"Sambutan di depan luar biasa Pak," Jawab Aisha. "Sambutan seperti apa yang kamu maksud?" Tanya Adnan. "Sambutan hangat dari wanita yang gak ada kerjaan Pak," Kini giliran Wilona yang menjawab. "Maksudnya gimana ya?" tanya Adnan. "Ada Khadijah di depan Pak," Jawab Aisha. "Kalian bertemu dengannya?" Tanya Adnan. "Benar, Bu Khadijah ada di depan bersama Dikta. Mereka terlihat asik mengobrol.""Dasar gak ada kerjaan, ngapain dia disini?" Celetuk Adnan. Adnan segera keluar dari ruangan untuk melihat apa yang dikatakan Aisha. Adnan membuka pintu ruangannya dan terlihat Khadijah dan Dikta masih mengobrol. Kembali Adnan menutup pintu ruangannya setelah itu. "Maaf jika Bu Aisha dan yang lainnya merasa terganggu. Kalau begitu kita mulai saja pembahasan kita ya.""Baiklah Pak."Mereka berdiskusi dengan serius hingga siang hari. Tidak ada masalah selema diskusi itu. Semua hal yang perlu dibicarakan juga tersampaikan dengan baik. Adnan dan beberapa anggota timnya juga ada di ruangan itu j
"Mau gimana lagi. Mau gak maulah," Jawab Wilona. Wilina, Sarah dan Kevin bergabung dengan Adnan dan Aisha. Mereka memesan menu makanan yang mereka inginkan. Begitu juga Adnan dan Aisha. Aisha diperlakukan dengan sangat manis oleh Adan. Seolah ingin mencari perhatian dari karyawan Aisha. "Kita pesan sayur dan juga tempe dan lainnya. Terus makannya mau apa Ais?" Tanya Adnan. "Cah kangkungnya jangan lupa Mas.""Iya udah, terus mau makan apa?""Ayam, ikan goreng, sambal nya jangan lupa Mas. Terus.. Es juga bileh Mas, air es."Adnan memandangi Aisha dengan serius, 'Ini serius dia mau makan semua yang dia pesan?' Pikir Adnan. Aisha pun sadar akan tatatlam Adnan yang menatapnya intens. "Nanti Aisha makan semuanya kok Mas. Aisha lapar banget.""Iya iya. I see." Adnan tersenyum penuh makna. "Yang lain gimana? Udah pesan belum?" Aisha menutup buku menu. Ia sudah selesai memilih makanan yang ingin di makan. Menunggu yang lainnya memesan makanan, Aisha m
Aku akan menghancurkanmu jika tidak bisa ku miliki, Adnan!' Batin Khadijah. Adnan segera menutup pintu ruangannya rapata rapat. Ia kehilangan ketenangannya. Khadijah berhasil membuatnya terguncang. Kata kata Khadijah sedikit banyaknya benar.Saat ini Adnan memang sedang merasakan banyak kebahagiaan dan seolah lupa dengan tujuannya kembali bersama Aisha. Tidak satupun rencana balas dendam Adnan berjalan setelah mereka kembali menikah. "Aku tidak tahu apa yang aku lakukan sekarang benar atau tidak. Yang jelas aku inhin merasakan hidup bahagia dengan orang yang aku cintai. Itu saja. Walaupun aku akan terpuruk lagi suatu hari nanti, aku akan bangkit lagi asal mereka masih bersamaku. Aku selama ini sendirian, aku tidak ingin sendiri lagi." Adnan berdialog dengan dirinya sendiri. Sedangkan di luar ruangannya, Khadijah belum beranjak. Khadijah menelpon seseorang untuk dimintai bantuan. Khadijah akan menggunakan Powernya. Ia tahu jika tidak bertindak sekarang, maka ia akan kehilangan pelua
'Ais, Ais.. Kok bisa kamu justru nyari ini?' Batin Aisha. Aisha tersenyum tipis karena dirinya sendiri. Bisa bisanya yang muncul di layar ponselnya adalah Bluberry cake. Keinginannya makan Bluberry Cake bahkan sampai masuk ke alam bawah sadarnya. Dan di waktu yang bersamaan, Ponsel Aisha pun mendapatkan panggilan masuk. "Drett.. drett..." "Pas banget nih, akhirnya aku bisa melepaskan dahagaku. Thanks God." Yang menelpon Aisha adalah sang Bunda. Aisha bisa minta dibuatkan Bluberry Cake kalau Adnan tidak berhasil juga membelinya. "Assalamualaikum Bunda," Aisha menjawab panggilan telepon Bunda. "Walaikumsalam sayang," Jawab Bunda. "Bunda kapan balik?""Mungkin dua hari lagi sayang. Emangnya kenapa sayang?""Aisha lagi pengen makan Bluberry cake Bun. Tapi dari tadi malam sampai sekarang Aisha belum dapat kuenya Bun.""Udah coba pesan online belum sayang?""Mas Adnan katanya yang mau cariin Bun. Tapi kalau gak ada juga, Aisha mau minta dibikinin sama Bunda boleh gak Bun?""Bileh sa
