All Chapters of Menikahi Mantan Suami Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

116 Chapters

31. Impulsif

31. 'Andai saja takdir buruk tidak pernah memisahkan kita dulu Aisha, aku pasti menjadi orang yang paling bahagia sekarang.'Sekarang giliran Aisha yang menatap Adnan. Ekspresi Aisha sekarang menggambarkan betapa ia mencintai Adnan, tatapan seorang kekasih. Tanpa sadar Aisha menyentuh pipi Adnan. Sejenak pikiran Aisha kembali kekenangan masa lalu mereka. Mereka berdua sangat sweet dan romantis. Adnanpun langsung menatap Aisha. "Ngapain?" Tanya Adnan. "Maaf Mas," Ucap Aisha. Reflek Aisha menjauhkan tangannya dari wajah Adnan. "Jangan melewati batas Aisha, nanti kamu jatuh cinta lagi padaku. Melupakan aku bukan hal yang mudah, ingat itu!""Ais tahu Mas. Ais gak berencana untuk jatuh cinta lagi Mas.""Hohh.. Gimana? Udah cukup berjemurnya?""Udah Mas. Kita masuk lagi yuk ke dalam!""Iya Mas." Aisha dan Adnan kembali ke dalam. ***Dua hari lagi berlalu, Aisha bersikeras ingin pulang ke rumah. Aisha melakukan semua cara agar dirinya diizinkan pulang. "Adnan pasti akan marah kalau tah
Read more

32.

"Makanya, makan tu pelan pelan. Jangan buru buru gitu. Mubazir itu""Iya maaf Mas. Ini lagi Aisha coba habisin.""Ya udah habisin pelan pelan!" Suruh Adnan. Aisha mencoba beberapa kali, tapi ia sudah sangat kenyang. Alhasil, sebagian piringnya masih terisi makan"Makanya jangan impulsif. Kalau ada apa apa itu dipikirin dulu!" Ucap Adnan. Aisha terdiam, 'Bagian mana yang impulsif?' Pikir Aisha. Aisha lanjut menyuap makanan ke mulutnya. Ia harus menghabiskan semua makanannya apapun yang terjadi. Keadaan menjadi hening kembali, kondisi itu berlanjut sampai semua selesai makan. Usai makan, Bunda pergi melihat Hara. Aisha masih di dapur karena mau mencuci piring, begitupun Adnan. "Kamu gak capek?" Adnan memulai percakapan. "Enggak Mas.""Hohh..""Aku mau pergi ke luar negeri karena ada urusan pekerjaan. Semingguan.""Iya..""Kamu gak papa? Kamu masih belum sehat tapi harus ngejaga Hara dan ngantor.""Bunda kan ada disini Mas.""Iya sih, tapi Bunda emang mau tinggal lama disini?""Mau,
Read more

sarapan

"Bisa gak kamu berhenti jalan dulu. Mobil aku udah jauh disana." Reno berhenti berjalan. Aisha pun mengikuti Reno. "Oh iya iya, aku lupa berhenti. Maaf ya Ren. Lagian kamu juga ngikutin aku jalan sih." Aisha tersenyum. "Iya juga sih. Maaf maaf. Bisa gak kita kembali jalan lagi ke dekat mobilku, Ais?""Oh iya boleh, ayo. Kamu juga apa kabar?""Aku mah baik, alhamdulillah."Alhamdulillah, oh iya gimana kabar Adnan?" "Alhamdulillah, Mas Adnan selalu baik. Sekalipun Mas Adnan tidak baik baik saja, itu bukan urusanku. Kami tidak terlibat sejauh itu." "Benarkah? Lalu sejauh mana? Apa aku masih punya kesempatan?" "Hahaha.. Dasar modus. Kesempatan apa toh? Aku gak mau terlibat urusan serumit itu lagi Ren." "Hohh gitu. Terus rencananya mau sarapan pagi apa nih?" "Kamu ngajak sarapan bareng?" "Hemm.. Iya bener." "Sarapan apa ya? Aku lagi gak tahu makan apa," Ucap Aisha. "Kita sarapan serabi aja gimana?" "Boleh tu. Ayo!" Aisha sangat bersemangat. Aisha dan Adnan masuk ke mobil dan men
Read more

