Semua Bab Tinggal Bersama Bos Cantikku: Bab 231 - Bab 240

2906 Bab

Bab 231

Pria itu berdiri tegak di sana sambil memegang koper di tangan kanannya, sementara lengan kirinya dibalut dengan kain kasa.Setelah melihat sejenak, Surya berkata dengan linglung, "Naka?"Surya segera berjalan melintasi jembatan, lalu berdiri di sisi Naka. Setelah itu, Surya berkata sambil melihat lengannya, "Kenapa kamu datang begitu cepat?""Pejuang tingkat pertama, Naka dari Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural datang untuk melapor kepada Kapten Surya," kata Naka dengan hormat.Setelah melihat mobil di belakang, Surya bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Apa itu?""Itu adalah perlengkapan cabang kita dan beberapa anggota staf," kata Naka."Kenapa kamu tahu aku tinggal di sini?" tanya Surya dengan ragu.Naka menjawab, "Kepala Departemen telah mengeluarkan perintah kepada departemen terkait di Provinsi Andaru, jadi aku mengetahuinya."Surya terdiam seribu bahasa.Surya mengetahui Leonard yang memberi tahu Naka.Namun, di saat bersamaan, Surya juga merasa terke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 232

Saat ini, empat staf sudah memasang peralatan.Pertama-tama, mereka memasang radar melingkar di atap, kemudian memasang berbagai peralatan yang disebar di dalam ruangan."Apa ini?" tanya Surya.Naka menjawab, "Penerima sinyal satelit, sistem akses, superkomputer khusus untuk Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural.""Oh," kata Surya dengan ekspresi mengerti.Tentu saja penerima sinyal satelit digunakan untuk menyambung ke sinyal satelit. Alat ini lebih stabil dibandingkan dengan saluran khusus.Surya juga mengetahui bahwa sistem akses adalah proyek keamanan nasional yang dapat terhubung ke semua kamera publik di seluruh negeri dan melihat video tersebut kapan pun.Mengenai superkomputer, Surya tidak tahu banyak tentang perangkat itu. Namun, dia juga tahu bahwa itu pasti adalah komputer dengan kekuatan super dan pengoperasian yang sangat cepat.Peralatan ini lebih kuat dari peralatan departemen provinsi terkait. Hal ini juga membuktikan bahwa kekuatan Departemen Penel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 233

"Sialan," umpat Surya dengan kesal. Apakah sesuatu telah terjadi?"Masuklah."Naka berjalan masuk.Surya mengerutkan kening sambil memandang Naka. Setelah beberapa saat, Surya bertanya, "Kamu nggak ada misi, 'kan?""Sesuai permintaan, silakan pergi ke kantor untuk menetapkan kata sandi," kata Naka.Seketika, Surya menghela napas lega, lalu berkata, "Kupikir itu ada masalah apa, kamu mengagetkanku."Kemudian, Surya meminta Linda dan yang lainnya menunggu. Setelah itu, dia dan Naka berjalan ke kantor.Pada saat ini, staf telah selesai memasang peralatan dan meninggalkan tempat itu. Hanya tersisa Surya dan Naka di kantor.Pertama-tama, Naka memberi tahu Surya cara mengoperasikan peralatan tersebut, kemudian dia meminta Surya untuk menetapkan kata sandi.Ada kata sandi untuk menghubung ke satelit, kata sandi untuk pengaktifan komputer, kata sandi sekunder untuk pribadi, hingga bahkan kata sandi untuk penghancuran mesin.Setelah operasi ini, Surya menetapkan tujuh hingga delapan kata sandi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 234

