All Chapters of Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Chapter 701 - Chapter 710

2125 Chapters

Bab 701

Padahal Riki hendak kembali ke kamar dan mulai siaran langsung, dia sudah tidak sabar bertingkah manja dengan om tante online-nya. Perkataan Joanna seperti sambaran petir di telinganya.Dia berhenti melangkah dan berkata, "Nenek pulang aja nggak apa-apa. Mama, Papa juga sebentar lagi pulang.""Nenek nggak capek kok, Nenek nggak akan pulang, Nenek temani main ya?"Joanna juga tidak ada kerjaan di rumah.Riki tiba-tiba teringat sesuatu, "Nenek suka jadi terkenal 'kan ya?"Joanna tidak mengerti maksud Riki.Sepuluh menit kemudian, ruang siaran langsung Riko jadi sangat terkenal. Alasannya tidak lain tidak bukan adalah karena kehadiran Joanna sebagai bintang tamu.Joanna pernah menjadi sosok wanita pebisnis yang cukup kuat di Kota Simaliki dan banyak orang yang mengenalnya.Padahal Joanna hanya menunjukkan wajahnya sebentar, tapi beberapa pengusaha juga masuk ke ruang siaran langsung itu. Dalam setengah jam saja Riki langsung mendapat puluhan miliar.Riki tidak menyangka sosok neneknya beg
Read more

Bab 702

Reina ikut Revin pulang ke tempat tinggal Revin.Vila yang begitu besar dan luas itu penuh dengan bunga warna warni, entah mengapa agak tidak sesuai dengan pribadi Revin.Erik tidak ikut masuk.Para pelayan langsung serentak membungkuk pada Reina dan Revin."Tuan Muda."Revin meminta para pelayan untuk undur diri.Sesampainya di ruang tamu, Reina pun mengajaknya mengobrol, "Sekarang gimana kondisimu?"Kemarin di telepon, Revin bilang kalau dia baru sadar dan masih belum benar-benar sehat.Tadinya Reina pikir begitu sampai, dia akan melihat Revin terbaring tidak berdaya di rumah sakit. Reina tidak menyangka Revin sanggup menjemputnya di bandara bahkan menemaninya makan di luar.Revin memunggungi Reina dan tidak berkata apa-apa saat mendengar pertanyaan Reina. Hanya saja, dia mulai membuka kancing kemejanya.Sebelum Reina sempat bereaksi, Revin sudah selesai menanggalkan kemejanya."Kamu ngapain?"Setelah itu, Revin melemparkan bajunya ke atas sofa dan balik badan.Reina spontan balik ba
Read more

Bab 703

Reina pun tidak menolak dan memutuskan untuk tinggal di rumah Revin untuk merawatnya.Sore harinya, dokter pribadi datang memeriksa kondisi Revin sekaligus mengganti perban.Reina duduk di samping sambil menelepon Riki. Begitu panggilan video itu tersambung, muncullah wajah putih imut Riki, "Ma, kok tumben telepon? Kenapa?"Karena ada Joanna, Riki tidak bertanya apa Reina sudah ketemu Revin atau belum."Oh nggak apa-apa, Mama cuma mau cek kondisimu ... " di rumah ....Sebelum Reina selesai bicara, tiba-tiba dia mendengar suara familier dari ujung telepon, "Riki sayang, kamu lagi nelpon siapa?"Riki hendak mematikan teleponnya saat Joanna ternyata sudah datang menghampiri dan melihat Reina di layar ponselnya.Di depan cucunya, Joanna tidak berani menyalahkan Reina yang sudah meninggalkan Riki sendirian. Dia pun berkata dengan ramah."Oh Nana, kamu ke mana Na? Kok jam segini belum pulang?"Reina yang tidak mau cari masalah pun berbohong, "Ah, perusahaan pribadiku ada masalah, jadi aku ke
Read more