34. Bisnis

"Oke, yes. Akhirnya makan ketoprak juga," Adnan antusias. Bubur kacang ijo memang salah satu menu favorit sarapan Adnan, tapi hari ini ia ingin makan yang lain.Ketiganya makan di dapur dan benar saja, Adnan yang menghabiskan ketoprak milik Aisha. "Awas aja kalau sakit perut ya Mas. Aisha gak tanggung jawab loh.""Mudah mudahan engga," Jawab Adnan. "Semoga aja." Setelah itu, Adnan berangkat ke Bandara. Sedangkan Aisha disibukkan dengan urusan pekerjaan. Ia memeriksa satu satu file yang dibawakan oleh Wilona ke rumah dan beberapa file juga yang dikirimkan lewat email. Aisha menyadari ada dua event project yang seharusnya tidak mereka ikuti, tapi teamnya terlanjur mengikuti even itu. Aisha sebenarnya tahu jika even itu biasa memilih perusahaan yang akan bekerjasama dengan perusahaan asing yang biasa bekerja sama dengan perusahaan Adnan. Aisha tidak ingin menjadi perkara. Tapi mau bagaimana, perusahaannya punya kesempatan dan peluang yang sangat bagus kali ini. Plan project dari perus
Read more

35. 21 +

"Bukannya Pak Adnan ada di luar negeri Bu?" Bisik Wilona"Iya Wi, saya juga gak tahu kenapa Pak Adnan ada disini.""Perusahaan Pak Adnan juga terlibat kayaknya Bu.""Mungkin," Jawab singkat Aisha.semua orang sudah di dalam ruangan dan rapat akan segera dimulai. Aisha memandangi Adnan sejak kehadiran di ruangan itu, namun Adnan seolah tidak melihat keberadaan Aisha. "Selamat pagi semuanya." Rapat segera dibuka'Apa ini nepostisme? Apa kami akan disingkirkan dari sini?' Batin Aisha. Aisha sangat was was. "Bu, perasaan Wilona kok gak enak ya.""Saya juga Wi. Kita berdoa aja deh.""Iya Bu." Keduanya kembali fokus. Setelah pembukaan dengan kata selamat, barulah tiba ke acara inti. Kini Aisha menjadi pembicara dan menyajikan presentasi. Adnan menatap Aisha dengan serius kali ini. Hal itu membuat Aisha sedikit gerogi. 'Kenapa harus menatap aku begitu?' Aisha mulai membacakan presentasinya. Dengan lugas dan jelas, Aisha menyampaikan plan project mereka. Tatapan Adnan masih menatap Aisha d
Read more

36. Keluarga Harmonis

dnan tidak peduli dengan reaksi Aisha. Adnan semakin meningkatkan keagresifannya. "Hemm.. Hemm.." Adnan mulai menikmati permainan. Adnan mulai mencumbui bibir Aisha dan juga kedua bola kenyal Aisha. Aisha sangat menikmati permainan Adnan. "Muachh.. Hemm.. Hemm" Aisha membalas ciuman Adnan. Aisha mulai mengimbangi permainan Adnan, Adnan menikmati sentuhan Aisha. Adnan sangat menantikan permainan Aisha. Selama ini Aisha sangat pasif dan baru kali sangat agresif. "Aisha, kamu diatas!" Adnan dan Aisha berada di dalam bath up. Selanjutnya sudah tahu apa yang terjadi. Adnan dan Aisha melanjutkan permainan mereka di atas kasur. "Ahh.. Ahhh..""Ahh.. Ahh.." Desahan bersahutan di kamar itu. "Enak sayang?" Ucap Adnan. Usai memadu kasih, Adnan dan Aisha tertidur lelap bersebelahan. Aisha ingin mandi dulu tapi energinya sudah tidak ada lagi. Dua jam tertidur, Aisha akhirnya terjaga lebih dulu dari Adnan. Aisha segera mandi dan bersih bersih. Sebelumnya dia memesan makanan dari layanan hotel
Read more

Bara Api

"Hara baik banget mau mijitin Bunda. Hara anak baik," ucap Bunda. "Iya Oma. Kasian banget Ibu udah capek pergi seharian. Ayah juga, demi Hara, Oma. Hara sayang Ibu dan Ayah.""Oma juga sayang Hara," Bunda langsung memeluk Hara. "Ibu juga sayang Hara." Mereka bertiga berpelukan. 'Terima kasih Tuhan telah menitipkan Hara padaku. Disaat aku sangat terpuruk, dia selalu ada untukku. Menjadi semangat bagiku. Dan disaat semuanya sudah membaik, kami bisa tinggal dan hidup bersama seperti sekarang. Satu lagi harapan yang belum terwujud yaitu melihat Mas Adnan bahagia seperti dulu lagi.' Batin kecil Aisha bicara. Sungguh tidak ada yang Aisha khawatirkan lagi jika suatu saat ia dipanggil oleh Tuhan. Hara dan Bunda pasti akan hidup bahagia, Adnan juga ada bersama mereka. Kapanpun ia harus pergi, dia akan ikhlas. "Wah lagi apa ini?" Adnan muncul. Mereka bertiga segera melepaskan pelukan mereka masing-masing, "Mas Adnan?" Ucap Aisha. Aisha tidak menyangka jika Adnan akan segera keluar kamar.
Read more

amnesia, apa mungkin?

