Home / Romansa / Kekasih Rahasia CEO / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Kekasih Rahasia CEO: Chapter 161 - Chapter 170

256 Chapters

Interogasi Radev

Sejak tadi Starla duduk dengan tidak tenang di dalam taksi yang membawanya pulang. Adegan demi adegan di kantor Axel tadi berputar-putar di kepalanya. Pria itu terasa berbeda. Starla tidak ingin mengatakan bahwa ia menyukai Axel pada pertemuan pertama. Hanya saja pesona lelaki itu sulit untuk ditampik. Pantas saja para pegawai wanita di kantornya banyak yang tergila-gila. Itu cerita yang Starla dapat dari Sinta tadi setelah keluar dari ruangan Axel.Tidak hanya mengenai pesona pria itu, tapi besok Starla juga diwajibkan untuk menemuinya dengan membawa company profile yang asli karena Axel ingin langsung melihatnya. Dan yang membuat Starla tidak habis pikir adalah Axel meminta mereka bertemu pada jam makan siang sekalian makan siang bersama. Axel meminta agar Starla datang sendiri. Nanti setelah pria itu menentukan jadi atau tidak barulah Starla boleh membawa Radev.Pria tersebut jelas berbahaya, tapi Starla benar-benar butuh project ini sebagai langkah besar pertama usahanya dengan Ra
Read more

Bintang Sang Pengganggu

Pagi-pagi sekali Starla sudah bangun. Ia mengurus Bintang dan menyiapkan segala kebutuhannya sebelum berangkat ke rumah sakit dengan Radev hari ini. Mulai dari memandikannya, memberinya makan sampai menyediakan perlengkapan Radev.“La, baju aku mana?” tanya Radev yang baru selesai mandi. “Ada di lemari!” seru Starla dari bagian lain lantai tiga yang mereka sebut ruang makan sekalian ruang belakang. Bagian itu diberi sekat kayu. Sedang untuk ruang keluarga dan ruang depan dibiarkan menyatu tanpa pembatas apa-apa.“Di lemarinya di bagian mana?” tanya Radev lagi.“Pake yang mana aja sih, Dev, sesukamu mau pake yang mana!” balas Starla. Ia sedang sibuk membuat makanan untuk Bintang dan makanan untuk sarapan pagi mereka.“Aku nggak tahu mau pake yang mana!” Suara Radev terdengar lebih keras karena kepalanya melongok ke luar mencari keberadaan Starla.Starla mencuci tangannya. Ia terpaksa meninggalkan sejenak aktivitasnya
Read more

Modus Yang Mulus

Starla menarik langkahnya dengan tergesa setelah turun dari taksi menuju restoran tempat pertemuannya dengan Axel. Ia takut datang terlambat yang tentu saja akan merusak citranya di mata laki-laki itu. Starla tidak ingin memberi kesan buruk, apalagi ini baru awal. Dipastikan Axel sedang menilainya.Tiba di pintu restoran Starla mengedarkan mata dan mendapati seorang laki-laki dengan setelan jas abu-abu yang tidak dikancingkan dengan dalaman kemeja putih sedang duduk di kursi tepat di salah satu sudut strategis restoran tersebut.Starla menghela napasnya. Axel sudah menunggu dan itu artinya ia datang terlambat. Akibat romansa paginya dengan Radev otomatis kegiatannya yang lain jadi tertunda. Starla berjalan menghampiri meja Axel lalu menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya.“Maaf, saya terlambat.”Pria itu tersenyum lalu melirik Richard Mille yang melingkar di pergelangannya.“Nggak apa-apa, saya juga belum lama, mari silakan duduk.”Menarik kursi dengan perlahan, Starla me
Read more

