Home / Romansa / JERATAN KONTRAK PEWARIS / Bab 2. Tawaran tak terduga

Share

Bab 2. Tawaran tak terduga

Author: YULIAKAYA
last update Last Updated: 2023-11-10 13:46:51

"Aku menawarkanmu kesempatan emas ini. Kamu hanya perlu mengikuti perjanjiannya," kata Topan dengan tatapan keren. 

Mereka berada di apartemen Emma yang kecil dan baru saja tiba lima menit yang lalu. Topan bersikeras untuk masuk dan duduk di sofa dengan segelas air putih. Emma masih dengan gemuruh bingung, dengan dongkol–terpaksa mengizinkan Topan untuk masuk. 

Emma benar-benar membutuhkan penjelasan tentang alasan Topan mampir ke apartemennya, percakapannya yang tidak dia pahami, dan kertas yang Topan letakkan di atas meja.

"Dengar, Emma Rahandi."

Napas Emma tertahan. Dia ingat bahwa mereka berdua belum pernah menyebutkan nama masing-masing dan mereka baru bertemu dua kali. "Bagaimana Anda tahu nama saya?" 

"Namamu tertulis di plastik obat." 

Emma menarik napas. Memang tidak baik jika ada orang lain yang menemukan obat itu karena mereka akan menyakitinya, atau menculiknya untuk perdagangan manusia, atau penjualan organ tubuh secara ilegal. 

"Baiklah, jelaskan pada saya tujuan Anda dengan surat perjanjian itu." 

"Kamu cuma perlu membacanya terlebih dulu." Topan menggeser kertas itu. "Ini kesepakatan yang menguntungkan kamu." 

Sejenak, Emma menatap kertas itu dan menemukan nama yang tertulis di atasnya. 

TOPAN DIANTA MARSELAIT

"Perjanjian pernikahan? Kontrak?" Emma mengernyitkan alis setelah membaca kertas itu sekilas. "Apa maksudnya ini?" 

Topan berdehem. "Dengar, begitu kamu menandatanganinya, tidak ada lagi Emma Rahandi yang malang. Kalian tidak perlu lagi mencari uang dan tinggal di dalam kotak jelek ini." 

Topan mengambil jeda sejenak agar Emma bisa mencerna kata-katanya. Mereka sama-sama diam dengan mata saling tatap. 

"Kalian? Siapa yang Anda maksud dengan 'kalian'?" Alis Emma mendadak mengerut. 

"Kamu dan ayahmu. Kalian sangat membutuhkan uang. Ayahmu tidak akan frustasi lagi karena pinjaman itu dan kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, Emma. Dia akan mendapatkan uang yang ditransfer setiap bulannya."

"Bagaimana Anda tahu tentang saya dan ayah saya?" tanya Emma dengan sorot mata penasaran dan tak suka. Lelaki di depannya ini seperti tahu banyak hal tentang dirinya. 

"Kamu hidup di dunia modern. Informasi bisa didapat hanya dengan sekali klik di internet," jelas Topan datar. 

"Aku tidak mengerti. Ini sangat membingungkan. Tolong, bicara yang jelas dan jangan sepotong-sepotong."

Bibir Topan tersenyum tipis melihat Emma yang menurut Topan–bukan tidak mengerti, tetapi bodoh. "Aku ingin kamu menikah denganku." 

"Menikah? A-apa yang Anda bicarakan? Emma menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil. "Tidak, tidak, Anda jangan membuat saya tertawa." 

"Dengar, Emma, ini adalah simbiosis mutualisme bagi kita. Kamu dapat uang, aku dapat bayi darimu." 

"APA?" Mata Emma sontak mendelik dengan mulut menganga. 

"Ya, Sayang. Aku butuh bayi darimu. Tanda tangan saja, maka kamu akan hidup seperti ratu." 

Emma rasanya mau muntah mendengar panggilan sayang untuknya. 

