Wanita berkulit putih itu keluar lagi dari kamar. Lebih mencengangkan, bukan lagi dengan celana jins dan kemeja panjang. Melainkan bertukar dengan dress cantik tanpa lengan. Pesona seksinya kian terpancar jelas dipandang mata."Jeta, akan buat apa?" Wanita itu bertanya ramah dengan raut yang cerah. Mendekati Jeta yang kebingungan di dapur."Ingin menyiapkan makan malam …," ucap Jeta menggantung. Si wanita berdiri sejajar dan dekat. Sangat tinggi bak model, bahkan kepala mungil Jeta pun lewat."Masak apa, kamu?" tanyanya dengan mengamati wajah Jeta."Masak … nasi goreng. Iya, nasi goreng," sahut Jeta tergagap. Ya, sesungguhnya nasi goreng adalah jenis masak-masakan yang sudah dikuasainya. "Hah …? Nasi goreng? Di mana ada gizinya? Kasihan dong Bang Faqihnyaa," ucap wanita itu terkejut. Jeta pun tak kalah terkejut dengan reaksi si wanita yang lebay, sekaligus bingung dan galau. Jika nasi goreng sangat tidak layak, lalu ... masak apa?Eh, tetapi, siapa wanita sok iyess, ini?"Oh, ya … k
Baca selengkapnya