Bab 704

"Oke, aku berangkat sekarang." Revin pun menutup telepon.Maxime hampir membunuhnya. Orang sebaik apa pun tidak mungkin akan tinggal diam.Sekarang karena Maxime sendiri yang datang menyerahkan diri, Revin tentu tidak akan melepaskannya.Saat duduk di dalam mobil, Revin bahkan bertanya-tanya apa Reina akan mempertimbangkan untuk bersamanya kalau Maxime meninggal.Begitu ide itu terbersit di benaknya, Maxime langsung menggeleng kuat-kuat.Maxime adalah ayah dari anak-anak Reina. Kalau pria itu sampai meninggal di tangannya, bisa jadi Reina tidak akan memaafkan Revin selamanya.Kali ini Revin hanya ingin balas dendam, dia tidak menginginkan nyawa Maxime.Erik masih terus bicara dengannya di telepon, "Kak, pengawal Maxime itu lumayan hebat. Tapi, aku sudah punya cara menyuruhnya keluar.""Apa caranya?"Rahasia."Erik menutup telepon.Dia tidak memberi tahu Revin kalau dia sudah meretas ponsel Reina sehingga dia bisa memakai nomor Reina untuk mengirim pesan ke ponsel Maxime. Dalam pesan it
Read more

Bab 705

Teleponnya tidak tersambung.Revin tidak meneleponnya lagi. Tadi lukanya memang terbuka lagi dan sekarang dokter sedang menjahit lukanya.Setelah selesai, Revin pun keluar.Reina menunggunya dengan berdiri dan bersandar di dinding koridor rumah sakit.Melihat Reina seperti ini, Revin tiba-tiba menjadi sangat ketakutan. Dia takut Reina akan marah dan menyalahkannya."Nana, aku mau bilang sesuatu."Reina menatapnya dengan bingung, "Ada apa?""Tadi aku ... pergi ketemu Maxime." Jeda sejenak, lalu Revin melanjutkan, "Aku balas dendam."Tiba-tiba hati Reina bergetar.Meski dia tidak lagi mencintai Maxime seperti dulu, bagaimanapun juga Maxime adalah ayah dari anak-anaknya."Dia ada di sini?" Reina bertanya lebih dulu."Ya."Kalau Maxime tidak datang ke sini, Revin tidak mungkin sukses balas dendam."Lalu, di mana dia sekarang?"Reina tidak bisa menjelaskan perasaannya, yang satu adalah teman yang sudah menyelamatkan hidupnya dan yang seorang lain adalah ayah dari anak-anaknya. Reina harus b
Read more

Bab 706

Begitu ditelepon, Reina langsung mengangkatnya.Maxime tidak buka mulut duluan, Reina juga diam saja.Maxime menyuruh semua orang di kamarnya keluar, setelah itu dia berkata, "Kok nggak ngomong?"Reina benar-benar lega saat mendengar suara dingin Maxime."Sekarang kamu ada di mana?""Kamu lagi sama Revin?"Wajar kalau Maxime curiga, dia bisa terluka seperti ini karena dia terlalu ceroboh."Dia pergi keluar, sekarang aku ada di kamar sendirian." Reina paham, Maxime mengikutinya ke Astania karena pria itu tidak bisa memercayainya. Reina tidak terus menginterogasinya dan hanya bertanya, "Kamu ngapain di Astania?""Kerja."Tentu saja Maxime tidak akan mengaku dia datang ke sini karena mengkhawatirkan Reina.Meski tidak memercayai alasan ini, Reina tidak membongkar kedok Maxime."Terus kapan kerjaanmu selesai? Cepat pulang aja."Reina tahu ada banyak orang yang menginginkan nyawa Maxime, bukan cuma Revin.Dulu di awal pernikahan mereka, Maxime beberapa kali hampir meninggal di luar negeri.
Read more

Bab 707

Reina terdiam cukup lama, lalu menjawab, "Dalam hal ini, kamu salah. Kamu duluan menyerang dia."Amarah Maxime hampir meledak.Anjing saja tahu harus membela tuannya. Reina ini istrinya, tapi dia malah membela orang lain.Maxime pun tidak bicara lagi. Saat ini Ekki yang berada di luar agak panik. Orang Revin memaksa masuk, kalau sampai masuk, situasinya jadi agak sulit dikendalikan.Karena Maxime diam saja, Reina pikir Maxime mematikan telepon karena marah. Reina menatap ponselnya dan mendapati panggilan masih terhubung."Maxime?""Belum mati.""...""Boleh lepasin Erik nggak?" Reina bertanya dengan cemas.Maxime tidak marah dan malah balik bertanya, "Kenapa? Kamu nggak dengar tadi dia bilang apa? Kalau ada kesempatan lain, dia bakal membunuhku?""Kayaknya kamu mau banget aku mati? Kamu mau cari pria lain setelah aku mati?"Reina terlalu malas meladeni omong kosong Maxime dan menjelaskan, "Sekarang itu posisinya Erik lagi kamu tangkap, dia aja nggak yakin bisa selamat atau nggak. Udah
Read more