'Aku tidak tahu mengapa aku masih menginginkan kamu, Adnan. Aku terobsesi padamu. Jika bukan aku, aku juga tidak akan membiarkan Aisha memilikimu.' Khadijah menscroll ponselnya untuk mencari nomor seseorang. Khadijah bermaksud untuk meminta bantuan orang itu. Begitu mendapatkan nama orang yang ingin ditelponya, Aisha langsung menekan tombol dial. "Tut.. Tut.. Tut..""Halo selamat siang Bu," Jawab seseorang di balik telepon itu. "Siang, kamu kemana saja? Lama sekali ngangkat teleponnya.""Maaf Bu, tadi lagi di jalan. Ada apa Bu, ada yang bisa saya kerjakan?" "Tentu karena itu saya menelpon kamu.""Apa yang bisa saya bantu Bu?""Datanglah ke kantorku. Aku akan menjelaskan apa tugas untukmu!""Baiklah Bu. Saya akan segera ke kantor Ibu.""Oke, saya tunggu." Khadijah segera memastikan panggilan telepon itu. ***Waktu berlalu cepat, hari lelang pun tiba. Adnan, Khadijah, Aisha dan para pebisnis lain pun mengikuti acara itu. Malam itu acara berjalan lancar hingga tiba tiba Aisha kehilan
Setelah menutup teleponnya, Adnan kembali berbaring di atas kasurnya. Ia memposisikan dirinya miring sambil memandangi wajah Aisha yang sedang tertidur nyenyak. 'Akan aku pastikan aku akan melindungimu Aisha. Aku tidak akan membiarkan siapapun menganggu hiduo kita lagi. Aku berjanji,' batin Adnan. Adnan tidak tahu apa yang akan terjadi besokz, yang jelas saat ini perasaan dan keinginannya adalah sepenuhnya ingin bersama dengan Aisha. Adnan pun tertidur tidak lama setelah itu. Adnan dan Aisha sama sama tertidur hingga subuh hari. Subuh haringa, Aisha terjagaebi dulu. Aisha bangun setelah alarmnya berbunyi, Aisha masih sangat mengantuk. Walaupun begitu, Aisha harus bangun. Ia harus menunaikan sholat subuh yang tah menjadi kewajibannya. ***Pagi pagi sekali, Aisha sudah berangkat ke kantor seperti biasa. Adnan yang mengantarkan Hara pervi sekolah pagi itu. Adnan pun audsh memastikan bahwa foro foto syur Aisha juga sudah menghilang dari peredaran dunia maya. Tidak ada satupun yang t
[Aku tidak akan membiarkan kamu hidup terlalu bahagia. Ini baru permulaan! ] pesan itu berisi kalimat ancaman. Adnan langsung menelpon balik nomor itu, tapi nomor itu langsung tidak aktif. Adnan mencoba menelpon sampai dua kali dan masih sama. Nomor itu sudah tidak aktif. "Beraninya ia mengancamku!" Gumam Adnan. Adnan terpancing dan merasa sedikit kesal. Walaupun behitu, Adnan tidak ingin mengaggapi lebih lanjut. Adnan terlalu sibuk untuk memikirkan hal itu. Jika orang yang mengancamnya melakukan hal gilalainnya lagi, Adnan akan segera bertindak. Adnan tidak akan tinggal diam. Adnan tahu banyak orang atau saingan bisnisnya yang ingin Adnan hancur, tapi firasatnya membaww ke satu nama. Adnan tahu betul, orang itu pasti akan mengusik Adnan. Tapi Adnan masih kurang yakin, karena cata dipakai sangat kotor. Adnan pun segera masuk ke dalam ruangannya. Ia memilih fokus pada kerjaan dari pada meladeni orang orang gila yang ingin menghancurkannya. Sedangkan di tempat lain, orang yang memil
"Aku memang tidak yakin kapan hal seperti itu akan terwujud Mas. Yang jelas Aisha tidak akan mundur atau takut lagi. Jika Bapak sadar dan bermaksud memisahkan kita, Aisha akan bersikeras memilih tinggal bersama Mas Adnan. Kecuali, kecuali..." Kalimat Aisha belum selesai"Kecuali apa?""Kecuali Mas Adnan tidak menginginkan Aisha. Mas Adnan yang menyuruh Aisha pergi bersama Bapak. Aisha masih ingat bagaimana rasa sakitnya waktu. Aisha kehilangan calon bayi kita dan harus menerima kenyataan pahit. Huhh.. Sudahlah. Mari lupakan pembahasan ini Mas. Aisha berharap keluarga kita akan baik baik saja.""Baiklah, aku juga tidak ingin membahas hal ini. Aku juga lelah. Ayo masuklah!" Ajak Adnan. Aisha mengikuti Adnan masuk ke dalam rumah. "Kamu mau makan apa malam ini?" Tanya Adnan. "Kenapa emangnya Mas?""Aku mau masak. Kamu mau makan apa?""Mas Adnan mau massk buat Aisha juga?""Bukan hanya untuk kamu. Aku akan memasak untuk semua orang.""Benarkah?" "Hemm.. Aku ingin sekali memasak sesuatu