Ada Yang Aneh

Mobil yang dikendarai Axel memasuki halaman sebuah rumah bergaya vintage. Rumah itu luas, besar dan terlihat begitu asri karena bunga-bunga berdaun hijau yang menyebar hampir di setiap sudut halaman. Starla mengaguminya. Halaman rumah Axel membangkitkan memori lama Starla. Dulu ibunya juga suka berkebun atau memelihara bunga-bunga dan tanaman hijau. Halaman rumah mereka penuh oleh tanaman. Tapi setelah beliau meninggal dan Roni menikah dengan Mayang segalanya jadi berubah. Rumah yang ditempatinya berubah suram dan panas seperti neraka.Omong-omong soal ibu tirinya itu Starla tidak tahu bagaimana kabar perempuan itu saat ini. Starla yakin ibu tirinya itu bahkan tidak tahu mengenai kematian Roni. Starla tidak peduli. Ia juga tidak ingin ambil pusing pada rumahnya yang masih dikuasai perempuan itu. Yang penting Starla bisa hidup tenang sekarang.“Ngelamun?”Suara Axel membangunkan Starla dari renungannya. Ketika ia menoleh dirinya mendapati Axel sedang memandang padanya dengan kuluman s
Read more

Rahasia Yang Diketahui Gathan

“Maa … Maa … Maa …,” rengek Bintang yang baru bisa mengucapkan sepatah dua kata saat melihat Starla keluar dari mobil. Sementara tangannya melambai-lambai agar Starla mengambil alih dari Radev.Starla tertawa lalu membawa sang putra ke dalam gendongannya.Axel termangu mendapati kenyataan bahwa ternyata Starla tidak hanya sudah menikah, namun juga telah memiliki anak. Starla juga tampak bahagia bersama keluarga kecilnya.“Dev, kenalin ini Axel, CEO sekaligus owner PT. Bintang Utama,” kata Starla pada suaminya lalu memandang pada Axel. “Xel, ini Radev, suami saya.”Kedua lelaki itu mempertemukan mata mereka lalu saling mengulurkan tangan masing-masing untuk berjabatan serta menyebutkan nama.“Radev.”“Axel.”Tidak ada senyum yang hadir di bibir masing-masing. Keduanya sama-sama merasa insecure di dalam hati kala menyaksikan penampakan satu sama lain. Apalagi Radev. Di matanya Axel adalah tipe lelaki yang sempurna. Memiliki rupa yang menawan, postur tubuh yang ideal serta settle secara
Read more

Pengakuan Paling Jujur

Ajeng mendengkus keras. Tidak jauh-jauh dari prediksinya, Gathan tidak mungkin sebaik itu. Sepupunya tidak pernah tulus membantunya.“Apa lagi yang lo mau?” tantang Ajeng sinis.Bukan langsung menjawab Gathan malah menyunggingkan senyum seduktifnya sambil menatap Ajeng dengan mesra.“You know what i mean, Dear.”“Gue nggak bakal mau tidur sama lo!” sentak Ajeng tajam menolak mentah-mentah keinginan Gathan.“Tuh kan, kapan sih lo bisa mikir positif sama gue? Belum apa-apa lo udah berburuk sangka. Padahal niat gue baik.”“Sepanjang lo hidup gue nggak pernah ngeliat sisi baik yang lo maksud. Jadi gimana bisa gue mikir positif? Lo cuma mau satu hal dari gue. Tubuh gue.”“Tapi sekarang bukan itu yang gue pengen.” Gathan menyangkal dugaan Ajeng.“Nggak usah berbelit-belit. Gue nggak suka. Langsung bilang apa yang lo mau?!”“Oke, oke, kayaknya lo udah nggak sabaran banget.” Gathan terkekeh sedangkan Ajeng masih menusuk dengan tatapannya yang tajam. “Gue nggak minta yang muluk-muluk, gue cuma
Read more

Berpisah

Hari ini Starla mengantarkan Radev ke terminal bus. Bus super besar dan panjang itu membawa serta puluhan tenaga kerja. Rata-rata dari mereka adalah laki-laki dengan latar belakang pendidikan teknik sipil. Beberapa dari mereka adalah perempuan yang nanti menempati posisi administrasi selama di sana.Bukan hanya Starla, tapi Rachel serta Bjorka juga ikut melepas ke terminal bus yang akan membawa ke Lampung. Sejak tadi Bintang tidak mau lepas dari Radev seakan tahu bahwa papanya itu akan pergi jauh. Tangannya melingkari leher Radev seerat mungkin seakan renggang sedikit saja maka Radev akan pergi meninggalkannya.“Kayaknya dia tahu kalo lo bakalan pergi,” kata Bjorka yang tingkah Bintang tidak lepas dari pengawasan matanya.Radev tersenyum lalu diciuminya kepala Bintang dengan lembut. Seketika wanginya aroma shampo bayi memenuhi hidungnya.“Sini yuk sama Om Kaka.” Bjorka mengulurkan tangan pada Bintang. Tapi anak itu menggeleng cepat lalu membenamkan mukanya ke ceruk leher Radev.Radev
Read more