"Anda.pikir saya wanita jalang yang sudi menjual martabat dan kehormatannya demi uang? Tidak!" Emma menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya tidak seperti itu. Saya tidak menyangkal bahwa saya hidup dalam kemiskinan dan saya... ya, saya butuh uang. Anda benar. Saya tinggal di dalam kotak yang jelek ini, tapi saya tidak akan pernah menurunkan harga diri saya demi uang. Anda tidak bisa membeli saya dengan cara apa pun!" 

"Aku tidak membeli kamu. Ini transaksional. Kamu punya keuntungan di sini," sahut Topan santai lalu meneguk air minum. 

"Tidak, saya mohon. Keluar dari sini." Emma menggeser kertas itu kembali kepadanya. "Pergilah." 

Topan melihat kemarahan di wajah Emma, dari suaranya yang mulai meninggi saat berbicara, dan terlihat kacau hingga harus bernapas dalam-dalam agar bisa sedikit lega. 

"Kamu punya keuntungan di sini." Topan meyakinkannya lagi, karena dia tidak boleh gagal. "Kamu menikah denganku, maka semuanya akan selesai." 

"Saya tidak tahu apa yang Anda katakan, karena saya tidak ingin tahu apa-apa. Saya sudah berterima kasih atas bantuan Anda saat itu, tapi bukan berarti Anda bisa melakukan apapun yang Anda inginkan pada saya." 

"Baiklah, izinkan aku mengatakan sesuatu untuk mengingatkanmu. Kamu tidak punya pilihan lain, karena kontrak ini akan menjadi caramu untuk mengucapkan terima kasih."

Apa yang sebenarnya diinginkan pria itu? Mereka belum pernah bertemu sebelumnya untuk saling mengenal, tetapi Topan berbicara seolah-olah dia mengenal Emma dengan baik, seolah-olah dia tahu segalanya tentang wanita itu. 

Topan datang ke rumahnya, menawarkan kebaikan karena sudah menyelamatkan sebuah nyawa dan sekarang dia menawarkan pernikahan transaksional. Apa yang sebenarnya terjadi?

Topan benar-benar mengubah emosi Emma secara tiba-tiba. Lelaki itu bahkan tidak juga terpikir untuk memperkenalkan diri sejak dia masuk ke dalam apartemen jelek. Emma. Emma bergerak ke pintu, meminta Topan untuk pergi. Namun, Topan tetap bergeming. 

"Dengan menandatangani kertas ini, hidup kamu dan ayahmu secepatnya akan berubah secara drastis. Pikirkan lagi sebelum kamu mengambil keputusan." 

"Kenapa saya harus tanda tangan?" Emma sengaja tak memberi jeda pada Topan agar dia punya alasan untuk mengusirnya, karena terjebak jawaban yang bisa Emma pelintir. 

"Sekali kamu membuat keputusan yang salah, kamu akan berada dalam kehidupan yang miskin ini untuk selamanya."

"Ada banyak gadis yang bisa Anda berikan kontra—"  

"Tapi aku menginginkanmu," potong Topan cepat. 

"Kenapa harus saya?" Emma semakin geram dengan mata nyalang, sebab lelaki di depannya benar-benar membuatnya hilang sabar. 

"Karena kamu orang yang tepat untuk memberiku ahli waris." 

"Pewaris?" Emma terkekeh. "Kalian, orang-orang kaya, selalu berbicara tentang pewaris seperti tidak ada hari esok. Kalian pikir kalian bisa melakukan apa saja terhadap orang miskin dengan uang kalian? Tidak, kalian salah. Sebagian besar dari kami akan melakukan apa saja untuk hidup termasuk yang buruk, tapi saya ... tidak akan pernah melakukannya. Lagi pula saya baru bercerai, itu sangat tidak mudah. Saya takut. Di titik ini, saya tahu Anda mengerti maksud saya, Pak."

"Aku mengerti maksud kamu." Topan berdiri dari kursi lalu mendatanginya ke pintu. Matanya terfokus pada mata Emma, lantas Topan menutup pintu. "Itu sebabnya aku tidak ingin kamu bicara lebih banyak lagi. Tanda tangan saja dan pembicaraan ini selesai." 

