Jingga merasa hatinya sangat bahagia hari ini, tetapi di sisi lain ia juga merasa gugup. Pasalnya, sore ini ia akan melaksanakan sesi wawancara kerja di restoran, yang ada di sebuah hotel bintang lima.Bagi wanita yang tidak sempurna seperti dirinya, mencari pekerjaan adalah sesuatu yang sulit. Banyak perusahaan yang menolaknya hanya karena cara berjalannya tidak seimbang.Namun, restoran ini—yang saat ini tengah Jingga pijak, mau memberinya kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.Jingga melamar menjadi barista, karena ia suka sekali membuat kopi. Dan hasil tes beberapa hari sebelumnya, ia lolos. Jadi, saat ini, ia akan melakukan tahapan terakhir. Wawancara.“Selamat sore, dengan Jingga Thania?”Seorang pria paruh baya berperut buncit dan sebagian kepalanya botak, datang menghampiri Jingga sambil membawa berkas di tangannya.Jingga mengusapkan telapak tangannya yang berkeringat pada celana, sebelum ia tersenyum dan berdiri dari kursinya.“Benar, Pak. Saya Jingga Thania. Saya datang
Read more