"Jangan menangis Aisha, kamu bisa pendarahan lagi nanti. Untung saja janinnya sangat kuat dan bisa bertahan tadi. Dokter bilang kamu harus tenang dan gak boleh kecapean.""Mas Adnan, kenapa semuanya harus terjadi pada Aisha?" Aisha masih menangis tanpa henti. "Hikss.. Hiks..""Hiks.. Hiks..""Aisha, dengarkan aku. Hei.. Berhenti menangis. Please dengarkan aku dulu. Aku berjanji akan mengizinkan kamu merawat kedua anak kita, oke?""Hiks.. Hikss.." "Aisha.. Please listen to me." Adnan melepaskan pelukannya dari Aisha. Adnan menyentuh pipi Aisha dan mengarahkan pandangan Aisha padanya."Lihat aku Aisha, kamu tatap mataku. Please!""Hiks.." Aisha mencoba berhenti menangis. "Kamu dan aku akan merawat anak anak kita bersama. Apapun yang terjadi nanti, kedepannya, segila gilanya aku, aku akan mengizinkanmu dekat dengan mereka. Jadi jangan khawatir. Aku berjanji.""Mas Adnan serius?" Aisha mengelap air matanya. "Aku serius, karena itu jangan berpikiran yang enggak enggak. Oke?" Adnan meya
Baca selengkapnya