Topan terus menekan Emma bahwa perempuan muda itu tidak bisa melarikan diri, karena berada dalam kekuasaannya. Dia tidak mau tahu soal trauma KDRT yang Emma rasakan. Topan hanya mau Emma tanda tangan kontrak tanpa banyak bertanya. Selama beberapa waktu, Emma berpikir bagaimana menyelamatkan diri dari pria tak dikenalnya itu. 

"Tidak ada lagi yang bisa kamu katakan, selain menandatangani kontrak itu. Kamu sayang ayahmu, kan? Pikirkan dia kalau kamu tidak memikirkan dirimu sendiri. Dia punya banyak pinjaman dari rentenir. Kamu pikir mereka akan melepaskannya begitu saja?"

Emma terdiam saat Topan semakin dekat dengan wajahnya. Dia takut Topan akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.

"Maafkan aku, Emma. Ini hanya untuk dua tahun, setelah itu kamu bisa pergi dengan membawa beberapa aset sebagai hak milik kamu." 

Topan berkata dengan suara setengah berbisik, terkesan memelas karena raut wajahnya yang terlihat berubah murung. Apa yang dia ingin Emma mengerti? 

Emma benar-benar mengerti apa yang Topan inginkan darinya, tetapi Emma tidak setuju dengan taktik yang Topan gunakan. Jika yang Topan inginkan adalah seorang ahli waris, dia bisa mencari ibu pengganti dari sejumlah wanita yang mau melakukannya. Kenapa apa harus Emma?

Emma tidak percaya dengan perkataan Topan bahwa Emma adalah orang yang tepat untuk dinikahi. Otak Emma memberi sinyal bahwa perjanjian itu akan menjadi lebih dari sekedar pernikahan biasa. 

Sekarang, kedekatan wajah mereka membuat bibir mereka hanya berjarak satu inci. Mereka saling bertukar napas. Hidung Topan menyentuh hidung Emma hingga Emma merasa gugup. Saat dia memejam mata, Topan menjauhkan kepala, lalu membawanya kembali ke meja. 

"Pikirkan tentang ayahmu." Topan meletakkan pulpennya. "Bacalah dengan seksama. Waktumu lima menit."

Hening. Emma terkejut karena tindakan Topan yang menyeretnya dengan tiba-tiba. 

"Saya sudah dapat pekerjaan dan akan dimulai besok. Jadi saya tidak butuh ini. Maaf, Anda boleh keluar sekarang. Saya harus istirahat," sahut Emma pada akhirnya. 

"Apa kamu yakin? Menolaknya berarti kamu membiarkan mereka membunuh ayahmu." 

Related chapters

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 3. Dipecat

    Beberapa hari sebelumnya, kepala Emma sakit–masih pusing akibat kekerasan, seluruh tubuhnya sakit, tetapi Emma harus keluar dari rumah mantan suaminya. Dia tidak ingin tinggal di sana lagi. Rumah itu bagaikan neraka baginya yang tidak bahagia selama dua tahun pernikahan.Emma menyewa sebuah apartemen murah untuk ditempati. Barang-barangnya sudah disusun. Emma kelelahan karena berjalan sepanjang hari sambil menahan rasa sakit. Sayangnya, hal itu justru menambah rasa sakitnya, sebab Emma menyeret kopernya sejak pagi sampai akhirnya menemukan apartemen tersebut malam itu. Emma tidak bisa menahan diri agar tidak menangis. Sebentar lagi, perceraiannya akan terbongkar. Bagaimana dia bisa menyembunyikan agar ayahnya tidak tahu tentang kehidupannya yang tidak bahagia? Bahwa dia telah mengalami kekerasan dan penghinaan setiap hari selama pernikahannya. Siapa yang akan memahaminya? Siapa yang akan mendukung dan menolongnya?Namun, tidak ada yang mengetuk pintu apartemennya untuk menawarkan ba

    Last Updated : 2023-11-11
  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 4. Identitas

