JERATAN KONTRAK PEWARIS

JERATAN KONTRAK PEWARIS

last updateLast Updated : 2024-03-13
By:  YULIAKAYACompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
70Chapters
1.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Dimulai dari Emma terpaksa menikah dengan lelaki kaya untuk melahirkan pewaris. Emma telanjur hamil saat tahu suaminya ternyata sudah beristri. Masalah pun mulai bermunculan. Istri suaminya tidak tinggal diam karena merasa terancam dan suaminya ternyata melanggar perjanjian tertulis yang mereka berdua sepakati. Pernikahan simbiosis mutualisme itu juga ternyata memercik api asmara dan meninggalkan perasaan menyakitkan di antara mereka, saat semuanya harus berakhir karena kontrak. Apakah mereka akan tetap saling menggenggam atau saling menikam, jika hubungan mereka dari awal sudah dimulai dengan cara yang salah?

View More

Chapter 1

Bab 1. Pria asing

"Ayolah, Topan, kita sudah bersama lebih dari satu tahun. Aku tahu apa yang kamu inginkan. Itulah alasanku masih berada di sini bersamamu." 

Setelah makan siang, Erica menghampiri Topan di ruangannya. Sebelum bertemu dengan para investor untuk membahas implementasi proyek, mereka perlu menyiapkan segala sesuatunya dengan matang. Namun, Erica mengambil kesempatan dengan daya tarik seks untuk merayu Topan. 

Tangan Erica menyentuh dada Topan, mencoba merangsangnya untuk melakukan hubungan seks yang singkat,  tetapi Topan justru menyingkirkan tangannya. 

"Kita sedang bekerja. Jaga sikapmu dan bersikaplah profesional, Erica." 

Erica seorang sekretaris dengan kinerja yang baik, disiplin, cantik, dan seksi. Dia memancarkan sensualitas yang memancar pada mereka yang memandangnya. Tidak terkecuali Topan. Lelaki itu juga tergoda oleh kecantikannya.

Topan, seperti pria lainnya, membutuhkan seorang wanita di sisinya untuk berbagi kehidupan dan memenuhi kebutuhan seksualnya. Emma, di sisi lain, telah menghancurkan separuh hidupnya hanya dengan menodai harga dirinya. Hal itu mendorong egonya sebagai seorang pria hingga ke ubun-ubun.

Karena Emma, Topan kehilangan nafsunya untuk berhubungan seks baru-baru ini. Erica tidak tampak menarik secara seksual bagi Topan seperti biasanya, sebab Topan tidak bisa berhenti memikirkan Emma setelah pertemuan tak sengaja hari itu. 

"Ough, Sayang, kamu bersikap profesional denganku di tempat kerja sedangkan tidak ada orang lain di sini bersama kita? Aku tidak percaya," sahut Erica, lantas berbisik, "keluarkan saja sebelum mereka datang. Menahannya di dalam bisa menyakitimu." 

Erica mencium bibir Topan, lalu mengerang di telinganya untuk menunjukkan kegembiraannya akan seks. Topan harus memejamkan mata menahan rangsangan saat Erica membelai alat kelaminnya.

"HENTIKAN, ERICA! MENJAUH DARIKU!" 

"TOPAN!" Erica terkejut ketika Topan mendorongnya ke belakang, membuat dia mundur sempoyongan. Selama mereka bersama, baru kali itu Topan bersikap tidak sopan padanya. 

Sikap Erica membuat Topan marah, karena pria itu ingin menyendiri dengan pikirannya. Topan tidak dapat mengendalikan pikirannya yang kusut, tersebab masalah yang harus segera diurus. 

Sulit untuk percaya apa yang baru saja terjadi membuat Erica tertegun di tempatnya berdiri, menatap ke arah Topan. Kekesalan Topan terlihat jelas dalam beberapa detik, sebelum akhirnya dia berdiri dan menunjuk ke arah Erica yang tampak rumit bagi Topan. 

"Jangan melewati batas, Erica! Kamu hanya seorang sekretaris, bukan pacarku! Ingat itu!" Topan berteriak. "Kembali ke mejamu!" 

***

Emma memilih untuk keluar dari lobi setelah sempat terhenti di ambang pintu, saat melihat pria tak dikenal yang ditemuinya beberapa hari sebelumnya sedang bersama seorang perempuan. 

