Beranda / Romansa / Kekasih Rahasia CEO / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Kekasih Rahasia CEO: Bab 131 - Bab 140

256 Bab

Pergilah!

“Kalau kamu khawatir Papi, Mami, Ajeng, atau keluarga Ajeng merekayasa hasil tes tersebut dan mau mengulangnya silakan lakukan. Kamu yang menentukan rumah sakitnya.” Suara Marvel terdengar seperti sedang meledek di telinga Radev.Sudah tiga kali tes itu dilakukan dan hasilnya masih sama. Anak itu dinyatakan sebagai anak kandungnya, darah dagingnya yang sah.Radev tidak mungkin melakukan tes tersebut untuk keempat kalinya. Ia benar-benar syok menyadari anak itu adalah anaknya.“Lo harusnya bersyukur, Dev, bukan meragukan anak sendiri,” ucap Rai berkomentar. Perempuan itu gemas sendiri melihat kelakuan adiknya.“Gimana gue mau bersyukur. Anak itu bukan anak gue.”“Udahlah, Dev, mau satu juta kali pun kamu menyangkal nggak bakal ada gunanya.” Megan geleng-geleng kepala menyikapi perangai anaknya.Hanya Rachel satu-satunya yang tidak mengatakan apa pun. Dia juga yang tetap bertahan saat yang lain pergi meninggalkan Radev.Radev membuang napas panjang sambil meremas rambutnya frustasi. Tid
Baca selengkapnya

Memulai Kehidupan Baru

Starla membolak-balikkan badannya dengan gelisah. Sudah sejak tadi ia berbaring dan mencoba untuk tidur. Tapi tidak sepicing pun matanya mau dipejamkan.Sudah berjam-jam berlalu sejak Radev meninggalkan apartemen, tapi ingatan akan pria itu tidak kunjung menghilang dari kepala Starla.“La, lo kenapa?” tanya Kia yang sejak tadi juga merasa tidak nyaman karena gerakan Starla.Starla memutar tubuh mengarah pada sahabatnya. “Kia, gue berencana mau balik ke rumah.”Mata Kia yang tadi redup seketika terbuka lebar mendengar ucapan Starla.“Maksud lo?” Ia ingin diperjelas.Starla menghela napas lalu bangun dari posisinya. Kia ikut melakukan hal yang sama, duduk di sebelah Starla.“Berdasarkan hasil tes DNA anak itu terbukti anak kandung Radev. Jadi setelah gue pikirin lebih baik gue mundur, karena gue dan dia sampai kapan pun nggak akan bisa bersama,” jelas Starla menyatakan rencananya.“Mundur?” Kia mengerutkan dahi. “Maksud lo mau cerai dari dia?”Starla mengiakan. Berpisah adalah jalan ter
Baca selengkapnya

Lelaki Baik Hati

“Kamu dari mana?” tanya Arsya melihat bawaan Starla berupa dua tas kain besar.Starla sengaja menunggu Arsya selesai praktik karena lelaki itu memintanya.Padahal cukup ditunjukkan saja alamat rumah tersebut maka Starla akan mencari sendiri.“Saya dari rumah, Dok.”“Dari rumah?” Sebelah alis Arsya terangkat bingung.Entah bagaimana caranya Starla menjelaskan pada Arsya bahwa ia baru saja diusir dari rumahnya sendiri. Iya, rumah itu memang milik Starla. Namun Starla tidak ingin mengumbar cerita pahit hidupnya pada orang yang baru dikenal. Alhasil Starla hanya bisa mengatakan, “Saya pindah dari rumah kontrakan yang lama. Jadi sekarang lagi nyari rumah baru.”Arsya mengangguk mengerti lalu membawa Starla dan Roni menuju mobilnya. Pria itu membantu memasukkan Roni ke dalam mobil lalu mulai mengendara menuju rumahnya. Hanya sekitar lima kilometer dari rumah sakit mereka tiba di sebuah rumah berwarna putih gading.Rumah tersebut bersisian dengan rumah di sebelahnya dan hanya dipisahkan ol
Baca selengkapnya