    Belum sempat Emma menyahut, telepon Emma berdering. Dia bicara beberapa menit, tetapi kepanikan di wajahnya terlihat jelas oleh Topan. "Apa yang terjadi?" Topan bertanya setelah Emma menutup telepon.Emma tiba-tiba berlari ke arah Topan, lantas menarik kerah bajunya dengan kuat. "SIALAN KAMU! APA YANG KAMU LAKUKAN PADA AYAHKU?" Topan tercekik oleh cengkeraman kuat Emma, kepalanya bahkan menunduk ke arah Emma yang sangat marah menatapnya dengan mata merah, suaranya melengking parau dan bergetar,"Aku tidak melakukan apa-apa. Apa yang aku lakukan pada ayahmu?" tanya Topan bernada bingung. Ekspresinya yang sedikit pongah, mendadak hilang karena reaksi Emma. "PECUNDANG!" Emma meludah ke wajah Topan, yang membuat Topan spontan menutup matanya. "Kamu membuatnya tertekan karena hutangnya. Mereka akan membunuhnya kalau dia tidak melunasinya besok."Topan mengambil sapu tangan dari balik jas, mengelap bekas ludah sambil menahan amarah. Lalu, menarik tangan Emma dari kerah bajunya. "Itu bag

    Last Updated : 2023-11-11
  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 5. Pernikahan

    Emma sama sekali tidak mengerti tentang jalan hidupnya, yang masih membingungkan baginya bahwa semuanya berubah dalam waktu kurang dari sepuluh hari. Dia juga tidak menyangka bahwa Topan akan memenuhi semua perkataannya untuk mengubah hidupnya secara drastis dalam sekejap. Gaun pengantin yang dia kenakan terlihat indah, riasan wajahnya juga cantik, Emma terlihat sangat menawan. Penata rias menciptakan momen yang tak terlupakan untuk Emma. Topan tidak berkedip saat melihat Emma di tempat pernikahan. Hanya kakeknya dan ayah Emma yang hadir dalam pernikahan yang tersembunyi itu. Beberapa orang lainnya adalah pengawal dan asistennya. "Selamat atas pernikahanmu," bisik Alex. "Kakek harap Kakek akan segera memiliki cicit." "Aku juga, Kakek. Semoga rencana ini berjalan lancar. Harus," sahut Topan, "aku sudah memikirkan rencana lain, tapi Erica tidak masuk dalam daftar berikutnya. Dia sulit diatur. Kita membutuhkan wanita seperti Emma. Dia sempurna untuk rencana ini." Namun, Topan lup

    Last Updated : 2023-11-11
  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 6. Terguncang

    Kabar dari asisten pribadinya sangat mengejutkan hingga membuat Topan berada di dua sisi. Topan merasa senang dengan kabar itu, tetapi juga terkejut karena berita itu datang tepat di hari pernikahannya. Sepanjang pesta berlangsung, Topan tidak bisa menaruh fokusnya seperti sedia kala. Pikiran Topan terpecah antara merahasiakan statusnya dan Laura dari Emma, bagaimana dan kapan mengunjungi Laura, bagaimana menghadapi mertua saat mereka tahu pernikahannya bersama Emma, dan pertanyaan apakah Laura sudah benar-benar bangun dari komanya atau belum. Terlebih, kedatangan mertuanya yang tiba-tiba mengubah suasana menjadi semakin pelik. Pesta sederhana yang mewah pun tidak dia nikmati, sebab Topan dipaksa berpikir keras untuk membuat situasi baik-baik saja, termasuk perasaannya. "Kedatangan mereka untuk memberitahu kabar tentang Nyonya Laura. Tuan Besar sudah mengurusnya, Pak. Saya tidak tahu apa yang beliau katakan pada mereka," ujar asisten ketika memberitahunya. "Tuan Besar juga meminta B

    Last Updated : 2023-12-11
  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 7. Hasrat