Vera duduk di kantor kepala redaksi. Seketika, dia tidak bisa memercayai masalah ini.Vera mengelus meja besar sambil tersenyum dengan perlahan.Semua upaya yang dikeluarkan tidak sia-sia.Namun setelah beberapa saat, Vera menjadi tenang dan mulai menganalisis semuanya dengan cermat.Pada akhirnya, pikiran Vera tertuju pada pria yang direkam di video yang dikirim Sarah.Identitas pria itu tentu tidak sederhana. Bahkan di Konsorsium Pelita pun, jabatannya pasti sangat tinggi.Karena Raka turun tangan untuk menyelesaikan kejadian ini. Apa mungkin dia orang sederhana yang bisa berhubungan dengan Raka?Setelah berpikir sejenak, Vera segera memulai rencana untuk mengatur wawancara eksklusif dengan Konsorsium Pelita. Kemudian, Vera meminta Lastri untuk menjadi pembawa acara.Setelah menyelesaikan rencananya itu, Vera merasa sangat bangga.Dia dan Lastri sama-sama diuntungkan dari kejadian ini. Jadi, mereka dapat menggunakan masalah ini untuk meninggalkan kesan yang baik pada Konsorsium Pelit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 235

"Nggak, nggak." Rania melambaikan tangannya berulang kali.Setelah memikirkannya, Surya merasa Rania tidak mungkin ditindas. Bagaimanapun, sekarang Rania adalah manajer umum gedung perusahaan ini. Selain itu, ada Mona yang melindunginya. Siapa yang berani mengganggunya?"Kalau begitu, apa yang terjadi?" tanya Surya dengan bingung.Melihat hal ini, Rania menyipitkan mata pada Surya. Kemudian, mereka pun berjalan ke area sudut yang jauh.Rania berkata dengan malu-malu, "Sejak aku menjadi manajer umum, ada banyak rumor yang menyebar di perusahaan, jadi aku sedikit malu saat bertemu denganmu."Setelah berpikir sejenak, Surya mengerti maksud Rania.Hal itu karena Surya membantu Rania menjadi manajer umum, jadi skandal keduanya menyebar di pusat perbelanjaan. Rumor itu mungkin mengatakan bahwa Rania menjalin hubungan dengan seorang petinggi. Hal seperti ini sering terjadi di tempat kerja.Setelah memahaminya, Surya berkata sambil tersenyum pelan, "Biarkan mereka bergosip. Kamu nggak mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 236

Surya tidak ingin melanjutkan topik ini lagi.Bagaimanapun, mereka sudah bercerai. Maya bebas melakukan apa pun yang dia inginkan.Setelah menghibur Mona dan menanyakan kemajuan Perusahaan Lintang Harapan bergabung dengan Konsorsium Pelita, Surya pun pergi dari sana.Begitu kembali ke Pulau Aora, Surya mengunci dirinya di kamar dan bermeditasi siang malam hingga Rania menelepon keesokan paginya."Eh, Surya, kamu bilang kamu akan kembali ke kampung halaman untuk berkunjung, apakah kamu masih mau pergi?" Suara lemah Rania terdengar dari telepon.Surya berkata dengan cepat, "Aku pergi. Di mana kamu? Tunggu aku, aku akan segera tiba."Kemudian, Rania memberi tahu alamatnya dan Surya segera pergi ke sana.Sesampainya di sana, Rania sudah menunggu di pinggir jalan.Hari ini, Rania mengenakan kemeja putih dan celana jeans ketat. Penampilannya terlihat seperti seorang karyawan profesional.Surya meminta Rania untuk masuk ke dalam mobil sambil tersenyum. Lalu, mereka berdua berkendara menuju ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 237

Mendengar Rania begitu terkejut, bibi keduanya, Risa Runisa menepuk bahu Rania sambil berkata dengan ekspresi tidak puas, "Kenapa kamu berteriak? Berapa umurmu? Kamu bahkan nggak punya pasangan? Orang yang aku perkenalkan adalah seorang pengusaha dan pemilik pabrik makanan di kota kita yang memiliki aset puluhan juta. Apa dia masih nggak layak untukmu?""Ya, Rania." Ibunya Rania, Rimas Runisa, juga berkata, "Latar belakang keluarga pemuda itu bagus, dia juga terlihat baik. Kami telah membantumu memeriksanya."Ayahnya Rania, Ansel Sukmaja, tampak lebih jujur​​. Dia tidak mengatakan apa pun.Namun, bagaimana Rania menyetujuinya? Dia pun berkata dengan tergesa-gesa, "Aku belum mau mencari pacar. Surya, tolong segera hentikan mobilnya. Aku nggak mau pergi."Rania tidak tahu bahwa jamuan makan ini adalah acara kencan buta untuknya.Rania tidak memiliki ide untuk berpacaran. Selain itu, Surya berada di sisinya. Sekarang, Rania benar-benar merasa malu hingga ingin bersembunyi.Surya juga mera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 238

