Semua Bab Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah: Bab 121 - Bab 130

1552 Bab

Bab 121

"Nggak ada," ujar Wina sambil menggeleng.Dibandingkan dengan luka kepala Rian, Wina merasa luka di punggungnya tidak seberapa."Kamu terluka parah, ayo ke rumah sakit dulu."Melihat tangannya berlumuran darah, Wina teringat kembali pada kecelakaan mobil lima tahun lalu.Hal ini membuat Wina semakin merasa bersalah. 'Dia dua kali terluka parah karena berusaha menyelamatkanku. Kenapa Rian ingin melindungiku seperti ini?'"Ya."Rian mengangguk, menuruti perkataan Wina. Ketika Rian yang menggendong Wina melintasi ruang perjamuan, beberapa pengawal melihat mereka dan segera menghampiri mereka.Melihat Rian terluka parah, mereka menyalahkan diri sendiri dan minta maaf karena tidak melindungi Rian dengan baik.Rian tidak memedulikan hal tersebut, dia hanya memerintah mereka untuk membawa Emil ke kantor polisi, lalu keluar menuju lobi hotel.Pakaian Wina sudah hancur berantakan, tetapi untungnya dia tutupi oleh mantel Rian yang besar.Namun, Wina masih merasa sedikit tidak nyaman karena takut
Baca selengkapnya

Bab 122

Ketika mendengar perkataan Wina itu, sorot mata Jihan semakin dingin.Wina tidak berani menatap Jihan yang seperti itu, jadi segera menoleh dan berkata pada Rian, "Ayo pergi."Ketika Rian mendengar ini, ekspresinya melembut.Dia berpikir tidak peduli apa hubungan mereka, Wina memilihnya saat ini adalah hasil terbaik.Rian menyingkirkan perasaan kacaunya dan memeluk Wina dengan erat. Dia melewati Jihan tanpa mengatakan sepatah kata pun.Jihan menoleh dan menatap Wina, matanya yang suram itu seolah menembus tubuh Wina.Wina dengan cepat menunduk, mencoba menghindari tatapan itu, tetapi Jihan tiba-tiba meraih lengannya.Jihan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menarik Wina keluar dari pelukan Rian.Karena ditarik begitu keras, Wina pun terjatuh ke lantai.Area luka di punggungnya bergesekan dengan lantai. Terasa sangat sakit.Wina mengabaikan rasa sakit itu dan segera mengambil kembali mantel yang terlepas dari tubuhnya.Sayangnya, sebelum tangannya menyentuh ujung mantel, mantel itu d
Baca selengkapnya

Bab 123

Mendengar kata-kata Wina, tangan Jihan yang berhenti di leher Wina tiba-tiba mencekiknya.Jihan mencekik leher Wina dengan satu tangan dan mengangkatnya dari tanah.Cekikan itu membuat Wina kesulitan bernapas dan jantung Wina mulai terasa sesak dan nyeri.Wina menderita gagal jantung memerlukan oksigen yang cukup, atau dia akan mati.Wina sebelumnya sudah kesulitan bernapas karena rasa sakit di punggungnya itu. Sekarang, ditambah dicekik oleh Jihan.Wina yang mulai merasakan sesak napas, memegang bagian jantungnya dan mati-matian membuka mulutnya untuk menyedot udara masuk.Namun, Jihan tidak memberinya kesempatan, cengkeramannya semakin kuat.Wina mencoba menarik pakaian Jihan dengan tangan yang gemetaran itu, tetapi dia sudah tidak punya kekuatan.Wina hanya bisa menatap Jihan dengan air mata berlinang, berharap Jihan akan berbelas kasih dan melepaskannya.Ketika melihat wajah Wina pucat tidak normal, seperti akan mati, Jihan segera melepaskan tangannya dan Wina pun terjatuh ke lanta
Baca selengkapnya

