Beranda / Romansa / Kekasih Rahasia CEO / Bab 141 - Bab 150

Semua Bab Kekasih Rahasia CEO: Bab 141 - Bab 150

256 Bab

Hasil Pemeriksaan Bintang

Suara gemerincing di atas pintu kaca berbunyi, memberitahu bahwa ada seseorang yang masuk. Starla mengangkat wajahnya lalu tersenyum mendapati siapa sosok itu.“Gimana hari pertama? Lancar?”“Lumayan, Dok, walau nggak seramai seperti yang ada di dalam ekspektasi saya,” ujar Starla menjawab pertanyaan Arsya.Hari ini adalah hari pertama pembukaan Sun Eatery and Coffee. Café milik Arsya dan dua orang rekan kerjanya yang terletak di rooftop rumah sakit.Ada dua bagian disediakan. Yaitu outdoor dan indoor. Pengunjung bebas memilih mereka ingin menyantap hidangan di area terbuka atau tertutup dari atas sana.“Nggak apa-apa, La, namanya juga baru hari pertama, wajar kalau belum ramai. Orang-orang belum banyak yang tahu.”“Iya sih, Dok.” Sejak tadi pagi yang datang baru orang-orang internal rumah sakit seperti dokter, suster ataupun tenaga medis lainnya serta beberapa keluarga pasien.“Hm, Dokter mau minum apa? Atau makan sesuatu?” tanya Starla menawarkan.Arsya melirik ke arah etalase. Tam
Baca selengkapnya

Mencari Solusi Untuk Bintang

Embusan napas berat meluncur dari mulut Radev mendengar pertanyaan Starla. Berat untuk menyampaikan keadaan Bintang saat ini. Namun, ia harus memberitahunya.“Bintang didiagnosa mengidap penyakit CGD seperti dugaan dokter sebelumnya. Agar Bintang bisa sehat dia membutuhkan donor stem cell. Aku harus mendapatkan pendonor itu secepatnya, La. Kalau gagal maka usia Bintang diperkirakan hanya sampai dua tahun saja.”Jantung Starla menghentak semakin cepat mendengar penjelasan Radev. Tidak pernah ada di pikirannya Bintang mengidap penyakit langka itu. Sudut-sudut matanya menghangat dengan bagitu saja. Rasanya ingin menangis keras-keras. Bintang memang bukan siapa-siapanya, tapi Starla tidak tega melihat Bintang tersiksa karena penyakitnya. “Apa memang separah itu, Dev? Apa nggak ada cara lain selain transplantasi stam cell?”Radev menggerakkan kepalanya membentuk gelengan yang lemah. “Kita harus merelakan Bintang kalau gagal mendapatkannya. Untuk sementara Bintang masih dibantu oleh obat-o
Baca selengkapnya

Merencanakan Penyelidikan

“Maaf, Pak Radev, dengan berat hati kami harus menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan Bapak tidak memenuhi syarat menjadi pendonor untuk Bintang, begitu pun dengan saudari Rachel.”Radev mendadak lemas setelah mendengar keterangan dokter padanya dan sang adik.Hanya mereka berdua yang mengajukan diri untuk pemeriksaan tersebut sedangkan keluarga yang lain menolak dengan berbagai alasan. Radev melangkah lesu keluar dari ruangan dokter diikuti Rachel di sebelahnya. Pikirannya kacau sementara mereka terus dikejar waktu. Meskipun Bintang diberi obat-obatan tapi tidak berdampak sepenuhnya. Bintang masih sering sesak napas dan mengalami infeksi di telinganya. Dan belakangan yang membuat Radev kian khawatir adalah karena kelenjar getah bening anak itu mulai mengalami pembengkakan.“Dev, lo jangan desperate dulu. Kita pasti bakalan nemu pendonor untuk Bintang. Gue bakalan broadcast info di grup ataupun forum-forum yang gue follow,” ucap Rachel membesarkan hati Radev.Radev mengangguk si
Baca selengkapnya