Surya ditarik oleh Ansel. Oleh karena itu, dia hanya bisa mengikuti mereka masuk.Setelah beberapa saat, mereka berjalan masuk ke ruang VIP. Tampaknya, ruangan itu sudah dipesan sebelumnya.Beberapa orang duduk. Rania sengaja duduk di sebelah Surya. Risa memutar bola matanya dengan marah, dia terlihat semakin kesal dengan Surya.Surya tampak canggung. Dia pun duduk tegak di samping Rania tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Apa lagi yang bisa Surya lakukan?Rania pasti tidak akan membiarkan Surya pergi. Jika dia tidak pergi, Risa terus menatap Surya dengan tatapan membunuh. Oleh karena itu, Surya hanya bisa duduk diam di sana.Saat ini, pelayan membawakan teh. Untuk menghilangkan rasa canggungnya, Surya segera bangkit dan menuangkan air untuk semua orang, lalu bertanya, "Kenapa pengusaha itu belum datang?"Logikanya, saat kencan buta, pria seharusnya datang lebih awal dan mempersiapkan segala sesuatu.Kenapa sekarang malah pihak perempuan yang mengurus masalah ini dan menunggu pihak lak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 239

Melihat hal ini, Risa segera menjelaskan, "Dia adalah sopirnya Rania. Dia datang jauh-jauh, jadi kami mengajak dia makan bersama.""Oh." Heru mengangguk pelan, lalu duduk di hadapan Surya dan Rania. Kemudian, dia melemparkan tasnya ke atas meja."Pelayan, sajikan makanannya," teriak Risa dengan cepat.Namun, saat ini Heru berkata sambil melambaikan tangannya, "Nggak perlu terburu-buru.""Oke, oke." Risa segera menghentikan pelayan.Heru tersenyum, lalu berkata sambil memandang Rania, "Kamu Bu Rania, 'kan?""Nggak perlu sungkan. Aku hanya seorang karyawan," kata Rania dengan tenang.Heru kembali bertanya, "Aku dengar kamu baru saja diangkat menjadi manajer umum Lintang Harapan?""Ya."Heru berkata sambil terkekeh, "Lintang Harapan adalah perusahaan besar, nggak seperti kota kecil seperti ini. Pencapaian perusahaanku sudah seperti ini, nggak bisa berkembang lagi.""Pak Heru juga merupakan pemuda yang memiliki talenta," kata Rania.Heru tersenyum tipis. Kemudian, dia menatap Surya sambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 240

Heru berkata sambil terkekeh, "Benar, tapi Bu Rania lebih baik memperhatikan identitasmu. Sama seperti sopirku, dia bahkan nggak memasuki pintu ini. Hanya dengan menjaga jarak, bawahan baru bisa menghormatimu. Tindakanmu ini sangat mudah membuat mereka memiliki pikiran buruk dan melewati batas.""Kamu nggak perlu khawatir tentang hal itu," jawab Rania.Setelah memikirkan kata-kata Heru, Surya merasa ada benarnya, tapi dia tidak begitu menyetujuinya.Pada saat ini, pintu dibuka oleh seorang pelayan. Kemudian, seorang pria paruh baya berkepala botak dan perut buncit berjalan masuk dengan perlahan.Heru segera berdiri dan memperkenalkan kepada semua orang. "Semuanya, ini pamanku, Ifan Haryanto."Risa segera berdiri, berlari mendekat, lalu menjabat tangan Ifan sambil berkata, "Aduh, akhirnya hari ini aku bisa bertemu dengan Pak Ifan. Kamu sangat sibuk, tapi masih meluangkan waktu untuk bertemu kami. Kami benar-benar beruntung."Ifan terkekeh. Kemudian, dia menjabat tangan dengan Risa denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
291
DMCA.com Protection Status