"Sialan," umpat Surya dengan kesal. Apakah sesuatu telah terjadi?"Masuklah."Naka berjalan masuk.Surya mengerutkan kening sambil memandang Naka. Setelah beberapa saat, Surya bertanya, "Kamu nggak ada misi, 'kan?""Sesuai permintaan, silakan pergi ke kantor untuk menetapkan kata sandi," kata Naka.Seketika, Surya menghela napas lega, lalu berkata, "Kupikir itu ada masalah apa, kamu mengagetkanku."Kemudian, Surya meminta Linda dan yang lainnya menunggu. Setelah itu, dia dan Naka berjalan ke kantor.Pada saat ini, staf telah selesai memasang peralatan dan meninggalkan tempat itu. Hanya tersisa Surya dan Naka di kantor.Pertama-tama, Naka memberi tahu Surya cara mengoperasikan peralatan tersebut, kemudian dia meminta Surya untuk menetapkan kata sandi.Ada kata sandi untuk menghubung ke satelit, kata sandi untuk pengaktifan komputer, kata sandi sekunder untuk pribadi, hingga bahkan kata sandi untuk penghancuran mesin.Setelah operasi ini, Surya menetapkan tujuh hingga delapan kata sandi,
Vera duduk di kantor kepala redaksi. Seketika, dia tidak bisa memercayai masalah ini.Vera mengelus meja besar sambil tersenyum dengan perlahan.Semua upaya yang dikeluarkan tidak sia-sia.Namun setelah beberapa saat, Vera menjadi tenang dan mulai menganalisis semuanya dengan cermat.Pada akhirnya, pikiran Vera tertuju pada pria yang direkam di video yang dikirim Sarah.Identitas pria itu tentu tidak sederhana. Bahkan di Konsorsium Pelita pun, jabatannya pasti sangat tinggi.Karena Raka turun tangan untuk menyelesaikan kejadian ini. Apa mungkin dia orang sederhana yang bisa berhubungan dengan Raka?Setelah berpikir sejenak, Vera segera memulai rencana untuk mengatur wawancara eksklusif dengan Konsorsium Pelita. Kemudian, Vera meminta Lastri untuk menjadi pembawa acara.Setelah menyelesaikan rencananya itu, Vera merasa sangat bangga.Dia dan Lastri sama-sama diuntungkan dari kejadian ini. Jadi, mereka dapat menggunakan masalah ini untuk meninggalkan kesan yang baik pada Konsorsium Pelit
"Nggak, nggak." Rania melambaikan tangannya berulang kali.Setelah memikirkannya, Surya merasa Rania tidak mungkin ditindas. Bagaimanapun, sekarang Rania adalah manajer umum gedung perusahaan ini. Selain itu, ada Mona yang melindunginya. Siapa yang berani mengganggunya?"Kalau begitu, apa yang terjadi?" tanya Surya dengan bingung.Melihat hal ini, Rania menyipitkan mata pada Surya. Kemudian, mereka pun berjalan ke area sudut yang jauh.Rania berkata dengan malu-malu, "Sejak aku menjadi manajer umum, ada banyak rumor yang menyebar di perusahaan, jadi aku sedikit malu saat bertemu denganmu."Setelah berpikir sejenak, Surya mengerti maksud Rania.Hal itu karena Surya membantu Rania menjadi manajer umum, jadi skandal keduanya menyebar di pusat perbelanjaan. Rumor itu mungkin mengatakan bahwa Rania menjalin hubungan dengan seorang petinggi. Hal seperti ini sering terjadi di tempat kerja.Setelah memahaminya, Surya berkata sambil tersenyum pelan, "Biarkan mereka bergosip. Kamu nggak mungkin
Surya tidak ingin melanjutkan topik ini lagi.Bagaimanapun, mereka sudah bercerai. Maya bebas melakukan apa pun yang dia inginkan.Setelah menghibur Mona dan menanyakan kemajuan Perusahaan Lintang Harapan bergabung dengan Konsorsium Pelita, Surya pun pergi dari sana.Begitu kembali ke Pulau Aora, Surya mengunci dirinya di kamar dan bermeditasi siang malam hingga Rania menelepon keesokan paginya."Eh, Surya, kamu bilang kamu akan kembali ke kampung halaman untuk berkunjung, apakah kamu masih mau pergi?" Suara lemah Rania terdengar dari telepon.Surya berkata dengan cepat, "Aku pergi. Di mana kamu? Tunggu aku, aku akan segera tiba."Kemudian, Rania memberi tahu alamatnya dan Surya segera pergi ke sana.Sesampainya di sana, Rania sudah menunggu di pinggir jalan.Hari ini, Rania mengenakan kemeja putih dan celana jeans ketat. Penampilannya terlihat seperti seorang karyawan profesional.Surya meminta Rania untuk masuk ke dalam mobil sambil tersenyum. Lalu, mereka berdua berkendara menuju ka