"Awww!" Emma hampir saja jatuh ke tanah karena lengan bajunya tertarik. Dia sulit percaya apa yang matanya lihat. Pria tak dikenal itu mencengkeram lengannya. "A-apa yang Anda lakukan?" 

"Kamu baik-baik saja?" tanya Topan. Suaranya terdengar seperti guntur. Pertanyaannya juga membingungkan Emma. Dia menyakiti Emma, tetapi malah bertanya bagaimana keadaannya sekarang. 

Emma bergantian melirik Topan dan Erica di belakang sana. Saat Emma berjalan melewati lobi, mereka sedang bertengkar dengan elegan seperti penembak jitu profesional yang akan saling menembak. 

"Kenapa kamu malah menanyakan kondisinya? Kenapa kamu peduli padanya?" Erica terlihat bingung. "Dia bukan siapa-siapa, idak ada hubungannya dengan kita. Jangan libatkan orang lain di antara kita!" 

"Dia memang bukan siapa-siapa, tapi aku tetap pada keputusanku!" Topan membentak, kemudian membawa Emma bersamanya. 

"T-tunggu, Pak. A-apa yang Anda lakukan?" 

"Diam! Jangan banyak bicara!" bentak Topan. 

Sementara itu, Erica memanggil nama Topan dari arah belakang. "Kamu harus menjelaskannya pada keluargaku, Topan!"

Emma mendengar wanita itu berteriak dan mungkin mengejar di belakang Topan. Dia tidak tahu apa-apa, tetapi kenapa dia mendengar pertengkaran mereka? Apa mereka tidak tahu di mana mereka berada sekarang? 

Ini masalah mereka, tentang hubungan mereka. Mereka seharusnya berbicara, mendiskusikan hal-hal yang terlewatkan, apa yang telah mereka rencanakan, apa yang mereka inginkan dan impikan, untuk memperbaiki hubungan mereka dan menyelesaikan masalah mereka; bukan membawanya ke dalam urusan pribadi mereka. 

Emma bertanya pada dirinya sendiri, apa kesalahannya terlibat dalam urusan mereka?

Kedatangannya ke perusahaan untuk wawancara kerja, bukan untuk menjadi orang ketiga dalam hubungan seseorang. 

"Topan, pembicaraan kita belum selesai!" teriak Erica lagi sambil berlari kecil mengejar Topan. 

Topan mengabaikan teriakannya. Dia bahkan mengencangkan genggamannya pada tangan Emma dan mempercepat langkahnya menuju tempat parkir. "Masuk!"

Emma terpaksa mengikuti perintah Topan, karena lelaki itu mendorongnya masuk ke dalam mobil. Sementara itu, Erica mengetuk jendela mobil setelah Topan mengunci pintunya. 

"Hei, apa yang Anda lakukan? Mau dibawa ke mana saya?" tanya Emma panik, berusaha melepaskan cengkeraman Topan. 

Mobil Topan keluar dan melaju di jalanan meninggalkan Erica di belakang. Perempuan itu memandangi mobil Topan ketika Emma menoleh ke belakang. 

Karena tidak mendapat jawaban, Emma bertanya, "Siapa Anda? Kenapa Anda membawa saya bersama Anda? Anda ingin menculik saya?" 

Topan tidak menjawab. 

"Dengar, saya tidak kenal Anda, tapi saya berterima kasih Anda sudah menolong saya waktu itu. Karena Anda mengantarkan obat saya, saya jadi merasa lebih baik. Karena itulah saya ada di sini sekarang. Jadi, tolong lepaskan saya. Jangan libatkan saya dalam masalah Anda."

Topan tetap diam. 

"Saya punya urusan sendiri dan banyak hal yang harus saya lakukan. Jadi, biarkan saya pergi. Turunkan saya di sini!" lanjut Emma dengan napas tidak teratur. 

"Dilarang berhenti di sini," sahut Topan mantap. Tak mau meladeni ocehan Emma. 

"Terserah! Saya cuma ingin pulang." 

"Aku akan mengantarmu pulang." Setelah itu, Topan melihat sebuah bungkusan di pangkuannya. Matanya kemudian menyipit. "Kamu mendapat pekerjaan?" 

Emma ikut melihat bungkusan tersebut. "Iya, tapi Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dengan menculik saya. Saya ini orang miskin."