"Maafkan aku jika aku terlalu kasar barusan. Aku hanya ingin kamu bersikap rasional Adnan! Kamu tidak rasional akhir akhir ini. Aku pergi dulu." Khadijah mengalus punggung tangan Adnan. "Pikirkan baik baik, aku tidak ingin kamu salah langkah." Khadijah langsung pergi dari sana. Adnan duduk di kursinya sambil merenungkan apa yang dikatakan oleh Khadijah. Sementara itu di kuar, Khadijah sangat kesal dengan sikap dan perkataan Adnan. "Kita lihat saja Adnan, bagaimana kamu akan hancur lagi karena mencintai wanita itu! Aku menyukaimu karena itu aku membantumu. Tapi setelah semua upayaku, kamu kembali mencintai wanita yang sangat menyakitimu. Ini gila!" Ucap Khadijah. Sedari dulu Khadijah memang menyukai Adnan, tapi Tuhan memisahkan mereka karena tidak berjodoh. Khadijah selalu berharap bisa kembali menjadi pasangan Adnan, tapi saat Adnan bercerai dari Aishapun, Khadijah bukan orang yang diinginkan Adnan. Usai meluapkan kekesalannya, Khadijah segera pergi dari kantor Adnan. ***Sore har
Read more

impulsif

"Hohh.. Ya udah. Kita ke ujung sana ya. Kita biasa nongkrong disana tu.""Hohh.." Aisha angguk angguk. Setibanya mereka di tempat yang dimaksud oleh Adnan, mereka berdua langsung duduk. Aisha masih celingak celinguk melihat kondisi sekitar. "Bagus Mas tempatnya. Ais langsung suka. Beneran deh.""Syukur. Ya udah, kita pesan makan dulu ya. Kamu belum makan kan?""Blom, udah lapar banget ini mah Mas.""Oh iya, sabar sabar. Kita pesen dulu.""Oke." Setelah Pelayan datang, mereka berdua memesan makanan dan setelah itu menunggu makanan dengan sabar. 'Aku tidak yakin dia lupa ingatan, tapi kenapa dia tidak ingat apa apa? Apa dia membohongiku?' Batin Adnan. "Mas, kamu ngelamunin apa? kok diam aja?" tanya Aisha."Hemm.. Apa?" Tanya Adnan. "Mas ngelamunin apa sih dari tadi?" Tanya Aisha lagi. "Siapa yang ngelamyn sih Ais. Aku gak ngelamun. Aku lagi mikir kenapa kamu bisa melupakan ingatan yang itu aja. Apa mungkin?""Aku juga gak ingat beberapa hal Mas. Waktu itu aku bahkan tidak ingat ak
Read more

hamil

40."Apa aku yang kelewatan dan terhasut dengan perkataan yang dikatakan oleh Khadijah tadi. Aku memang bodoh, bagaimana mungkin aku cemas akan hal yang belum terjadi. Aisha tidak mungkin meninggal aku. Tidak mungkin.""Ahh.. Gila.." Adnan benar benar sakit kepala. Tindakannya menjadi impulsif. Satu minggu berlaku, Bunda dan Hara masih belum kembali. Keadaan rumah masih sunyi sepi, Adnan dan Aisha masih diem dieman. Aisha terlalu sibuk untuk mnegurusi perselisihan mereka. Adnan juga masih bisa menahan dirinya untuk tidak mengobrol dengan Aisha. Mereka beraktivitas seperti biasa di rumah namun tanpa menyapa. Aisha juga sering menghabiskan waktu untuk menonton televisi dan sesekali Adnan ikut nimbrung. Makan juga masih sering bersama. Mereka berdua masih sama sama tahan dalam mode diam. "Uhukk.. Uhuk..." Tenggorokan Aisha terasa sangat gatal dari pagi tadi. Aisha sudah minum obat tapi tenggorokannya belum juga membaik. "Uhukk.. Uhukk.. Uhukk""Minum obat toh Aisha! Nanti kalau saki
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status