"Hara mirip banget sama kamu, Ais. Kamu juga sering bangun pagi dan gangguin aku kalau lagi ada maunya.""Masa sih Mas?" Aisha ingin meminta penjelasan. "Masa sih gak tuh.""Kapan Mas?""Ya udah kalau gak ngaku ya gak papa. Sayang, ayo kita mandi dan beli ice cream yang banyak ya sayang. Ibu kita tinggalin aja karena Ibu belum mandi.""Yeayyy.. Ayo Yah!" Hara sangat bersemangat. Adnan menggendong Hara menuju pintu keluar. Adnan akan memandikan Hara pagi ini dan mengajaknya pergi ke mini market untuk membeli ice cream sebelum berangkat kerja. Serupa dengan Adnan, Aisha juga bersiap siao untuk segera pergi bekerja. Hampir sejam berlalu, Bunda menunggu semua orang di meja makan untuk sarapan pagi. Bunda bikin roti panggang tadi. Namun setelah menunggu, tidak seorang pun mampir ke dapur. "Aisha! Adnan!" Panggil Bunda yang ada di ruangan tengah. "Cekrekk" Aisha membuka ointu kamarnya. "Iya Bun. Kenapa?" Tanya Aisha. "Kamu gak mau sarapan dulu sebelum pergi kerja?" "Iya Bun. Ini Ai
"Bismillahirrahmanirrahim," Ucap Aisha. Aisha mencuci tangannya dengan asal saja menggunakan air mineral sedikit. "Cuci yang bersih dong Ais, gimana nanti kalau sakit perut karena cuci tangannya gak bersih?""Enggak bakal sakit Mas. Tangan Ais bersih kok.""No no! Ayo cuci tangan dulu yang bersih." Adnan menggandeng Aisha menuju toilet yang juga ada di ruangan itu. Aisha sudah sangat ngiler tapi terpaksa harus mau dipaksa cuci tangan. Setelah selesai cuci tangan, mereka berdua kembali duduk dan bersiap menyantap nasi padang yang sangat menggiurkan itu. Adnan juga tidak lupa membeli kerupuk agar makan mereka lebih lengkap. "Bismillahirrahmanirrahim." Kali ini Aisha benar-benar berhasil melahap makanan masuk ke perutnya "Bismillahirrahmanirrahim," Adnan juga menyusul."Gimana Ais, enak gak?" Tanya Adnan. "Enak Mas. Enak banget, Ais lapar banget Mas.""Iya pelan pelan makannya Ais, Mas gak akan minta kok.""Iya iya Mas, habisnya enak banget."Adnan mengambil nasi yang ada di bibir k
"Sambutan di depan luar biasa Pak," Jawab Aisha. "Sambutan seperti apa yang kamu maksud?" Tanya Adnan. "Sambutan hangat dari wanita yang gak ada kerjaan Pak," Kini giliran Wilona yang menjawab. "Maksudnya gimana ya?" tanya Adnan. "Ada Khadijah di depan Pak," Jawab Aisha. "Kalian bertemu dengannya?" Tanya Adnan. "Benar, Bu Khadijah ada di depan bersama Dikta. Mereka terlihat asik mengobrol.""Dasar gak ada kerjaan, ngapain dia disini?" Celetuk Adnan. Adnan segera keluar dari ruangan untuk melihat apa yang dikatakan Aisha. Adnan membuka pintu ruangannya dan terlihat Khadijah dan Dikta masih mengobrol. Kembali Adnan menutup pintu ruangannya setelah itu. "Maaf jika Bu Aisha dan yang lainnya merasa terganggu. Kalau begitu kita mulai saja pembahasan kita ya.""Baiklah Pak."Mereka berdiskusi dengan serius hingga siang hari. Tidak ada masalah selema diskusi itu. Semua hal yang perlu dibicarakan juga tersampaikan dengan baik. Adnan dan beberapa anggota timnya juga ada di ruangan itu j
"Mau gimana lagi. Mau gak maulah," Jawab Wilona. Wilina, Sarah dan Kevin bergabung dengan Adnan dan Aisha. Mereka memesan menu makanan yang mereka inginkan. Begitu juga Adnan dan Aisha. Aisha diperlakukan dengan sangat manis oleh Adan. Seolah ingin mencari perhatian dari karyawan Aisha. "Kita pesan sayur dan juga tempe dan lainnya. Terus makannya mau apa Ais?" Tanya Adnan. "Cah kangkungnya jangan lupa Mas.""Iya udah, terus mau makan apa?""Ayam, ikan goreng, sambal nya jangan lupa Mas. Terus.. Es juga bileh Mas, air es."Adnan memandangi Aisha dengan serius, 'Ini serius dia mau makan semua yang dia pesan?' Pikir Adnan. Aisha pun sadar akan tatatlam Adnan yang menatapnya intens. "Nanti Aisha makan semuanya kok Mas. Aisha lapar banget.""Iya iya. I see." Adnan tersenyum penuh makna. "Yang lain gimana? Udah pesan belum?" Aisha menutup buku menu. Ia sudah selesai memilih makanan yang ingin di makan. Menunggu yang lainnya memesan makanan, Aisha m