    "HENTIKAN, NANCY! AKU SEDANG TIDAK INGIN!" pekik Topan sambil menyingkirkan tangan Nancy dari dalam celananya. Nancy langsung terdorong ke belakang, terkejut melihat mata Topan sengit menatap padanya, mukanya merah padam, dan napasnya tertahan. Jeremy langsung bangun dan menarik Nancy menjauh dari Topan, keluar dari area sofa tempat mereka duduk. "Aku sudah bilang tinggalkan kami! Majikanku sedang ingin sendiri! Pergi!" "Kau sangat kasar padaku, Jeremy!" geram Nancy dengan mata nyalang. "Jangan ganggu kami, atau Tuan Topan bisa membuatmu ditendang dari bar ini!" balas Jeremy tak kalah sengit. Nancy pergi membawa dongkol dan muka masam, merasa dihina oleh Jeremy sebagai perempuan. Meski dia seorang pelacur, tetapi Nancy tidak terima diperlakukan kasar oleh laki-laki manapun. Bagi Nancy, itu menginjak harga dirinya. Saat Jeremy berbalik untuk kembali ke sofa, Topan sedang meneguk Vodkanya hingga tandas. "Tambahkan lagi!" teriak Topan dari sofanya sambil mengangkat gelas,

    Last Updated : 2023-12-15
  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 8. Berdua di kamar

    Emma menggeliat antara sadar dan tidak sadar. Dia merasa tubuhnya seperti terhalang sesuatu, gerak tangannya tidak leluasa, dan ada benda berat di atas perut dan kakinya., Saat sedang membalik badan, Emma terkejut karena kepalanya terantuk benda keras. Dia berulang kali mengedipkan mata lalu mendelik melihat laki-laki memeluknya sangat erat. "Astaga! Siapa dia?" Emma sontak bangun dengan susah payah, matanya semakin mendelik seperti akan keluar saat melihat pria di sampingnya.Udara dingin, tidak berselimut, pria itu malah telanjang bulat tanpa merasa tulangnya ditusuk nyeri dingin. "Hei, lepaskan aku, kenapa kamu ada di sini? Siapa kamu?" Emma berusaha melepaskan tangan dan kaki dari belenggu pria itu, memukul-mukul bahu Topan di posisi duduk yang sulit. Topan tak bereaksi sama sekali. Suara parau Emma yang perlahan menghilang, dibalut ketakutan dan panik, tergambar jelas di dini hari. Rasa bingung Emma tak bisa dikatakan. Bersama lelaki tidak dikenal, telanjang, satu alas, memak

    Last Updated : 2023-12-16
  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 9. Gejolak rasa

    Dua hari lalu saat bangun dari koma, Laura menghabiskan beberapa jam untuk mengingat kisah yang menjadi sejarah dalam hidupnya. Dia ingat Topan dan suaranya yang berkata cinta serta memberinya semangat, orang tuanya dan kejadian sebelum kecelakaan. "Aku ingat tentang kecelakaan itu setelah Papa mengatakannya," sahut Laura bersuara serak dan sesegukan. Dia mengusap air mata dan mengelap ingus dalam kondisi berbaring. Binar mata Topan dan Laura sirna karena histeria Laura yang terkejut. Pertemuan mereka seharusnya disertai tangis haru bahagia. Namun, perasaan mereka bercampur sedih dan senang, bahkan tidak satu pun dari mereka ada yang bisa mengungkapkan rasa itu. Dua tahun menanti dalam rindu, ketidakpastian dan harap-harap cemas, Topan seperti kapal yang hilang arah. Dia terpuruk hingga berbulan-bulan tak punya semangat hidup. Waktu yang terasa hampa bagi Topan karena kehilangan belahan jiwa. "Bagaimana kabar kamu?" Emma bertanya lagi, kali ini dengan sorot mata yang berubah binar.