Bab 124

Wina yang masih ada sedikit kesadaran, menggunakan seluruh kekuatannya untuk menoleh ke arah Jihan yang mengemudi dengan cepat."Kamu ... kejarlah tunanganmu ... nggak perlu peduli ... padaku ...."Hanya mengatakan itu saja sudah membuat Wina hampir kehilangan nyawanya.Wina bersandar di kursi, mencoba menghirup udara dari mulutnya, tetapi rasa sesaknya tetap tidak bisa mereda.Jihan mengernyit, meliriknya sejenak, tetapi tidak membalas ucapannya. Dia menaikkan kecepatan mobilnya dan melaju ke rumah sakit.Begitu tiba, Jihan menggendongnya dan berjalan cepat masuk ke rumah sakit. Sambil menatap Jihan, Wina mengulurkan tangan yang lemah itu untuk menarik kemeja putih Jihan."Aku ... nggak ingin ke ... rumah sakit ...."Saat tangan Wina menyentuh kulitnya, Jihan merasakan tangan Wina begitu dingin, seperti orang yang akan meninggal. Hal ini membuat Jihan semakin panik."Dengarkan aku, ya. Ada oksigen di rumah sakit."Setelah menenangkan Wina, Jihan memeluk erat Wina di dalam pelukannya d
Baca selengkapnya

Bab 125

"Kenapa bisa begini?"Ekspresi Jihan perlahan-lahan menjadi semakin dingin."Rian yang memukulmu?"Wina dengan cepat menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bukan dia, tapi Emil ...."Jihan langsung mengernyit dan berseru, "Apa yang terjadi?"Wina tidak punya pilihan selain menceritakan semua yang terjadi di hotel.Saat Wina bercerita, kerutan di kening Jihan sedikit mengendur.Namun, ketika mendengar bahwa Wina hampir dinodai oleh pengawal yang dibawa oleh Emil, kerutan di kening yang baru menghilang itu kembali lagi.Tanpa pikir panjang, Jihan mengeluarkan ponselnya dan menelepon lagi, "Wira, segera urus Emil!"Wira Zorat, wakil CEO, yang menerima telepon dari Jihan, dengan cepat dan penuh hormat menjawab, "Baik."Wina memandang Jihan yang sedang menelepon, sedikit terkejut karena Jihan akan membantunya menangani Emil.'Dia membantuku karena tahu ada orang yang hampir menyentuh 'mainannya' atau karena memang peduli padaku?'Tiba-tiba, Wina teringat Emil menyebut nama Wira dan bertanya
Baca selengkapnya

Bab 126

"Bisa tolong jangan memberitahunya?""Bisa."Lilia mengangguk dan lanjut berkata, "Tapi kamu harus beri tahu aku apa hubungan kalian."Lilia pertama kali melihat Jihan begitu perhatian dengan seorang wanita. Hal ini membuatnya sedikit penasaran.Wina menjawab dengan tenang, "Aku dulu adalah pengganti wanita pujaannya, tapi sekarang ... nggak ada hubungan dengannya lagi."Lilia tersenyum dan bertanya, "Wanita pujaan yang kamu maksud itu Winata?"Wina hanya mengangguk, sedangkan Lilia tersenyum penuh arti.Lilia terakhir hanya menyuruh Wina beristirahat dan keluar dari kamar rawat.Setelah Lilia pergi, Wina tidak dapat menahan rasa kantuknya lagi, jadi menutup matanya dan tertidur lelap.Tidak tahu berapa lama Wina tertidur. Namun, saat dia bangun, dia melihat Jihan duduk di sebelahnya.Jihan mengenakan sweter turtleneck hitam, di bawah sinar matahari, kulitnya terlihat cerah dan parasnya sangat menawan.Kemuliaan yang terpancar dari sekujur tubuhnya membuat orang tidak berani menghujatn
Baca selengkapnya

Bab 127

Setelah Wina mengatakan itu, raut wajah Jihan tiba-tiba menjadi dingin."Kubilang aku akan menyembuhkanmu, jadi jangan menolak."Dengan wajah dingin, Jihan menarik selimut untuk menutupi Wina, lalu duduk di samping sambil lanjut membaca laporan pemeriksaan Wina.Bulu mata yang tebal dan panjang terkulai ke bawah, menutupi matanya yang besar dan hitam itu, sehingga sulit untuk melihat emosi apa yang tersembunyi di mata itu.Akan tetapi, ada sedikit kegelisahan di antara alis yang saling mendekat itu. Begitu dangkal sehingga sukar untuk menyadarinya.Jihan selalu pandai mengendalikan emosinya, Wina tidak bisa memahaminya, jadi dia tidak repot-repot berspekulasi dan hanya berbaring miring.Mereka jarang berduaan dengan tenang seperti ini. Lima tahu bersama, Jihan tidak pernah menemaninya seperti ini.Wina terkadang bertanya-tanya di mana posisinya di hati Jihan.'Jika aku hanya pengganti, kenapa dia selalu datang mencariku setelah berpisah?''Terutama kali ini, dia benar-benar merebutku d
Baca selengkapnya