Dilihat dari cara Topan berpakaian, dia sosok sederhana yang mewah karena memakai pakaian mahal meski terlihat sederhana. 

"Aku tidak butuh uangmu, tapi kamu butuh uangku," ujar Topan mantap. 

Emma menoleh padanya sambil mengerutkan alis karena bingung yang menyerang. "Apa maksud Anda?" 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
70 Chapters
Bab 1. Pria asing
"Ayolah, Topan, kita sudah bersama lebih dari satu tahun. Aku tahu apa yang kamu inginkan. Itulah alasanku masih berada di sini bersamamu." Setelah makan siang, Erica menghampiri Topan di ruangannya. Sebelum bertemu dengan para investor untuk membahas implementasi proyek, mereka perlu menyiapkan segala sesuatunya dengan matang. Namun, Erica mengambil kesempatan dengan daya tarik seks untuk merayu Topan. Tangan Erica menyentuh dada Topan, mencoba merangsangnya untuk melakukan hubungan seks yang singkat, tetapi Topan justru menyingkirkan tangannya. "Kita sedang bekerja. Jaga sikapmu dan bersikaplah profesional, Erica." Erica seorang sekretaris dengan kinerja yang baik, disiplin, cantik, dan seksi. Dia memancarkan sensualitas yang memancar pada mereka yang memandangnya. Tidak terkecuali Topan. Lelaki itu juga tergoda oleh kecantikannya.Topan, seperti pria lainnya, membutuhkan seorang wanita di sisinya untuk berbagi kehidupan dan memenuhi kebutuhan seksualnya. Emma, di sisi lain, te
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more
Bab 2. Tawaran tak terduga
"Aku menawarkanmu kesempatan emas ini. Kamu hanya perlu mengikuti perjanjiannya," kata Topan dengan tatapan keren. Mereka berada di apartemen Emma yang kecil dan baru saja tiba lima menit yang lalu. Topan bersikeras untuk masuk dan duduk di sofa dengan segelas air putih. Emma masih dengan gemuruh bingung, dengan dongkol–terpaksa mengizinkan Topan untuk masuk. Emma benar-benar membutuhkan penjelasan tentang alasan Topan mampir ke apartemennya, percakapannya yang tidak dia pahami, dan kertas yang Topan letakkan di atas meja. "Dengar, Emma Rahandi." Napas Emma tertahan. Dia ingat bahwa mereka berdua belum pernah menyebutkan nama masing-masing dan mereka baru bertemu dua kali. "Bagaimana Anda tahu nama saya?" "Namamu tertulis di plastik obat." Emma menarik napas. Memang tidak baik jika ada orang lain yang menemukan obat itu karena mereka akan menyakitinya, atau menculiknya untuk perdagangan manusia, atau penjualan organ tubuh secara ilegal. "Baiklah, jelaskan pada saya tujuan A
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more
Bab 3. Dipecat
Beberapa hari sebelumnya, kepala Emma sakit–masih pusing akibat kekerasan, seluruh tubuhnya sakit, tetapi Emma harus keluar dari rumah mantan suaminya. Dia tidak ingin tinggal di sana lagi. Rumah itu bagaikan neraka baginya yang tidak bahagia selama dua tahun pernikahan.Emma menyewa sebuah apartemen murah untuk ditempati. Barang-barangnya sudah disusun. Emma kelelahan karena berjalan sepanjang hari sambil menahan rasa sakit. Sayangnya, hal itu justru menambah rasa sakitnya, sebab Emma menyeret kopernya sejak pagi sampai akhirnya menemukan apartemen tersebut malam itu. Emma tidak bisa menahan diri agar tidak menangis. Sebentar lagi, perceraiannya akan terbongkar. Bagaimana dia bisa menyembunyikan agar ayahnya tidak tahu tentang kehidupannya yang tidak bahagia? Bahwa dia telah mengalami kekerasan dan penghinaan setiap hari selama pernikahannya. Siapa yang akan memahaminya? Siapa yang akan mendukung dan menolongnya?Namun, tidak ada yang mengetuk pintu apartemennya untuk menawarkan ba
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more
Bab 4. Identitas