    Last Updated : 2023-12-18
  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 10. Malam pertama

    Jeremy berdecih kecewa, berkacak pinggang melihat ke pintu ruang utama dengan harap-harap cemas. Tak lama berselang, mobil mewah Topan berhenti di depan pintu utama. Jeremy menutup mata, mengutuk keadaan yang tidak mendukungnya. Lantas, segera menuju teras untuk menyambut Topan."Semua sudah siap?" Topan bertanya sambil lalu, menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa. "Saya tidak menemukan Bibi Dagna di rumah, sejak tadi mencarinya. Pelayan juga tidak ada yang tahu ….""Apa maksud kamu Bibi Dagna tidak ditemukan?" Topan mendadak berhenti. Suaranya keras ketika mengklarifikasi kata-kata Jeremy.Asisten pribadi Topan itu menundukkan kepala sedikit. Intonasi Topan menunjukkan kemarahan dan keterkejutan karena Dagna yang dipikirnya menghilang. "Maksud saya, perintah Bapak belum saya sampaikan karena Bibi Dagna tidak ada di rumah sejak tadi. Saya sudah mencarinya kemana-mana, tapi Bibi tidak juga ditemukan," sahut Jeremy hati-hati saat menatap Topan. Topan hanya diam sambil menatap tanpa a

    Last Updated : 2023-12-19

Latest chapter

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 70. Tamat.

    Mereka turun di restoran mahal. Topan memesan menu-menu barat yang belum pernah Emma rasakan. Sambil menunggu pelayan mengantarkan makanan, Topan lanjut berbincang. Memperkenalkan banyak hal pada Emma tentang kehidupan orang-orang kaya, kebiasaan mereka dan lainnya."Aku sering melihatnya di tv. Kalian suka membuang-buang uang untuk barang-barang tidak penting. Sandal untuk ke WC saja harganya tiga juta Rupiah." Topan tidak terima dikatakan buang-buang uang hanya untuk sandal WC. Itu bukan buang-buang uang melainkan kualitas hidup dan prestige. "Emma, karena kamu bicara denganku maka aku masih mengerti. Tapi kalau kamu bicara dengan orang lain seperti tadi kamu akan ditertawakan. Tidak tahu apa-apa tentagn kehidupan orang kaya, kenapa membeli produk mahal hanya untuk dipakai di kamar mandi, kenapa beli tas mahal sampai satu milyar untuk satu tas."Topan mendekatkan dirinya lagi pada Emma. Dia ingin Emma memahami tentang gaya hidup dan cara pandang orang kaya dalam memaknai sesuatu b

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 69. Orang ganteng

    "Kamu pernah ke sini?" Topan bertanya ketika mobil menginjak rem di Kota Tua. "Belum pernah, hanya sering mendengarnya. Katanya Kota Tua tempat wisata yang banyak nilai sejarah," kata Emma, terpana memandang pemandangan Kota Tua yang menakjubkan. Dengan menggendong Kia, Topan menggandeng tangan Emma masuk ke Kota Tua. Dia terlhat sangat keren dan menjadi pusat perhatian pengunjung di sana. Topan menggunakan kaca mata gelap, memakai pakaian kasual yang sederhana tetapi terlihat mahal.Emma awalnya tidak peduli dengan perhatian para perempuan di sana. Namun, dia menjadi risih pada akhirnya karena mereka turut meliriknya.Aroma parfum Topan juga sangat menggoda. Dia sangat wangi dan membuat perempuan semakin tidak bisa berpaling darinya. Emma tahu risiko menjadi istri orang ganteng dan kaya. Namun, apa mereka tidak bisa menjaga matanya sebentar saja?Entah apa yang membuat Emma mengeratkan jarinya di genggaman Topan, tetapi hatinya tidak suka melihat yang matanya lihat.Topan membawa

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 68. Permintaan terakhir

    "Kamu tahu apa yang paling diinginkan seseorang yang mencinta?" Emma menoleh ketika pertanyaan Topan terdengar menggelikan di telinganya. Entah kenapa Topan terdengar seperti seorang pujangga kali ini."Aku tidak tahu. Aku tidak mengharapkan mencintai lagi karena itu menyakitkan," sahut Emma membuat Topan tertegun. "Aku hanya ingin bebas dan tenang, bahagia bersama Kia dan mewujudkan cita-citaku." Topan mendadak merasa kecil hati karena tidak dilibatkan dalam hidup Emma. Dia lalu bertanya, "Apa kamu tidak ingin bahagia bersamaku?" Emma menoleh padanya. Hati Emma berdesir dan dia merasa melambung ke awan. Emma merasa gugup dan kikuk, salah tingkah karena emosinya seketika berubah. "Apa aku salah kalau berkata 'mungkin' karena tidak mau terburu-buru?" "Kalau aku tidak mau menerima kata mungkin, bagaimana?" Topan malah membuat Emma terjun ke dasar jurang, tidak memiliki jalan keluar untuk naik lagi ke tebing. Kenapa dia suka sekali membingungkan Emma? Apa itu hobinya, membuat orang

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 67. Kematian Alex.