Penyakit Yang Diderita Bintang

Seharusnya hari ini Radev berada di kantor seperti rutinitasnya sehari-hari. Lalu ia akan menemui Starla guna menyakinkan istrinya itu bahwa keinginan untuk meninggalkan Ajeng akan segera ia wujudkan.Tapi … semua rencana itu tidak terealisasi.Sejak pagi tadi Bintang sakit. Atau lebih tepatnya sejak kemarin malam badannya mulai panas. Lalu pagi tadi kondisinya semakin menurun. Tidak hanya suhu tubuh yang tinggi. Hidungnya berair. Kulitnya juga tampak semakin pucat. Ada banyak bercak merah di kulitnya. Bahkan anak itu sudah tidak mau diberi susu. Sejak menghirup oksigen di dunia, Bintang sudah mendapat asupan susu formula. Ajeng tidak mau menyusuinya dengan alasan merusak keindahan tubuhnya. Dan anehnya seluruh keluarga melegalkan begitu saja. Mereka tidak mau ribet. Kebahagiaan ibu dari bayi itu adalah segalanya.“Dev, gimana nih? Bintang nggak mau diam,” rengek Ajeng panik dengan Bintang berada di gendongannya.Radev membuang napas panjang. Ia yang sedang menyimpulkan dasi melirik
Baca selengkapnya

Pesan Dari Radev & Tawaran Arsya

Setelah menerima telepon dari Radev, Starla tidak bisa tidur malam itu. Ia terus memikirkan Bintang dan kondisi kesehatannya. Rasanya tidak tega melihat anak sekecil itu mengidap penyakit yang membahayakan nyawa. Semestinya Starla tidak perlu sampai secemas itu. Tapi Starla sangat lemah jika sudah menyangkut pada hal-hal yang berhubungan dengan anak-anak.Starla baru bisa tidur menjelang subuh lalu terbangun dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Ia mandi, memandikan ayahnya, membantu berpakaian dan memberi makan lalu bersiap-siap untuk pergi.Untuk hari ini terpaksa membawa ayahnya ikut dengannya. Lalu Starla akan memikirkan solusinya. Mungkin ia akan mencari orang untuk menjaga ayahnya selama Starla bekerja.“Pagi, Starla.” Starla baru akan membuka pagar ketika mendapat sapaan hangat tersebut. Setelah ia menoleh Starla menemukan Arsya menyapanya.“Pagi, Dok.” Starla menjawab dengan sunggingan senyum tipis.Arsya mendekat, memangkas jarak dengan Starla. “Mau ke mana?”“Saya mau be
Baca selengkapnya

Menyusui Bintang

Starla menyusuri koridor Sun Hospital sendirian. Langkahnya berderap tidak sabar.Tadi setelah permohonan resign-nya dikabulkan Raya, Starla mengemasi barang-barangnya. Aktivitasnya menjadi begitu tergesa setelah ponselnya mendentingkan notifikasi pesan dari Radev.Kenyataan bahwa Bintang menjalani pemeriksaan di rumah sakit yang berada di dekat rumah kontrakannya membuat Starla kaget bercampur senang.Starla menghubungi Radev sesuai dengan yang diamanatkan laki-laki itu padanya.“Dev, aku sudah tiba di rumah sakit.”“Tunggu aku di dekat Nursery Room.”Starla bertanya sana-sini akan tempat yang disebut Radev padanya. Ia menemukan tempat tersebut berlokasi jauh dari keramaian dan berada di sudut. Starla mengerti sekarang kenapa Radev memintanya menanti di sana.Starla memandang ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa. Ia juga melongok ke dalam ruangan dan menemukannya dalam keadaan kosong. Aman.Lumayan lama Starla menanti sampai telinganya menangkap derap langkah yang bergegas mendatangi
Baca selengkapnya

Sesuatu Yang Aneh

Seharian ini Starla hampir tidak bisa berkonsentrasi. Apa pun yang dilakukannya terasa salah. Dirinya benar-benar hilang fokus. Bahkan tadi Starla membubuhkan garam ke dalam teh yang dipikirnya adalah gula. Semua karena satu hal. Memikirkan Bintang.Starla mengambil ponsel, menggenggamnya cukup lama sambil menimbang-nimbang untuk menghubungi Radev. Ia ingin tahu keadaan Bintang saat ini.Setelah lama berpikir ia memutuskan untuk mengirimi Radev pesan.“Dev, gimana keadaan Bintang sekarang? Udah selesai diperiksa? Dia masih rewel?”Tidak ada balasan dari Radev hingga berjam-jam lamanya yang membuat Starla gundah gulana. Jangan-jangan Bintang sakit parah. Jangan-jangan keadaannya semakin drop setelah menjalani pemeriksaan, dan masih banyak lagi jangan-jangan lainnya.Malam ini Starla sedang duduk sendiri di kursi beranda masih dengan ponsel di dalam genggaman. Sekali dalam sepuluh menit ia memeriksa benda itu. Kalau saja Radev membalas pesan darinya. Tapi nihil.Suara mobil yang memasuk
Baca selengkapnya