Mendengar Rania begitu terkejut, bibi keduanya, Risa Runisa menepuk bahu Rania sambil berkata dengan ekspresi tidak puas, "Kenapa kamu berteriak? Berapa umurmu? Kamu bahkan nggak punya pasangan? Orang yang aku perkenalkan adalah seorang pengusaha dan pemilik pabrik makanan di kota kita yang memiliki aset puluhan juta. Apa dia masih nggak layak untukmu?""Ya, Rania." Ibunya Rania, Rimas Runisa, juga berkata, "Latar belakang keluarga pemuda itu bagus, dia juga terlihat baik. Kami telah membantumu memeriksanya."Ayahnya Rania, Ansel Sukmaja, tampak lebih jujur. Dia tidak mengatakan apa pun.Namun, bagaimana Rania menyetujuinya? Dia pun berkata dengan tergesa-gesa, "Aku belum mau mencari pacar. Surya, tolong segera hentikan mobilnya. Aku nggak mau pergi."Rania tidak tahu bahwa jamuan makan ini adalah acara kencan buta untuknya.Rania tidak memiliki ide untuk berpacaran. Selain itu, Surya berada di sisinya. Sekarang, Rania benar-benar merasa malu hingga ingin bersembunyi.Surya juga mera
Surya ditarik oleh Ansel. Oleh karena itu, dia hanya bisa mengikuti mereka masuk.Setelah beberapa saat, mereka berjalan masuk ke ruang VIP. Tampaknya, ruangan itu sudah dipesan sebelumnya.Beberapa orang duduk. Rania sengaja duduk di sebelah Surya. Risa memutar bola matanya dengan marah, dia terlihat semakin kesal dengan Surya.Surya tampak canggung. Dia pun duduk tegak di samping Rania tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Apa lagi yang bisa Surya lakukan?Rania pasti tidak akan membiarkan Surya pergi. Jika dia tidak pergi, Risa terus menatap Surya dengan tatapan membunuh. Oleh karena itu, Surya hanya bisa duduk diam di sana.Saat ini, pelayan membawakan teh. Untuk menghilangkan rasa canggungnya, Surya segera bangkit dan menuangkan air untuk semua orang, lalu bertanya, "Kenapa pengusaha itu belum datang?"Logikanya, saat kencan buta, pria seharusnya datang lebih awal dan mempersiapkan segala sesuatu.Kenapa sekarang malah pihak perempuan yang mengurus masalah ini dan menunggu pihak lak
Melihat hal ini, Risa segera menjelaskan, "Dia adalah sopirnya Rania. Dia datang jauh-jauh, jadi kami mengajak dia makan bersama.""Oh." Heru mengangguk pelan, lalu duduk di hadapan Surya dan Rania. Kemudian, dia melemparkan tasnya ke atas meja."Pelayan, sajikan makanannya," teriak Risa dengan cepat.Namun, saat ini Heru berkata sambil melambaikan tangannya, "Nggak perlu terburu-buru.""Oke, oke." Risa segera menghentikan pelayan.Heru tersenyum, lalu berkata sambil memandang Rania, "Kamu Bu Rania, 'kan?""Nggak perlu sungkan. Aku hanya seorang karyawan," kata Rania dengan tenang.Heru kembali bertanya, "Aku dengar kamu baru saja diangkat menjadi manajer umum Lintang Harapan?""Ya."Heru berkata sambil terkekeh, "Lintang Harapan adalah perusahaan besar, nggak seperti kota kecil seperti ini. Pencapaian perusahaanku sudah seperti ini, nggak bisa berkembang lagi.""Pak Heru juga merupakan pemuda yang memiliki talenta," kata Rania.Heru tersenyum tipis. Kemudian, dia menatap Surya sambil
Heru berkata sambil terkekeh, "Benar, tapi Bu Rania lebih baik memperhatikan identitasmu. Sama seperti sopirku, dia bahkan nggak memasuki pintu ini. Hanya dengan menjaga jarak, bawahan baru bisa menghormatimu. Tindakanmu ini sangat mudah membuat mereka memiliki pikiran buruk dan melewati batas.""Kamu nggak perlu khawatir tentang hal itu," jawab Rania.Setelah memikirkan kata-kata Heru, Surya merasa ada benarnya, tapi dia tidak begitu menyetujuinya.Pada saat ini, pintu dibuka oleh seorang pelayan. Kemudian, seorang pria paruh baya berkepala botak dan perut buncit berjalan masuk dengan perlahan.Heru segera berdiri dan memperkenalkan kepada semua orang. "Semuanya, ini pamanku, Ifan Haryanto."Risa segera berdiri, berlari mendekat, lalu menjabat tangan Ifan sambil berkata, "Aduh, akhirnya hari ini aku bisa bertemu dengan Pak Ifan. Kamu sangat sibuk, tapi masih meluangkan waktu untuk bertemu kami. Kami benar-benar beruntung."Ifan terkekeh. Kemudian, dia menjabat tangan dengan Risa denga
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di