'Ais, Ais.. Kok bisa kamu justru nyari ini?' Batin Aisha. Aisha tersenyum tipis karena dirinya sendiri. Bisa bisanya yang muncul di layar ponselnya adalah Bluberry cake. Keinginannya makan Bluberry Cake bahkan sampai masuk ke alam bawah sadarnya. Dan di waktu yang bersamaan, Ponsel Aisha pun mendapatkan panggilan masuk. "Drett.. drett..." "Pas banget nih, akhirnya aku bisa melepaskan dahagaku. Thanks God." Yang menelpon Aisha adalah sang Bunda. Aisha bisa minta dibuatkan Bluberry Cake kalau Adnan tidak berhasil juga membelinya. "Assalamualaikum Bunda," Aisha menjawab panggilan telepon Bunda. "Walaikumsalam sayang," Jawab Bunda. "Bunda kapan balik?""Mungkin dua hari lagi sayang. Emangnya kenapa sayang?""Aisha lagi pengen makan Bluberry cake Bun. Tapi dari tadi malam sampai sekarang Aisha belum dapat kuenya Bun.""Udah coba pesan online belum sayang?""Mas Adnan katanya yang mau cariin Bun. Tapi kalau gak ada juga, Aisha mau minta dibikinin sama Bunda boleh gak Bun?""Bileh sa
'Aku tidak tahu mengapa aku masih menginginkan kamu, Adnan. Aku terobsesi padamu. Jika bukan aku, aku juga tidak akan membiarkan Aisha memilikimu.' Khadijah menscroll ponselnya untuk mencari nomor seseorang. Khadijah bermaksud untuk meminta bantuan orang itu. Begitu mendapatkan nama orang yang ingin ditelponya, Aisha langsung menekan tombol dial. "Tut.. Tut.. Tut..""Halo selamat siang Bu," Jawab seseorang di balik telepon itu. "Siang, kamu kemana saja? Lama sekali ngangkat teleponnya.""Maaf Bu, tadi lagi di jalan. Ada apa Bu, ada yang bisa saya kerjakan?" "Tentu karena itu saya menelpon kamu.""Apa yang bisa saya bantu Bu?""Datanglah ke kantorku. Aku akan menjelaskan apa tugas untukmu!""Baiklah Bu. Saya akan segera ke kantor Ibu.""Oke, saya tunggu." Khadijah segera memastikan panggilan telepon itu. ***Waktu berlalu cepat, hari lelang pun tiba. Adnan, Khadijah, Aisha dan para pebisnis lain pun mengikuti acara itu. Malam itu acara berjalan lancar hingga tiba tiba Aisha kehilan
Setelah menutup teleponnya, Adnan kembali berbaring di atas kasurnya. Ia memposisikan dirinya miring sambil memandangi wajah Aisha yang sedang tertidur nyenyak. 'Akan aku pastikan aku akan melindungimu Aisha. Aku tidak akan membiarkan siapapun menganggu hiduo kita lagi. Aku berjanji,' batin Adnan. Adnan tidak tahu apa yang akan terjadi besokz, yang jelas saat ini perasaan dan keinginannya adalah sepenuhnya ingin bersama dengan Aisha. Adnan pun tertidur tidak lama setelah itu. Adnan dan Aisha sama sama tertidur hingga subuh hari. Subuh haringa, Aisha terjagaebi dulu. Aisha bangun setelah alarmnya berbunyi, Aisha masih sangat mengantuk. Walaupun begitu, Aisha harus bangun. Ia harus menunaikan sholat subuh yang tah menjadi kewajibannya. ***Pagi pagi sekali, Aisha sudah berangkat ke kantor seperti biasa. Adnan yang mengantarkan Hara pervi sekolah pagi itu. Adnan pun audsh memastikan bahwa foro foto syur Aisha juga sudah menghilang dari peredaran dunia maya. Tidak ada satupun yang t
[Aku tidak akan membiarkan kamu hidup terlalu bahagia. Ini baru permulaan! ] pesan itu berisi kalimat ancaman. Adnan langsung menelpon balik nomor itu, tapi nomor itu langsung tidak aktif. Adnan mencoba menelpon sampai dua kali dan masih sama. Nomor itu sudah tidak aktif. "Beraninya ia mengancamku!" Gumam Adnan. Adnan terpancing dan merasa sedikit kesal. Walaupun behitu, Adnan tidak ingin mengaggapi lebih lanjut. Adnan terlalu sibuk untuk memikirkan hal itu. Jika orang yang mengancamnya melakukan hal gilalainnya lagi, Adnan akan segera bertindak. Adnan tidak akan tinggal diam. Adnan tahu banyak orang atau saingan bisnisnya yang ingin Adnan hancur, tapi firasatnya membaww ke satu nama. Adnan tahu betul, orang itu pasti akan mengusik Adnan. Tapi Adnan masih kurang yakin, karena cata dipakai sangat kotor. Adnan pun segera masuk ke dalam ruangannya. Ia memilih fokus pada kerjaan dari pada meladeni orang orang gila yang ingin menghancurkannya. Sedangkan di tempat lain, orang yang memil