Pesan Terakhir

Sepanjang perjalanan ke rumah kontrakan Starla Radev hampir tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari perempuan itu. Bahkan setelah Starla menariknya Radev kembali mengambilnya.“Kemarin Bintang mau minum ASIP-nya, Dev?” tanya Starla di tengah-tengah perjalanan mereka.“Mau.”“Yang ngasih siapa?”“Aku sama Rachel.” Radev bersyukur saat itu Rachel ada di rumah. Tanpa adik bungsunya itu Radev tidak bisa apa-apa. Mana ia tahu prosedur mencairkan ASI beku. Sedangkan para keluarganya yang lain hanya bisa mencibirnya dengan mengatakan, “Kalau ada yang gampang ngapain cari yang ribet. Hidup itu jangan dipersulit, Dev.”Namun, Radev bersikukuh dengan prinsipnya. Apalagi ASIP tersebut berasal dari Starla, wanita yang dicintainya.“Terus sekarang masih ada stock?”“Masih, La. Yang kamu titipin ke Kia tuh banyak banget.”“Syukur deh.” Starla bermaksud nanti akan memerah ASI-nya lagi demi menambah persediaan untuk Bintang.Hening melingkupi mereka setelahnya. Radev melepaskan sebelah tang
Baca selengkapnya

Siapa Ibu Kandung Bintang?

Titik-titik air meluncur dari langit mengiringi pemakaman ayah Starla. Langit seakan berduka dan turut menangis. Bersamaan dengan itu satu demi satu para pelayat sudah mulai pulang. Mereka khawatir kena gerimis yang akan menjelma menjadi hujan deras.Starla masih terpaku memandangi gundukan tanah di hadapannya. Satu-satunya keluarga yang dimilikinya di dunia telah tiada. Dirinya kini sebatang kara. Ia tidak punya siapa pun selain dirinya sendiri.Seakan hanya menanti kedatangan seseorang yang akan menjaga putrinya seumur hidup pria itu pergi setelah menitipkan Starla dan menyampaikan wasiatnya.Di sebelah Starla ada Radev yang setia menemaninya dimulai sejak Roni mengembuskan napasnya sampai saat ini. Diusapnya punggung Starla yang sesekali masih terisak akibat kesedihan yang mendalam. Belum kering air matanya akibat kehilangan bayi sekarang ia kembali diuji dalam waktu yang berdekatan.Selain Radev, Arsya juga menghadiri pemakaman. Arsya tidak tahu siapa lelaki yang bersama Starla.
Baca selengkapnya

Menunaikan Keinginan Starla

“Hentikan omong kosongmu itu, Dev! Jangan mengada-ngada!” Megan menukasi pembicaraan Radev sebelum anak itu berbicara lebih banyak menuturkan hal-hal yang menurutnya tidak masuk akal.“Ini bukan omong kosong, Mi, tapi aku menuturkan fakta yang kurasakan aneh. Aku memang bukan carrier, tapi berdasarkan DNA, Bintang adalah anak kandungku, lagian dia mirip denganku. Yang jadi masalah adalah bagaimana bisa Ajeng juga bukan carrier sedangkan dokter bilang salah satu dari kami berdua seharusnya carrier. Itu yang menjadi tanda tanya besar di kepalaku!”Megan memijit-mijit pelipisnya, mulai pusing memikirkan cara untuk menghadapi Radev. Sedangkan Ajeng menggeleng-gelengkan kepala tidak terima dituduh bukan ibu kandung Bintang.“Kamu bikin aku sedih, Dev. Teganya kamu bilang aku bukan ibu kandung Bintang padahal aku sudah susah payah mengandung dan melahirkannya,” ucap perempuan itu mulai ngedrama dengan memasang wajah berduka.“Seorang ibu biasanya tulus, nggak akan mengungkit-ngungkit jasa d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
26
DMCA.com Protection Status