    Laura mengulur waktu untuk menjawab pertanyaan Topan agar mantan suaminya itu terpancing amarah dan keceplosan mengatakan kebenaran tentang Erica."Saat dia disekap, aku juga ada di sana 'kan? Apa kamu lupa itu,Topan? Jadi sudah pasti aku tahu apa yang terjadi padanya.""Apa yang terjadi padanya?" serang Topan mulai mengikuti alur permainan Laura."Kamu suruh dia keluar menemui seseorang."Topan sempat menegang saat Laura mengatakan tentang perjanjiannya dengan Erica pada hari itu. Ekspresi itu sempat tertangkap oleh Laura meski sekilas. Perempuan itu tersenyum miring dan sinis melihat Topan masuk dalam permainannya. "Kamu dengar sendiri apa yang kukatakan padanya, lalu dia tewas bunuh diri meninggalkan surat permintaan maaf. Siapa yang menduga dia akan berakhir seperti itu? Mengenaskan. Aku tidak menyangka nekat yang dia miliki bisa sejauh itu."Laura memerhatikan Topan dengan ekspresi tajam. Mimik muka Topan ketika berbicara tampak sangat serius dan meyakinkan. Gerakan tubuhnya da

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 66. Pembunuh Erica

    Topan terdiam kaku di depan ranjang Alex dengan perasaan sakit entah bagaimana mengatakannya. Dia menangis diam, tetapi tangannya menggenggam erat dan geram ketika memegang ujung besi ranjang tersebut. Setelah dokter mengatakan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyakit tersebut, Topan sontak dihantui rasa takut. Dia bahkan melupakan Emma dan Kia yang menunggunya di luar. Dia ditemani Dagna menemui Alex. Topan tidak mempunyai kata-kata untuk dikatakan. Namun, di kepalanya bergelayut banyak hal yang membuat sesak dan penat. Satu-satunya orang yang dia miliki, temannya bermain, dan tempatnya berkeluh kesah, Alex akan menjadi mimpi buruk bagi Topan jika pria tua itu pergi. "Kita hanya bisa berdoa buat kakekmu," ujar Dagna mengusap punggung Topan untuk menenangkannya. "Maafkan Bibi karena lalai menjaga kakekmu."Dagna mengatakannya dengan suara dan bibir bergetar. Matanya belum berhenti meneteskan air matas sejak Topan mengajaknya masuk ke kamar Alex. "Kakek tidak boleh mati. Tid

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 65. Penyakit Alex.

    "Tidak perlu, aku tahu kamu mengambil kesempatan." Emma memalingkan muka. Entah apa yang membuatnya kikuk dan pipinya merona.Emma juga tidak bisa menjabarkan bagaimana jantungnya berdetak tidak karuan dan sekujut tubuhnya mulai terasa gemetar."Kenapa kamu bilang begitu? Aku punya hak untuk melakukan itu. Kita suami istri. Jadi, apanya yang salah?"Emma tidak menggubris komentar Topan, melainkan beranjak menuju ke kasur, mengambil posisi di sebelah Kia. Topan juga melakukan hal serupa. Sebelumnya, dia mengirim pesan pada Jeremy untuk mengabarinya bila pesawat sudah tiba di bandara.Topan membelai pipi Kia. Dia merasa penat dan beban di bahu luruh ketika jarinya yang kasar dan besar menyentuh kulit Kia yang halus. Lelahnya pun menjadi hilang melihat Kia tidur lelap dengan polosnya."Ceritakan padaku, bagaimana masa kecilmu? Aku ingat kita tidak pernah membahas topik ini sebelumnya," kata Topan memandang Emma."Aku suka bermain layangan. Dulu aku sering bermain di lapangan dekat rumah