Bab 708

Para bawahan memapah Erik masuk.Erik menutupi perutnya dan berkata, "Aku nggak nyangka pria itu sekuat itu. Jumlah kita begitu banyak, dia aja buta, tapi kita tetap nggak bisa ngalahin dia.""Ekki itu ternyata juga sangat kuat. Dia benar-benar menipuku."Melihat kondisi Ekki yang seperti ini, Revin pun spontan menegurnya, "Sudah, jangan banyak bicara."Kalau bukan karena Reina, Maxime tidak mungkin mengampuni nyawa Erik.Erik tetap mengoceh dan hendak melanjutkan pembicaraan saat dia melihat Reina duduk di sofa, sepasang mata jernih tertuju padanya.Dalam perjalanan pulang, Erik mengetahui dari Revin kalau Reina meminta Maxime untuk melepaskannya.Erik tidak mengubah ekspresi wajahnya. Namun, saat menatap Reina, tatapan matanya yang awalnya begitu dingin terlihat agak lembut, namun cuma sedikit saja.Revin juga melihat Reina, dia pun bertanya, "Kok kamu nggak tidur?""Nggak bisa tidur."Reina berdiri.Para bawahan mendudukkan Erik di sofa. Tubuh Erik berlumuran darah, bahkan bernapas
Read more

Bab 709

Saat Reina bangun, cuaca di luar sangat cerah.Reina melirik layar ponselnya dan mendapati sekarang sudah jam 12 siang.Saat hendak bangun, Maxime mengiriminya pesan, "Kapan kamu pulang?"Reina yang belum yakin pun tidak membalasnya.Begitu Reina keluar kamar, seorang pelayan langsung menghampirinya, "Nona, perlengkapan mandimu sudah kami siapkan. Silakan, ikut saya."Karena mereka tidak yakin dengan identitas Reina, para pelayan pun hanya bisa memanggilnya Nona.Reina mengangguk, "Terima kasih."Setelah mandi, pelayan membawanya ke ruang makan.Di dalam ruang makan.Revin duduk di salah satu kursi dan Erik duduk di seberangnya.Erik sudah terlihat jauh lebih baik. Dia sudah ganti baju dan wajahnya sudah mulai merona. Saat ini dia sedang asyik makan seperti orang normal.Revin sendiri tidak makan, dia sedang duduk sambil membaca sebuah dokumen.Saat mendengar suara langkah kaki Reina mendekat, Revin langsung menyimpan dokumen itu dan menatapnya, "Ayo sini, makan.""Oke."Reina berjalan
Read more

Bab 710

Revin tercekat, dia paham maksud Reina.Reina berujar dengan nada bersalah, "Riko dan Riki ada di sana sendirian, aku nggak bisa di sini lama-lama."Ekspresi Revin tidak berubah, namun sinar matanya terlihat sayu."Kamu mau pulang kapan?""Lusa."Revin sebenarnya tidak perlu dirawat Reina karena kedatangan Reina setara dengan kunjungan teman biasa.Mendengar Reina akan kembali lusa, Revin pun tidak berkomentar dan hanya mengangguk pelan."Kamu sudah kenyang?""Ya.""Kalau begitu, ayo jalan-jalan?""Oke."Keduanya pergi jalan-jalan bersama.Dulu, Revin sering datang menemui Reina, berjalan-jalan dan ngobrol bersama.Sekarang mereka seperti kembali ke masa lalu. Berjalan bersama Revin di jalan Astania, mengobrol tentang masa lalu, membuat Reina tanpa sengaja lupa membalas pesan Maxime.Saat ini, di Hotel Revontal, Maxime terus memegang ponselnya dan menunggu pesan balasan Reina.Ekki mengetuk pintu dan masuk, "Bos.""Ada apa?""Nyonya dan Revin sedang jalan-jalan di pusat kota." Ekki jug
Read more
PREV
1
...
6970717273
...
213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status