Belum sempat Emma menyahut, telepon Emma berdering. Dia bicara beberapa menit, tetapi kepanikan di wajahnya terlihat jelas oleh Topan. "Apa yang terjadi?" Topan bertanya setelah Emma menutup telepon.Emma tiba-tiba berlari ke arah Topan, lantas menarik kerah bajunya dengan kuat. "SIALAN KAMU! APA YANG KAMU LAKUKAN PADA AYAHKU?" Topan tercekik oleh cengkeraman kuat Emma, kepalanya bahkan menunduk ke arah Emma yang sangat marah menatapnya dengan mata merah, suaranya melengking parau dan bergetar,"Aku tidak melakukan apa-apa. Apa yang aku lakukan pada ayahmu?" tanya Topan bernada bingung. Ekspresinya yang sedikit pongah, mendadak hilang karena reaksi Emma. "PECUNDANG!" Emma meludah ke wajah Topan, yang membuat Topan spontan menutup matanya. "Kamu membuatnya tertekan karena hutangnya. Mereka akan membunuhnya kalau dia tidak melunasinya besok."Topan mengambil sapu tangan dari balik jas, mengelap bekas ludah sambil menahan amarah. Lalu, menarik tangan Emma dari kerah bajunya. "Itu bag
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more
Bab 5. Pernikahan
Emma sama sekali tidak mengerti tentang jalan hidupnya, yang masih membingungkan baginya bahwa semuanya berubah dalam waktu kurang dari sepuluh hari. Dia juga tidak menyangka bahwa Topan akan memenuhi semua perkataannya untuk mengubah hidupnya secara drastis dalam sekejap. Gaun pengantin yang dia kenakan terlihat indah, riasan wajahnya juga cantik, Emma terlihat sangat menawan. Penata rias menciptakan momen yang tak terlupakan untuk Emma. Topan tidak berkedip saat melihat Emma di tempat pernikahan. Hanya kakeknya dan ayah Emma yang hadir dalam pernikahan yang tersembunyi itu. Beberapa orang lainnya adalah pengawal dan asistennya. "Selamat atas pernikahanmu," bisik Alex. "Kakek harap Kakek akan segera memiliki cicit." "Aku juga, Kakek. Semoga rencana ini berjalan lancar. Harus," sahut Topan, "aku sudah memikirkan rencana lain, tapi Erica tidak masuk dalam daftar berikutnya. Dia sulit diatur. Kita membutuhkan wanita seperti Emma. Dia sempurna untuk rencana ini." Namun, Topan lup
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more
Bab 6. Terguncang
Kabar dari asisten pribadinya sangat mengejutkan hingga membuat Topan berada di dua sisi. Topan merasa senang dengan kabar itu, tetapi juga terkejut karena berita itu datang tepat di hari pernikahannya. Sepanjang pesta berlangsung, Topan tidak bisa menaruh fokusnya seperti sedia kala. Pikiran Topan terpecah antara merahasiakan statusnya dan Laura dari Emma, bagaimana dan kapan mengunjungi Laura, bagaimana menghadapi mertua saat mereka tahu pernikahannya bersama Emma, dan pertanyaan apakah Laura sudah benar-benar bangun dari komanya atau belum. Terlebih, kedatangan mertuanya yang tiba-tiba mengubah suasana menjadi semakin pelik. Pesta sederhana yang mewah pun tidak dia nikmati, sebab Topan dipaksa berpikir keras untuk membuat situasi baik-baik saja, termasuk perasaannya. "Kedatangan mereka untuk memberitahu kabar tentang Nyonya Laura. Tuan Besar sudah mengurusnya, Pak. Saya tidak tahu apa yang beliau katakan pada mereka," ujar asisten ketika memberitahunya. "Tuan Besar juga meminta B
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
Bab 7. Hasrat
"HENTIKAN, NANCY! AKU SEDANG TIDAK INGIN!" pekik Topan sambil menyingkirkan tangan Nancy dari dalam celananya. Nancy langsung terdorong ke belakang, terkejut melihat mata Topan sengit menatap padanya, mukanya merah padam, dan napasnya tertahan. Jeremy langsung bangun dan menarik Nancy menjauh dari Topan, keluar dari area sofa tempat mereka duduk. "Aku sudah bilang tinggalkan kami! Majikanku sedang ingin sendiri! Pergi!" "Kau sangat kasar padaku, Jeremy!" geram Nancy dengan mata nyalang. "Jangan ganggu kami, atau Tuan Topan bisa membuatmu ditendang dari bar ini!" balas Jeremy tak kalah sengit. Nancy pergi membawa dongkol dan muka masam, merasa dihina oleh Jeremy sebagai perempuan. Meski dia seorang pelacur, tetapi Nancy tidak terima diperlakukan kasar oleh laki-laki manapun. Bagi Nancy, itu menginjak harga dirinya. Saat Jeremy berbalik untuk kembali ke sofa, Topan sedang meneguk Vodkanya hingga tandas. "Tambahkan lagi!" teriak Topan dari sofanya sambil mengangkat gelas,