Disambut Dengan Indah

“Maa ... Maa ... Maa ...” Bintang meronta-ronta di dalam gendongan Starla sambil mengulurkan tangan untuk mengambil balon yang disodorkan Axel padanya. Pria itu tersenyum dan lantas berkata, “Bintang mau balon?”Bintang hanya memandang pada Axel tanpa mengatakan apa pun. Sorot matanya yang berbicara bahwa anak itu begitu menginginkannya.Axel meletakkan tangkai balon ke tangan Bintang lalu merapatkan tangan anak itu agar menggenggamnya. Dalam sekejap Bintang melupakan kesedihannya. Air matanya berganti dengan tawa bahagia."Maa ... Maa ...," gumamnya pada Starla dengan maksud mengatakan bahwa dirinya gembira karena balon itu.Starla mengusap kepala Bintang, "Makasih, Om Axel," ucapnya menirukan suara anak kecil mewakili Bintang.Axel melebarkan bibirnya.“Dapat dari mana balonnya, Xel?” tanya Starla penasaran. Matanya mengelana ke sekitar lingkungan terminal tapi ia tidak menemukan penjual balon atau mainan anak-anak di sana.“Kebetulan kemarin ponakan berulang tahun jadi ada balonny
Read more

Selangkah Menuju Gila

Radev sudah berada di mess. Tempat tersebut merupakan bangunan besar semi permanen yang dibangun menggunakan batu bata dan papan. Sedangkan pada bagian dalamnya diberi sekat-sekat dari kayu sebagai pemisah ruangan.Sebagai pemimpin Radev menempati kamar sendiri yang jauh lebih besar dibanding yang lainnya. Sedangkan para karyawannya harus berpuas hati berbagi kamar dengan tiga atau empat orang lainnya. Setiba di kamar Radev langsung menjatuhkan tubuh di kasur yang apa adanya dan jauh dari kata empuk. Dirogohnya ponsel dari saku celana lalu mulai menghubungi Starla. Hal yang sejak tadi ingin dilakukannya.Panggilan tersambung. Lalu setelah menunggu beberapa detik wajah Starla memenuhi layar ponsel yang membuat Radev tersenyum. Rasa lelahnya sirna seketika seakan mendapatkan energi baru.“Udah nyampe, Dev?” tanya Starla langsung.“Udah dari dua jam yang lalu tapi aku baru sempat menghubungi kamu. Tadi ngobrol-ngobrol dulu sama kepala desa."“Gimana keadaan di sana?”“Yang pastinya bed
Read more

Godaan Janda Muda

“Sudah beberapa hari ini dia mengurung diri di kamar. Nggak mau makan, nggak mau mandi dan nggak mau ngapa-ngapain. Tante sampai bingung apa yang terjadi. Kadang dia ketawa sendiri lalu nangis nggak jelas.”Gathan menatap prihatin ke arah Ajeng yang duduk di pinggir jendela sambil bermenung sendiri. Sejak mereka mengunjungi dokter sekitar satu minggu yang lalu Ajeng menjadi aneh. Kenyataan yang menimpanya membuat Ajeng terpukul. Saking tidak kuat perempuan itu mengalami mental breakdown. Sampai detik ini kedua orang tuanya tidak tahu apa penyebab putri mereka jadi seperti ini. Setiap ada yang bertanya Ajeng akan mengamuk dengan menutup kedua telinganya lalu menjerit histeris.“Tante, apa Ajeng ada bilang sesuatu sama Tante?” tanya Gathan pada Regina.“Nggak ada, Gat. Setiap kali Tante dan Om mengajak dia bicara Ajeng marah lalu berteriak keras-keras dan menangis,” jawab perempuan itu gusar.“Kalau begitu biar aku yang ngomong sama Ajeng, Tante. Siapa tahu dia mau jujur menceritakan
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
26
DMCA.com Protection Status