Ayaz dan perusahaanku.” Mendengar itu, Ayaz langsung menoleh dengan raut tidak setujunya ke arah Leuwis.“Pa!” Ayaz hendak menyela, ingin protes.“Diam! Jangan berbuat hal yang bodoh! Keputusanku adalah yang paling benar. Kau tidak boleh melaporkan Mahesa atas penganiayaan ini. Dan Mahesa juga tidak akan melaporkanmu.”“Tapi Mahesa sudah membuatku mengalami luka serius seperti ini. Aku ingin membalasnya dengan menjebloskannya ke dala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
29
DMCA.com Protection Status