“Aku nggak bisa, Mi, aku kan lagi kerja.”“Gimana? Kerja? Istri lagi kritis dan kamu lebih memilih pekerjaan kamu? Ajeng itu lagi pendarahan, Dev. Bisa saja nanti kamu kehilangan anak. Jangan sampai kamu menyesal!” Suara di seberang sana terdengar meraung di telinga Radev.“Ya udahlah, Mi, nggak usah pake marah-marah. Mami kan udah di sana. Mami atau aku akan sama artinya.”“Mami nggak mau tahu ya, Dev. Mami tunggu secepatnya!”Panggilan diputus sepihak sebelum Radev sempat menjawab. Lelaki itu hanya bisa menghela napas lalu menyimpan ponselnya.Melihat raut kusut Radev dan sekilas yang tadi didengar, Starla tahu lelaki itu akan pergi meninggalkannya.“La, kata Mami Ajeng mengalami pendarahan berat,” beritahu Radev pada istrinya.Starla kaget lalu duduk dengan cepat. “Gimana bisa?”“Entahlah, aku juga nggak tahu. Mami nggak cerita detailnya. Tapi dia minta aku untuk datang ke rumah sakit sekarang. Jadi ... aku harus ninggalin kamu dulu.”“Pergilah, Dev,” jawab Starla pengertian. Walau
Baca selengkapnya