Memulai Penyelidikan

Starla mulai terbiasa dengan rutinitasnya yang baru. Hari ini ia cukup sibuk. Sun Eatery & Coffee mulai diramaikan pengunjung karena seiring bergantinya hari sudah semakin banyak yang tahu akan eksistensi tempat tersebut. Kesibukannya membuat pikiran Starla teralihkan untuk sejenak dari kepahitan hidup.Hampir setiap hari Arsya menyambangi tempat tersebut untuk memantau café. Lebih tepatnya untuk bertemu dengan Starla. Meskipun hampir setiap hari juga mereka berjumpa di rumah, tapi Arsya merasa ada yang kurang jika belum bertemu dengan Starla dan meminta perempuan itu menemaninya ngopi. Hanya kopi buatan Starla, bukan yang lain.Seperti saat ini misalnya, Starla duduk di hadapannya. Mereka mengobrol ringan seperti biasa. “Menurut kamu bagusnya gimana ya, La, ruangan ini sudah pas belum interiornya? Apa ada yang perlu kita tambah?”Starla turut mengedarkan mata ke sekeliling ruangan seperti yang dilakukan Arsya. Tempat itu luas. Berada di ruangan terbuka membuat sirkulasi udara juga
Baca selengkapnya

Terungkap

Radev, Bjorka, serta Rachel meninggalkan rumah sakit. Tanpa menunda waktu mereka langsung menuju klinik Kasih Ibu. Radev sudah mem-forward dengan lengkap cerita dari Starla tadi pada Bjorka dan Rachel. “Apa nggak sebaiknya kita ke makam dulu ya?” tanya Radev di tengah-tengah perjalanan. Tiba-tiba saja berubah pikiran.Bjorka menoleh padanya. “Kenapa?”“Kita gali makamnya dulu baru setelahnya ke klinik.”“Apa nggak kebalik? Setelah dari klinik baru ke makam,” jawab Bjorka tidak setuju.“Dev, soal gali-gali makam sih gampang, tapi masalahnya setelah gali terus mau apa? Lo nggak bisa bawa jenazah ke rumah sakit terus langsung minta mereka buat identifikasi.” Rachel yang duduk di belakang menyatakan pemikirannya.“Langsung ke klinik kalau gitu,” putus Radev lalu menekan pedal gas lebih dalam untuk mempercepat tujuan mereka.Tempat yang diberitahu Starla ternyata jauh dan sunyi. Tapi mereka berhasil sampai di sana.“Ini dia,” gumam Radev setelah menepi di seberang jalan.“Lo yakin ini tem
Baca selengkapnya

Meminta Jatah

Marvel sedang santai sambil mengisap cerutunya ketika Radev tiba di rumah. Melihat pria itu seketika membangkitkan emosi Radev. Betapa dengan begitu rapi laki-laki yang selama ini dihormatinya menyimpan kebusukan. Namun walau bagaimanapun menyembunyikannya kebenaran pasti menemukan jalannya untuk terungkap.“Dari mana saja kalian?” tegur Marvel menyapa dua anaknya yang seharian ini tidak tampak batang hidungnya.Ingin rasanya Radev mendaratkan bogem mentah kalau saja tidak ingat nasihat Bjorka tadi.“Dari rumah sakit, Pi.” Rachel yang menjawab.“Ke rumah sakit sampai selama itu?” Pria itu menyipit tidak percaya.“Tadi kita keliling dulu cari pendonor buat Bintang.”Marvel terbahak mendengar jawaban putri bungsunya. “Kamu pikir nyari donor stem cell itu kayak nyari penjual gorengan? Jangan kayak orang susah. Papi udah bikin sayembara. Sabar sedikit. Hari ini sudah banyak yang mendaftar, kita tinggal menunggu hasil pemeriksaannya.”Radev mendengkus pelan dan berniat masuk ke dalam rumah
Baca selengkapnya

Rencana Mereka Yang Lain

“Aku nggak mau kamu menganggapku hanya memanfaatkan kamu, La. Aku nggak mau kamu menganggap aku datang hanya untuk mencari kesenangan. Sama sekali bukan.”Bisikan itu terdengar begitu lembut di telinga Starla setelah Radev mengecup dahinya. Mereka baru saja menyelesaikan satu sesi percintaan pagi ini.Starla tidak menganggap Radev memanfaatkannya. Radev bukanlah lelaki yang datang hanya untuk melampiaskan hasrat. Buktinya selama ini Radev tidak pernah menagih jatahnya kecuali pagi ini. Dan Starla juga tidak bisa menolak karena Radev adalah suaminya.“Aku nggak pernah menganggap kamu begitu, Dev.”“Aku ngelakuin ini cuma sama kamu, La. Aku nggak pernah menyentuh Ajeng. Bahkan aku dan dia tidur terpisah. Kami memang sekamar, tapi aku nggak seranjang dengan dia,” kata Radev lagi meyakinkan Starla.“Percaya,” jawab Starla sambil mengusap lembut rahang Radev. Segaris senyum terulas di bibirnya ketika melihat betapa besar usaha lelaki itu untuk meyakinkannya.Starla melirik jam di dinding.
Baca selengkapnya