Aku akan menghancurkanmu jika tidak bisa ku miliki, Adnan!' Batin Khadijah. Adnan segera menutup pintu ruangannya rapata rapat. Ia kehilangan ketenangannya. Khadijah berhasil membuatnya terguncang. Kata kata Khadijah sedikit banyaknya benar.Saat ini Adnan memang sedang merasakan banyak kebahagiaan dan seolah lupa dengan tujuannya kembali bersama Aisha. Tidak satupun rencana balas dendam Adnan berjalan setelah mereka kembali menikah. "Aku tidak tahu apa yang aku lakukan sekarang benar atau tidak. Yang jelas aku inhin merasakan hidup bahagia dengan orang yang aku cintai. Itu saja. Walaupun aku akan terpuruk lagi suatu hari nanti, aku akan bangkit lagi asal mereka masih bersamaku. Aku selama ini sendirian, aku tidak ingin sendiri lagi." Adnan berdialog dengan dirinya sendiri. Sedangkan di luar ruangannya, Khadijah belum beranjak. Khadijah menelpon seseorang untuk dimintai bantuan. Khadijah akan menggunakan Powernya. Ia tahu jika tidak bertindak sekarang, maka ia akan kehilangan pelua
'Ais, Ais.. Kok bisa kamu justru nyari ini?' Batin Aisha. Aisha tersenyum tipis karena dirinya sendiri. Bisa bisanya yang muncul di layar ponselnya adalah Bluberry cake. Keinginannya makan Bluberry Cake bahkan sampai masuk ke alam bawah sadarnya. Dan di waktu yang bersamaan, Ponsel Aisha pun mendapatkan panggilan masuk. "Drett.. drett..." "Pas banget nih, akhirnya aku bisa melepaskan dahagaku. Thanks God." Yang menelpon Aisha adalah sang Bunda. Aisha bisa minta dibuatkan Bluberry Cake kalau Adnan tidak berhasil juga membelinya. "Assalamualaikum Bunda," Aisha menjawab panggilan telepon Bunda. "Walaikumsalam sayang," Jawab Bunda. "Bunda kapan balik?""Mungkin dua hari lagi sayang. Emangnya kenapa sayang?""Aisha lagi pengen makan Bluberry cake Bun. Tapi dari tadi malam sampai sekarang Aisha belum dapat kuenya Bun.""Udah coba pesan online belum sayang?""Mas Adnan katanya yang mau cariin Bun. Tapi kalau gak ada juga, Aisha mau minta dibikinin sama Bunda boleh gak Bun?""Bileh sa
'Aku tidak tahu mengapa aku masih menginginkan kamu, Adnan. Aku terobsesi padamu. Jika bukan aku, aku juga tidak akan membiarkan Aisha memilikimu.' Khadijah menscroll ponselnya untuk mencari nomor seseorang. Khadijah bermaksud untuk meminta bantuan orang itu. Begitu mendapatkan nama orang yang ingin ditelponya, Aisha langsung menekan tombol dial. "Tut.. Tut.. Tut..""Halo selamat siang Bu," Jawab seseorang di balik telepon itu. "Siang, kamu kemana saja? Lama sekali ngangkat teleponnya.""Maaf Bu, tadi lagi di jalan. Ada apa Bu, ada yang bisa saya kerjakan?" "Tentu karena itu saya menelpon kamu.""Apa yang bisa saya bantu Bu?""Datanglah ke kantorku. Aku akan menjelaskan apa tugas untukmu!""Baiklah Bu. Saya akan segera ke kantor Ibu.""Oke, saya tunggu." Khadijah segera memastikan panggilan telepon itu. ***Waktu berlalu cepat, hari lelang pun tiba. Adnan, Khadijah, Aisha dan para pebisnis lain pun mengikuti acara itu. Malam itu acara berjalan lancar hingga tiba tiba Aisha kehilan
Setelah menutup teleponnya, Adnan kembali berbaring di atas kasurnya. Ia memposisikan dirinya miring sambil memandangi wajah Aisha yang sedang tertidur nyenyak. 'Akan aku pastikan aku akan melindungimu Aisha. Aku tidak akan membiarkan siapapun menganggu hiduo kita lagi. Aku berjanji,' batin Adnan. Adnan tidak tahu apa yang akan terjadi besokz, yang jelas saat ini perasaan dan keinginannya adalah sepenuhnya ingin bersama dengan Aisha. Adnan pun tertidur tidak lama setelah itu. Adnan dan Aisha sama sama tertidur hingga subuh hari. Subuh haringa, Aisha terjagaebi dulu. Aisha bangun setelah alarmnya berbunyi, Aisha masih sangat mengantuk. Walaupun begitu, Aisha harus bangun. Ia harus menunaikan sholat subuh yang tah menjadi kewajibannya. ***Pagi pagi sekali, Aisha sudah berangkat ke kantor seperti biasa. Adnan yang mengantarkan Hara pervi sekolah pagi itu. Adnan pun audsh memastikan bahwa foro foto syur Aisha juga sudah menghilang dari peredaran dunia maya. Tidak ada satupun yang t