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more
Bab 8. Berdua di kamar
Emma menggeliat antara sadar dan tidak sadar. Dia merasa tubuhnya seperti terhalang sesuatu, gerak tangannya tidak leluasa, dan ada benda berat di atas perut dan kakinya., Saat sedang membalik badan, Emma terkejut karena kepalanya terantuk benda keras. Dia berulang kali mengedipkan mata lalu mendelik melihat laki-laki memeluknya sangat erat. "Astaga! Siapa dia?" Emma sontak bangun dengan susah payah, matanya semakin mendelik seperti akan keluar saat melihat pria di sampingnya.Udara dingin, tidak berselimut, pria itu malah telanjang bulat tanpa merasa tulangnya ditusuk nyeri dingin. "Hei, lepaskan aku, kenapa kamu ada di sini? Siapa kamu?" Emma berusaha melepaskan tangan dan kaki dari belenggu pria itu, memukul-mukul bahu Topan di posisi duduk yang sulit. Topan tak bereaksi sama sekali. Suara parau Emma yang perlahan menghilang, dibalut ketakutan dan panik, tergambar jelas di dini hari. Rasa bingung Emma tak bisa dikatakan. Bersama lelaki tidak dikenal, telanjang, satu alas, memak
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more
Bab 9. Gejolak rasa
Dua hari lalu saat bangun dari koma, Laura menghabiskan beberapa jam untuk mengingat kisah yang menjadi sejarah dalam hidupnya. Dia ingat Topan dan suaranya yang berkata cinta serta memberinya semangat, orang tuanya dan kejadian sebelum kecelakaan. "Aku ingat tentang kecelakaan itu setelah Papa mengatakannya," sahut Laura bersuara serak dan sesegukan. Dia mengusap air mata dan mengelap ingus dalam kondisi berbaring. Binar mata Topan dan Laura sirna karena histeria Laura yang terkejut. Pertemuan mereka seharusnya disertai tangis haru bahagia. Namun, perasaan mereka bercampur sedih dan senang, bahkan tidak satu pun dari mereka ada yang bisa mengungkapkan rasa itu. Dua tahun menanti dalam rindu, ketidakpastian dan harap-harap cemas, Topan seperti kapal yang hilang arah. Dia terpuruk hingga berbulan-bulan tak punya semangat hidup. Waktu yang terasa hampa bagi Topan karena kehilangan belahan jiwa. "Bagaimana kabar kamu?" Emma bertanya lagi, kali ini dengan sorot mata yang berubah binar.
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more
Bab 10. Malam pertama
Jeremy berdecih kecewa, berkacak pinggang melihat ke pintu ruang utama dengan harap-harap cemas. Tak lama berselang, mobil mewah Topan berhenti di depan pintu utama. Jeremy menutup mata, mengutuk keadaan yang tidak mendukungnya. Lantas, segera menuju teras untuk menyambut Topan."Semua sudah siap?" Topan bertanya sambil lalu, menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa. "Saya tidak menemukan Bibi Dagna di rumah, sejak tadi mencarinya. Pelayan juga tidak ada yang tahu ….""Apa maksud kamu Bibi Dagna tidak ditemukan?" Topan mendadak berhenti. Suaranya keras ketika mengklarifikasi kata-kata Jeremy.Asisten pribadi Topan itu menundukkan kepala sedikit. Intonasi Topan menunjukkan kemarahan dan keterkejutan karena Dagna yang dipikirnya menghilang. "Maksud saya, perintah Bapak belum saya sampaikan karena Bibi Dagna tidak ada di rumah sejak tadi. Saya sudah mencarinya kemana-mana, tapi Bibi tidak juga ditemukan," sahut Jeremy hati-hati saat menatap Topan. Topan hanya diam sambil menatap tanpa a
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status