Donor Untuk Bintang

“Kalo misalnya cocok lo yakin mau jadi pendonor buat Bintang?”Starla mengangkat wajah menatap Kia yang duduk di hadapannya. Starla sudah menceritakan pada Kia mengenai rencananya itu.“Ya yakinlah, kenapa nggak yakin?” Starla balas bertanya.“Gue cuma mikirin risikonya sih. Otomatis keadaan lo nggak bakal kayak dulu. Kalo yang gue denger katanya bakal sering sakit punggung, sakit kepala, pegel-pegel atau apalah.” Kia mengurai satu demi satu hal-hal yang diketahuinya.“Gue udah siap apa pun risikonya,” jawab Starla tanpa ragu.“Termasuk risiko yang paling berbahaya?”Starla menganggukkan kepala. “Kalaupun gue harus mati gue rela kok asal Bintang sehat. Lagian kalo gue mati nggak bakal ada yang kehilangan.”“Halaaa gaya lo. Paling nanti Pak Boss nangis darah. Lagian kenapa sih lo jadi ngotot kayak gini? Di mana-mana yang namanya seorang istri pasti nggak suka sama anak tirinya. Baru lo yang aneh gini.” Kia me
Baca selengkapnya

Andai Dia Tahu

“Aku siap, Dev. Aku bersedia melakukannya untuk Bintang.” Starla menyatakan kesanggupannya ketika Radev menanyakan kesediaannya sekali lagi.Radev menatap Starla dengan sorotnya yang teduh. Jawaban yang didengarnya dari perempuan itu membuatnya terharu. Starla tidak tahu bahwa Bintang adalah anak kandungnya. Tapi dia begitu tulus melakukannya. Membuat perasaan cinta Radev pada perempuan itu semakin menggila. Radev tidak salah pilih. Starla adalah wanita yang paling tepat untuk mendampinginya, bukan perempuan lain.“Tapi Ajeng gimana? Apa dia nggak keberatan kalau aku yang menjadi pendonor untuk Bintang?” tanya Starla ragu. Apalagi Starla tahu Ajeng dan keluarga Radev tidak pernah menyukainya.“Nggak usah pikirin dia. Nggak ada hubungannya juga.”Jawaban yang didengarnya dari Radev tak pelak membuat Starla mengerutkan dahi. Bagaimana bisa Radev mengatakan tidak ada hubungannya, sedangkan Ajeng adalah ibu Bintang.“Gimana bisa kamu bilang nggak ada hubungannya? Ajeng kan ibunya Bintang.
Baca selengkapnya

Hari 'H'

Starla sudah berada di rumah sakit sejak kemarin. Hari ini proses transplantasi akan dilakukan. Tidak seorang pun yang menemani Starla. Dirinya hanya sendiri. Dan hal itu membuatnya sedikit sedih. Guna mengusir kesedihannya Starla membesarkan hati. Bukankah ia sudah biasa dengan keadaan ini? Jadi apa lagi yang diratapi?Menjelang transplantasi dilakukan Starla mendapat berbagai tekanan dari keluarga Radev. Mereka masih saja menghina Starla dan menuding dirinya mau melakukan hal tersebut hanya agar mendapat simpati dari Radev. Bahkan beberapa saat yang lalu Megan dan Rai menemui Starla. Mereka kembali mengancam.“Kalau kamu mau uang kamu bisa dapatkan walau dengan cara menjijikkan menjual sumsum tulang sendiri. Tapi jangan harap kamu bisa mendapatkan Radev. Jangan sekali pun berharap tindakanmu ini akan membuat Radev simpati.”Starla sedih mendengar Megan menuduhnya menjual sumsum tulangnya hanya demi mendapatkan uang. Tidak. Starla melakukan ini buka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
26
DMCA.com Protection Status