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 64. Jawaban Emma

    "Wahhh … ini indah sekali." Emma terkagum-kagum melihat keindahan Kahlenberg. Salah satu wisata paling populer di Wina. Pengunjung bisa menikmati keindahan kota dan alam Wina dari atas bukit. Topan membawa Emma ke bukit tersebut, sekaligus untuk bersenang-senang di alam terbuka yang lebih bebas. "Kamu suka?" Topan bertanya dengan senyum semringah. Usahanya membawa Emma dan Kia jalan-jalan dan berlibur membuatnya senang. "Tentu saja aku suka. Semuanya sangat indah. Ah, aku tidak bisa mengatakannya seperti apa. Tapi ini benar-benar luar biasa," ujar Emma terkesima memandangi kota dari atas bukit. Topan mengusap kepala Emma ketika angin menerbangkan rambut Emma yang panjang. Dia memindahkan segumpal rambut yang jatuh di wajah Emma dengan tatap terpana. Emma terlihat sangat cantik dan menawan. Entah kenapa. Namun, Topan sulit memindahkan tatap matanya dari Emma. Perempuan itu sedang sangat gembira menikmati pemandangan ditembus angin Kohlenberg. Topan memberi Emma waktu untuk menik

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 63. Skandal baru

    "Dari mana kalian? Aku mencari-cari sejak tadi. Kamu bahkan tidak membawa ponsel," kata Topan ketika melihat Emma dan Kia dari lorong kamar lantai satu. "Aku baru saja bertemu Nyonya Laura." "Apa? Laura? Sedang apa dia di sini?" Kening Topan samar-samar mengerut. "Katanya ada pertemuan bisnis denganmu." Emma berkata tanpa menghentikan langkah. "Ada-ada saja, tidak ada pertemuan di hotel ini. Jeremy harus ikut denganku jika menyangkut bisnis." Topan terkekeh. "Dia menginap di hotel sini juga?" "Dia mengatakan itu padaku. Aku tidak peduli karena aku tidak mengerti bisnis." "Dan kamu percaya?" Topan mengikuti Emma berjalan menuju lift. "Aku tidak peduli kalaupun itu benar. Setahuku bisnis bisa dilakukan di mana saja." Topan menaruh curiga pada kedatangan Laura di hotel itu. Dia mengambil ponsel dan menghubungi Jeremy untuk mencari informasi tentang Laura. "Tunggu!" Topan menahan pintu lift, ketika Emma akan masuk. "Mau ke mana?" "Kembali ke kamar," sahut Emma bermuka datar. Ent

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 62. Bertemu di Wina

    Entah kenapa Topan menanyakan hal itu di situasi bahagia seperti ini. Dia seperti tidak memiliki waktu lain dan kesempatan untuk mengetahui jawaban Emma yang terakhir. Topan ingin mencuci otak Emma untuk tetap bersamanya dan Kia."Tidak, tidak, anggap saja aku tidak pernah bertanya. Lupakan."Emma mengerutkan kening ketika tipan mengatakan hal itu. Dia tidak mengerti apa yang Topan katakan, sebab saat itu terjadi Emma sedang menyesuaikan posisi berdiri Kia. Dia tidak mendengar apa yang Topan katakan. Topan jadi salah tingkah sekarang. Dia menyandarkan kepala sambil menarik napas agar bisa lega. "Kamu bicara sesuatu?" tanya Emma heran melihat Topan seperti maling tertangkap basah. Topan langsung menoleh dan terdiam memandangi Emma. "Tadi kamu ada mengatakan sesuatu atau tidak?" ulang emma melihat Topan tidak juga menjawab pertanyaannya. Bingung Emma semakin bertambah ketika menemukan ekspresi bingung juga muncul di wajah suaminya."E-tidak-tidak, aku hanya bilang jangan terlalu lam

DMCA.com Protection Status