Bab 128

"Pak Jihan, kamu ...."Wina ingin bertanya mengapa Jihan membawa dia ke rumahnya?Akan tetapi, dia tidak tahu bagaimana cara menanyakannya.Dia menunduk, tidak berani menatap pria di depannya.Namun, Jihan memandangnya dengan ringan, seolah bisa membaca pikirannya."Setelah beristirahat beberapa hari, aku akan mengantarmu pulang."Jihan tidak mengatakan alasannya, hanya memberinya sebuah pernyataan.Ketika mendengar bahwa Jihan akan mengantarnya pulang, Wina tidak begitu gugup lagi. Mengenai alasan ....Wina merasa Jihan merasa bersalah sudah mencekiknya hampir mati, jadi ingin merawatnya di rumah.Meski alasan ini tidak begitu masuk akal, Wina tidak berani memikirkannya lebih jauh.Setelah membantu Wina berbaring miring di tempat tidur, Jihan memanggil pelayan rumah."Paman Rudi, siapkan makanan yang mudah dicerna," perintah Jihan."Baik."Rudi segera menanggapi dengan hormat, lalu pergi keluar.Begitu Rugi pergi, Jihan memanggil dua pelayan wanita dan meminta mereka menyiapkan bebera
Baca selengkapnya

Bab 129

Saat Lilia tiba, Jihan sudah meninggalkan kamar Wina.Wina merasa tidak enak hati ketika Lilia mengoleskan obat dan memberikan infus.Lilia menatapnya dan tersenyum penuh arti."Nona Wina sangat beruntung."Mungkin yang dimaksud Lilia adalah Jihan memperlakukan Wina secara berbeda.Namun, perbedaan kecil ini mungkin hanya karena rasa kasihan.Bagaimanapun, mereka telah bersama selama lima tahun. Ketika Jihan tiba-tiba mengetahui bahwa dia mengidap penyakit jantung, tidak peduli betapa dinginnya seseorang, mereka akan menunjukkan sedikit perhatian.Lilia tidak tahu apa yang dipikirkan Wina. Setelah menempelkan selotip di jarum di punggung tangan Wina, dia mengeluarkan beberapa kotak obat dan menyerahkan pada Wina."Nona Wina sungguh beruntung. Aku kebetulan membeli sejumlah obat untuk penyakit gagal jantung stadium terakhir dari luar negeri.""Meskipun obat-obat ini nggak bisa menghentikan kematian, setidaknya akan membantumu menghilangkan rasa sakit."Saat Wina melihat beberapa kotak o
Baca selengkapnya

Bab 130

Kamar pintu Wina tidak tertutup, jadi pembicaraan kedua orang itu terdengar oleh Wina dan membuat telinganya seperti tertusuk.Wina dihadapkan dengan kenyataan yang pahit. Dia akhirnya dengan jelas menyadari keberadaan dirinya bagi Jihan itu apa.Sebenarnya, selama lima tahun itu, Wina sudah tahu bagi Jihan dirinya hanyalah alat untuk melampiaskan hasrat.Namun, belum pernah ada momen seperti ini, yang membuatnya menyerah sepenuhnya.Wina mengangkat tangan kanannya ke atas, mempercepat tetesan infus itu. Dia berpikir bahwa semakin cepat tetesannya, semakin cepat penyakitnya sembuh.Setelah Lilia pergi, Jihan melihat ke arah kamar Wina berbaring itu dan mendapati bahwa pintunya tidak tertutup. Seketika, raut wajah Jihan menjadi muram.Jihan seperti kehilangan kendali, bangkit dari sofa dan menuju ke kamar. Begitu masuk, dia melihat Wina sedang mengatur kecepatan infus.Tidak ada perubahan emosi yang terlihat di wajah Wina. Dia masih seperti sebelumnya, patuh dan berperilaku baik.Meliha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
156
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status