"Aku memang tidak yakin kapan hal seperti itu akan terwujud Mas. Yang jelas Aisha tidak akan mundur atau takut lagi. Jika Bapak sadar dan bermaksud memisahkan kita, Aisha akan bersikeras memilih tinggal bersama Mas Adnan. Kecuali, kecuali..." Kalimat Aisha belum selesai"Kecuali apa?""Kecuali Mas Adnan tidak menginginkan Aisha. Mas Adnan yang menyuruh Aisha pergi bersama Bapak. Aisha masih ingat bagaimana rasa sakitnya waktu. Aisha kehilangan calon bayi kita dan harus menerima kenyataan pahit. Huhh.. Sudahlah. Mari lupakan pembahasan ini Mas. Aisha berharap keluarga kita akan baik baik saja.""Baiklah, aku juga tidak ingin membahas hal ini. Aku juga lelah. Ayo masuklah!" Ajak Adnan. Aisha mengikuti Adnan masuk ke dalam rumah. "Kamu mau makan apa malam ini?" Tanya Adnan. "Kenapa emangnya Mas?""Aku mau masak. Kamu mau makan apa?""Mas Adnan mau massk buat Aisha juga?""Bukan hanya untuk kamu. Aku akan memasak untuk semua orang.""Benarkah?" "Hemm.. Aku ingin sekali memasak sesuatu
"Aneh!""Gak papa Mas. Memang anak kamu seleranya yang aneh. Bentar ya Mas, Aisha bikin dulu. Mas Adnan udah boleh panggil Bunda sama Hara. Tolong ya Mas!" Pintq Aisha. "Hemm..." Adnan segera pergi dari dapur. Segera Aisha memasak telur dadar dan juga kerupuk. Keinginannya itu muncul ketika sedang masak rawon tadi. Tiba tiba saja keinginan Aisha muncul begitu saja. Aisha segera mengaduk telur yang sebentar lagi akan jadi telur dadar itu. "Bismillah.." Aisha menggoreng telur itu. Aisha sangat antusias menyambut telur dadar yang hampir matang di depannya. Dan disaat itu oula Bunda dan Hara tiba di dapur. "Masak apa lagi sayang?" Tanya Bunda. "Hah?" Aisha menoleh ke arah sumber suara. Aisha sangat fokus menatap telur dadar itu sehingga pertanyaan Bunda tidak terdengar dengan jelas. "Kamu masak apa?" Bunda mengulang pertanyaannya lagi. "Masak telur dadar Bun." "Loh.. Bukannya tadi katanya mau makan yang beekuah kuah!""Iya bener Bun.
"Beli camilan Mas. Keripik kek, apa gitu. Roti juga boleh.""Kamu bawaannya pengen makan terus ya?" Tanya Adnan. "Iya Mas, Aisha lagi selera makan. Mungkin karena calon bayinya. Misalnya Aisha lagi makan sesuatu nih kayak sekarang, Aisha kebayang mau makan yang lainnya juga. Bawaannya pengen aja, gak lapar sih.""Hohh.. Ya udah, aku bayar dulu ya. Kita langsung ke mini marketnya. Udah sore ini, kita bisa kemaleman nanti sampe sana.""Tapi Mas..""Tapi apa?""Aisha mau lagi Mas. Boleh Mas?""Mau lagi apa?""Es krim nya Mas. Tapi yang pake corn ya Mas.""Emang kalau Ibu hamil gak papa kalau makan es banyak banyak?""Gak papa Mas. Kali ini aja, please.""Ya udah, cepet bilang ke Bapak yang jual. Biar langsung aku bayar.""Iya iya. Oke Mas." Aisha segera memesan es krim yang dia mau. Barulah setelah itu, Aisha dan Adnan masuk ke dalam mini market. Aisha berbelanja cukup banyak disana. Adnan juga mengambil beberapa cemilan yang ia suka. Selesai berbelanja, Adnan membayar semua belanjaan
Satu bulan berlalu..Pagi tadi di kantor Adnan terjadi masalah yang cukup berarti. Salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaannya mengalami masalah. Masyarakat di sekitar pembangunan bangunan mengadakan demo besar besaran. Adnan pun harus turun langsung untuk menindaklanjutinya. Masalah itu tampaknya tidak akan mudah diselesaikan. Diskusi yang dilakukan dengan perwakilan masyarakat sekitar berjaoan alot. Adnan pun memilih untuk mempending dulu penyelesaian masalah itu. Hari pun berlalu sangat singkat bagi Adnan. Ia pun baru tiba di rumah setelah waktu magrib. "Aisha! Aisha!" Panggil Adnan. Mobil Aisha sudah terparkir di garasi, karena itu Adnan sangat yakin jika Aisha ada di rumah. "Aisha!" Adnan berjalan mendekati kamar Aisha. Setibanya disana, Adnan berusaha mengetuk pintu kamar Aisha. "Tok.. Tok... Tok.." Ketuk Adnan. Adnan mencoba lagi, "Tok.. Tok.." Kali ini pun Adnan tidak mendapatkan jawaban, Adnan pun membuka pintu kamar Ai